Home » Materi » Rumus » Pengertian dan Contoh Kata Imbuhan dalam Bahasa Indonesia

Pengertian dan Contoh Kata Imbuhan dalam Bahasa Indonesia

- Jumat, 29 Oktober 2021 | 05:00 WIB
Pengertian dan Contoh Kata Imbuhan dalam Bahasa Indonesia

Pengertian dan Contoh Kata Imbuhan dalam Bahasa Indonesia – Di dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, tentunya kita mengenal istilah kata berimbuhan. Kita sering menggunakan kata imbuhan dalm menyusun kalimat. Apa itu kata berimbuhan? Apa saja fungsinya? Dalam artikel ini kita akan membahas secara rinci tentang materi tersebut. Kata Imbuhan adalah kata tambahan yang diletakkan pada kata dasar. Menurut EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), terdapat empat macam kata imbuhan yaitu awalan (prefiks), akhiran (Sufiks ), awalan akhiran (konfiks), dan sisipan (infiks). Berikut penjelasannya.

1. Contoh Imbuhan Awalan (Prefiks)

Ada beberapa jenis bentuk imbuhan awalan yakni me-, di-, ke-, ter-, pe-, per-, se-, dan ber-. Awalan me- pada sebuah kata dasar memiliki fungsi sebagai pembentuk kata kerja aktif. Contoh:

a. Merusak: Me- + rusak
b. Memakan: Me- + makan

Awalan pe- pada kata dasar memiliki fungsi sebagai pembentuk kata benda.
Contoh:

a. Penolong: Pe + tolong (jika huruf k/p/t/s berada di awal pada kata dasar luluh menurut panduan EYD)
b. Peminta: pe + minta

Perubahan awalan me- menjadi meng-, dan pe- menjadi peng- dapat terjadi ketika sebuah kata dasar diawali dengan huruf a, e, g, h, i, u, o, k

Contoh:

Intimidasi menjadi mengintimidasi
Asuh menjadi pengasuh

Perubahan awalan me- menjadi men-, pe- menjadi pen- terjadi jika kata dasar diawali dengan bunyi c, d, dan j.

Contoh:

pencuri: pe + curi
pendosa: pe + dosa
penjahat: pe + jahat

Perubahan awalan me- menjadi mem-, pe- menjadi pem- terjadi jika kata dasar yang mengawali memiliki bunyi: /b/, /f/, /v/

Contoh:

Pembaca: pe + baca

Perubahan awalan me menjadi meny-, pe- menjadi peny- terjadi jika kata dasar yang mengawali memiliki bunyi: /s/

Contoh:

Penyikat: pe- + sikat
Menyiksa: me- + siksa

Kata dasar yang memiliki bunyi /p/, /t/, /k/ diubah menjadi /m/ dan /n/

Contoh:

Pemukul: pe + pukul
Memukul: me + pukul
Memotong: me + potong
Pemotong: pe + potong
Penulis: pe + tulis
Menulis: me + tulis

Kata dasar yang tidak mengalami perubahan bunyi awalan adalah: /l/, /m/, /n/, /r/.

Contoh:

Minum: me + minum
Peminum: pe + minum
Pelamar: pe + lamar
Melamar: me + lamar
Merusak: me + rusak

Awalan ber- dan per- berfungsi membentuk kata kerja aktif.
Untuk kata dasar yang diawali dengan r, maka awalan ber- menjadi be-, per- menjadi pe-.

Contoh:

Berjalan: ber + jalan
Berenang: be + renang
Perkeruh: per + keruh
Perkuat: per + kuat

Awalan di- dan ter- berfungsi sebagai pembentuk kata kerja dan bermakna pasif. Contoh:

(Ditendang: di + tendang) Bola itu ditendang oleh temanku. (kalimat pasif)
(Terinjak: ter + injak) Buku itu terinjak oleh Anton. (kalimat pasif)

Awalan se- berfungsi untuk membentuk kata benda.

Contoh:

Segelas: se + gelas
Seikat: se + ikat

Awalan ke- memiliki fungsi membentuk kata kerja intransitif ( kata kerja yang tidak membutuhkan obyek).

Contoh:

(Kedalam: ke + dalam) Ayah sedang masuk ke dalam
(Luar ke + luar) Paman sedang ke luar

B. Contoh Imbuhan Akhiran (Sufiks)

Berikutnya kita akan contoh imbuhan Akhiran yang terdiri dari imbuhan kan, -an, -i, -nya, -man, -wati, -wan, -asi, -isme, -in, dan –wi.

Contoh:

Makanan: makan + an
Hadirin: hadiri + in
Wartawan: warta + wan
Manusiawi: manusia + wi

C. Awalan dan Akhiran (Konfiks)

Awalan dan akhiran adalah imbuhan yang berupa integrasi dari kedua imbuhan tersebut. Imbuhan yang digunakan yakni; me-kan, pe-an, ber-an, se-nya, dan meper-kan. Awalan me-kan memiliki makna:

a. Melakukan pekerjaan orang lain. Contoh : Ardi mencucikan baju adik-adiknya.

b. Menyebabkan atau membuat jadi. Contoh : Gempa semalam menghancukan sebagian isi rumah.

c. Melakukan perbuatan. Contoh : Kucing itu memuntahkan makanannya.

d. Mengarahkan. Contoh : Hasan meminggirkan sepeda motornya.

e. Memasukkan. Contoh : Polisi memenjarakan tahanan itu ke penjara.

