Home » Kongkow » Travel » 8 Agenda Budaya Bali dari Mei - Desember

8 Agenda Budaya Bali dari Mei - Desember

- Senin, 24 April 2017 | 14:00 WIB
8 Agenda Budaya Bali dari Mei - Desember

Bali bukan hanya punya bentang alam yang menawan, tapi juga sederet kalender budaya yang menarik untuk diikuti. Pas banget kalau kamu punya ketertarikan dengan hal-hal seperti ini. Apa sajakah itu?

1. Mei - Tumpek Krulut

bl1-1507fd75c97e61701e89903a93e80d08.jpg

Tumpek Krulut adalah tradisi yang dilakukan umat Hindu di Bali buat melakoni pemujaan terhadap Sang Hyang Widi atau Tuhan. Sebab, dalam manifestasinya, terdapat “Ciwa Nataraja”, yakni dewa kesenian.

Tumpek Krulut juga berarti hati yang menyatu dengan keindahan sehingga menimbulkan pikiran yang damai. Tumpek Krulut kadang disebut pula hari kasih sayang bagi umat sana.

2. Juni - Tumpek Kandang

bl2-47fb70565bd405b32602bf7ab15bb19a.jpg

Lain Tumpek Krulut, lain pula Tumpek Kandang. Tumpek Kandang merupakan hari yang istimewa untuk hewan ternak dan hewan peliharaan. Berbarengan dengan upacara ini, dilaksanakan pula Pesta Kesenian Bali (PKB).

Festival ini merupakan simbol aktivitas dan kreativitas seniman guna mendukung program-program pemerintah. Festival Gong Kebyar adalah salah satu parade yang paling ditunggu-tunggu dalam event itu.

3. Juli - Tumpek Wayang

bl3-d98b58015207996370768be9ff0f7bd4.jpg

Upacara ini bakal diadakan pada 29 Juli. Maksudnya untuk wujud pemujaan kepada Dewa Siwa sebagai Dewa Taksu, yakni Dewa untuk wayang kulit. Keluarga yang anaknya lahir tepat kala upacara ini berlangsung, menurut kepercayaan setempat, wajib memohon “penglukatan wayang”.

4. Agustus – Hari Saraswati dan Banyu Pinaruh

bl4-95dd3ccc01f723acfb1e0964772ff5b6.jpg

Pada 19 Agustus nanti, diadakan peringatan Hari Saraswati. Hari Saraswati dipercaya sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan. Pada peringatan ini, mereka umumnya melakukan pemujaan terhadap Dewi Saraswati sebagai Dewi Ilmu Pengetahuan dan Seni.

Sehari kemudian, digelar Banyu Pinaruh, dilanjutkan kegiatan penyucian diri dengan cara mandi di sumber mata air, layaknya pantai, danau, dan sungai.

5. September - Buda Wage Ukir

bl5-74eff76221b629dc991203b6021dee98.jpg

Ini merupakan wujud persembahan untuk Sang Hyang Sri Nini. Kebutuhannya untuk ucapan syukur atas penyimpanan harta benda. Di hari tersebut, umumnya orang bakal membayar sesuatu atau melakukan transaksi jual-beli karena dianggap sebagai hari baik.

6. Oktober - Tumpek Uduh

bl6-f6d5720406c8f9938b9c18b7b15f0788.jpg

Pada 7 Oktober nanti, dilakukan pemujaan terhadap Sang Hyang Sangkara, manifestasi Sang Hyang Widi Wasa dalam menciptakan kesuburan untuk tumbuh-tumbuhan.

Intinya seperti ucapan terima kasih terhadap makhluk hidup yang selalu diberi perlindungan. Lalu, Pada 17 Oktober, diselenggarakan Anggar Kasih Julungwangi. Upacara itu digelar dengan maksud untuk membersihkan diri guna menyambut Hari Raya Galungan.

7. November - Hari Raya Galungan

bl7-bbe8649748bd22082a3d0aaa3ab1ce62.jpg

Termasuk hari raya terbesar yang dirayakan umat setempat. Galungan merupakan hari yang diyakini sebagai hari terciptanya alam semesta. Juga, kemenangan Dharma melawan Adharma.

Sehari kemudian, umat Hindu di Bali bakal sembahyang di masing-masing pura kecil atau merajan, lantas mengunjungi kerabat untuk bersilaturahmi.

8. Desember - Buda Keliwon Pegatuakan

bl8-c2c840e746814a8f30a9480d473d9f54.jpg

Pegat-uwakan memiliki maksud pegat warah atau diam, tidak berbicara. Pada hari itu, Sang Maha Muni, para pakar dan orang-orang budiman, dipercaya akan bertapa.

Tujuannya untuk menyatukan tenaga. Setelah itu, tubuh akan segar bugar dan sehat jiwa dan raganya.

Sebenarnya bukan hanya Buda Keliwon Pegatuakan, sebab ada upacara tradisional lain, misalnya Buda Keliwon Pegatuakan pada 6 Desember, Tumpek Krulut pada 16 Desember, Tilem pada 18 Desember, dan Denpasar Festival, agenda terbesar kota tersebut.

Cari Artikel Lainnya