Home » Kongkow » Materi » UJI KARBOHIDRAT

UJI KARBOHIDRAT

- Rabu, 09 Februari 2022 | 15:00 WIB
UJI KARBOHIDRAT

Karbohidrat banyak jenisnya. Identifikasi adanya karbohidrat (uji karbohidrat) di dalam suatu bahan dapat dilakukan dengan uji Molish, uji Seliwanof, uji Antron, uji Benedict, uji Barfoed, uji Iodin, dan uji Fehling.

1. Uji Molish

Uji Molisch adalah suatu uji kimia kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui adanya karbohidrat dengan menggunakan pereaksi Molisch.

Uji kimia kualitatif dapat dilakukan dengan dua (2) macam cara,

1. menggunakan reaksi pembentukan warna

2. menggunakan prinsip kromatografi (TLC/Thin Layer Cromatograpgy, GC/Gas Cromatography, HPLC/High Performance Liquid Cromatography).

Dikarenakan efisiensi pengujian, pada umumnya untuk pengujian secara kualitatif hanya digunakan prinsip yang pertama yaitu adanya pembentukan warna sebagai dasar penentuan kandungan karbohidrat dalam suatu bahan.

Pada uji Molish, sebanyak 2 mL larutan sampel ditambah dengan 2 tetes α-naftol 10% (baru dibuat) dan dikocok. Secara hati – hati ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat sehingga timbul dua lapisan. Cincin warna merah pekat pada permukaan menunjunkan adanya karbohidrat dalam sampel.

2. Uji Seliwanoff

Uji Seliwanoff adalah sebuah uji kimia yang membedakan gula aldosa dan ketosa. Ketosa dibedakan dari aldosa via gugus fungsi keton/aldehida gula tersebut. Jika gula tersebut mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya jika ia mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta bahwa ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi daripada aldosa.

Reagen uji Seliwanoff ini terdiri dari resorsinol dan asam klorida pekat:

  • Asam reagen ini menghidrolisis polisakarida dan oligosakarida menjadi gula sederhana.

  • Ketosa yang terhidrasi kemudian bereaksi dengan resorsinol, menghasilkan zat berwarna merah tua. Aldosa dapat sedikit bereaksi dan menghasilkan zat berwarna merah muda.

Fruktosa dan sukrosa merupakan dua jenis gula yang memberikan uji positif. Sukrosa menghasilkan uji positif karena ia adalah disakarida yang terdiri dari furktosa dan glukosa.

Pereaksi dibuat segera sebelum digunakan. Pereaksinya terdiri atas 12 mL HCl pekat dan 3,5 mL resolsinol 0,5%. Ke dalam 1 mL sampel ditambahkan 5 mL pereaksi, kemudian ditempatkan dalam air mendidih selama 10 menit. Warna merah menunjukan bahwa dalam sampel terkandung fruktosa.

3. Uji Antron

Metode Anthrone-Sulfat merupakan salah satu contoh metode kolorimetri untuk menetapkan konsentrasi dari gula total yang ada disampel. Gula akan bereaksi dengan reagen Anthrone dalam kondisi asam yang akan membentuk warna biru-kehijauan.

Pereaksi dibuat dari larutan antron 0,2% di dalam H­2SO4 pekat. Larutan sampel sebanyak 0,2 mL ditambahkan ke dalam larutan antron. Terbentuknya warna hijau menunjukan adanya karbohidrat di dalam larutan sampel.

4. Uji Benedict

Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam larutan sampel. Uji Benedict digunakan untuk mengetahui kandungan gula pereduksi pada tetes tebu. Uji Benedict berisi larutan alkali. Larutan alkali dari tembaga direduksi oleh gula yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas dengan membentuk kupro oksida berwarna.

Prinsip dari uji Benedict adalah gugus aldehid atau keton bebas pada gula reduksi yang terkandung dalam sampel mereduksi ion Cu2+ dari CuSO4.5H2O dalam suasana alkalis menjadi Cu+ yang mengendap menjadi Cu2O.

Larutan Benedict merupakan campuran dari CuSO4, natrium sitrat, dan Na2CO3. Karbohidrat yang mempunyai sifat pereduksi (misalnya glukosa) akan memberikan endapan warna merah bata dengan larutan Benedict.

5. Uji Barfoed

Uji Barfoed digunakan untuk membedakan disakarida pereduksi dengan monosakarida produksi pada tetes tebu. Uji Barfoed mengandung kupri asetat yang dilarutkan dalam akuades dan ditambahkan dengan asam laktat.

Perekasi Barfoed terdiri atas tembaga (II) asetat. Ke dalam 5 mL pereaksi ditambahkan 1 mL larutan sampel, kemudian dipanaskan dengan penangas air selama 1 menit. Endapan merah oranye menunjukan adanya monosakarida di dalam sampel.

6. Uji Iodin

Uji iodin merupakan salah satu metode pengujian yang digunakan untuk membedakan polisakarida dari disakarida dan monosakarida.

Uji Iodin digunakan untuk menunjukan adanya polisakarida. Jika ke dalam bahan yang mengandung polisakarida diberi larutan iodin dan memberikan warna biru, berarti bahan tersebut mengandung amilum (amilosa). Amilopektin akan memberikan warna merah ungu, sedangkan glikogen dan dekstrin akan memberikan warna merah cokelat.

7. Uji Fehling

 

Larutan Fehling ditemukan oleh ahli Kimia Jerman Hermann von Fehling tahun 1849. Larutan ini digunakan untuk menguji kandungan gula pereduksi (monosakarida atau disakarida) dalam suatu sampel. Larutan Fehling dibuat dari campuran CuSO4 (Fehling A) dan Na-K-tartrat (Fehling B). Pereaksi ini akan membentuk endapan merah bata dengan monosakarida. Pengujian secara kualitatif ini berdasarkan keberadaan gugus aldehida atau keton yang bebas. 

Larutan Fehling dibagi atas dua macam yaitu larutan Fehling A (Tembaga(II) sulfat atau CuSO4) dan larutan Fehling B (KOH dan Natrium kalium tartarat). Ketika larutan basa dari kuprik hidroksida dipanaskan dalam sampel yang mengandung gula tereduksi, hasil yang didapatkan adalah warna kuning yang tidak larut atau warna merah kurprik oksida.

Larutan Fehling akan bereaksi dengan monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa dan maltosa) yang memiliki gugus aldehida dan keton bebas. Akan tetapi sukrosa tidak memiliki gugus aldehida dan keton bebas, sehingga sukrosa tidak dapat dideteksi dengan larutan Fehling.

Demikian tulisan mengenai uji karbohidrat, semoga bermanfaat.

Cari Artikel Lainnya