Baca Juga :

Imbuhan : Fungsi, Jenis, dan Contoh

Pengertian Prefiks Sufiks Infiks dan Konfiks Lengkap dengan Contoh

Awalan dan akhiran memper-kan memiliki makna :

a. Menyebabkan atau membuat jadi. Contoh : Agus Salim memperlihatkan kebolehannya bermain bola.

Awalan dan Akhiran ber – an memiliki makna:

a. Menyatakan jumlah pelaku yang banyak. Contoh : Berdatangan ber + datang + an

b. Menyatakan perbuatan yang berulang-ulang. Contoh : berlarian ber + lari + an

c. Menyatakan hubungan antara dua pihak. Contoh : Bersamaan ber + sama + an

d. Menyatakan hubungan timbal balik. Contoh : Bersalaman ber+ salam+an

Awalan dan Akhiran pe – an memiliki makna :

a. Menyatakan hal. Contoh : Pendidikan pe + didik + an, Penanaman pe + tanam + an

b. Menyatakan proses atau perbuatan. Contoh : Pendaftaran pe + daftar + an, Penelitian pe + teliti + an

c. Menyatakan hasil. Contoh : Penghasilan Pe + hasil + an

d. Menyatakan tempat. Contoh : Pemandian pe + mandi + an, Peristirahatan pe + istirahat + an

e. Menyatakan alat. Contoh: Pendengaran pe + dengar + an, Penglihatan pe + lihat + an

Awalan dan Akhiran per- an memiliki Makna :

a. Menyatakan tempat. Contoh: Perhentian per + henti + an, Perusahaan per + usaha +an

b. Menyatakan daerah. Contoh: Pertigaan per + tiga + an, Perempatan per + empat + an

c. Menyatakan hasil perbuatan. Contoh: Pertahanan per + tahan + an, Perbuatan per + buat + an

d. Menyatakan perihal. Contoh: Permusuhan per + musuh + an

e. Menyatakan banyak. Contoh : Perserikatan per + serikat +an

Awalan dan Akhiran se –nya bermakna :

a. Menyatakan makna tingkatan yang paling tinggi yang dapat dicapai. Biasanya Sering disertai dengan kata ulang. Contoh: sebagus-bagusnya, setinggi-tingginya, sejelek-jeleknya, semerah-merahnya

D. Contoh Imbuhan Sisipan (Infiks)

Berikutnya kita akan memplajari tentang Sisipan (infiks). Sisipan adalah imbuhan yang terletak di dalam kata. Imbuhan ini digunakan hanya pada kata-kata tertentu saja. Pada bentuk kata yang diimbuhi sisipan, mengalami sedikit perubahan. Imbuhan Sisipan terletak pada suku pertama kata dasarnya, yang memisahkan konsonan pertama dengan vokal pertama suku tersebut. Proses imbuhan kata tersebut di sebut infixation. Imbuhan pada sisipan berupa -er-, -el- , -em, – dan, -in.

Sisipan ( infiks/ infix) bermakna:

a. Menyatakan banyak dan bermacam-macam. Contohnya:
Tali temali
Gigi gerigi
Kelut kemelut

b. Menyatakan intensitas frekuentif, artinya menyatakan banyaknya waktu.
Contoh:

Getar gemetar, artinya menunjukan banyaknya waktu getar atau gerak suatu benda
Guruh gemuruh, artinya menunjukan banyaknya waktu guruh.
Gertak gemertak, artinya menujukan banyaknya waktu bunyi gertak.

c. Menyatakan sesuatu yang mempunyai sifat seperti yang di sebut pada kata dasarnya. Contoh:

kata kerja kinerja
kuning kemuning
tunjuk telunjuk

Ada juga sisipan (infiks) yang di pengaruhi oleh bahasa jawa. Contoh: kata kesinambungan, yang merupakan kata dasar dari kata sinambung yang di sebut kata dasar sekunder. Sedangkan kata dasar primernya sambung mendapat sisipan –in- yang artinya menyatakan sifat terus-menerus. Sama halnya dengan istilah yang terdapat dalam bidang ekonomi, dalam proses imbuhan kata dasar juga terdapat istilah yang sama, tetapi mempunyai makna yang berbeda. Istilah itu adalah kata dasar primer, kata dasar sekunder, dan kata dasar tersier.

Baca juga : 

Perbedaan Kalimat Tunggal Dan Kalimat Majemuk Lengkap

Tata Cara Pemenggalan Kata Menurut EYD

Pemakaian Huruf Kapital Dan Huruf Miring Beserta Contoh Sesuai EYD

 

Cari Artikel Lainnya