Home » Kongkow » Seni Budaya & Prakarya » Unsur Seni Peran dalam Seni Teater

Unsur Seni Peran dalam Seni Teater

- Senin, 22 November 2021 | 14:14 WIB
Unsur Seni Peran dalam Seni Teater

Unsur Seni Peran dalam Seni Teater antara lain Lakon, penokohan, tubuh, suara, penghayatan, ruang, kostum, property dan musikal. 

Unsur seni peran merupakan bagian yang sangat penting diketahui ketika seseorang terjun dalam dunia seni peran ataupun seni teater dan drama. Seni peran sendiri merupakan suatu cabang dari ilmu seni yang secara khusus mempelajari teknik menciptakan dan memainkan peran sebagai seorang tokoh tertentu.

Dalam ber-acting seseorang harus selalu memperhatikan unsur-unsur seni peran. Berikut ini adalah pembahasan mengenai unsur seni peran dalam Seni Teater.

1. Lakon

Dalam seni peran dan hubungannya dalam sebuah cerita, lakon memiliki kedudukan sebagai nyawa, nafas atau ruh dalam menjalin hubungan cerita melalui tokoh atau peran yang dibawakan seorang pemeran.

Seorang yang melakoni sebuah karakter harus memiliki improvisasi. Improvisasi dalam teater merupakan ciptaan spontan yang dilakukan seorang aktor ketika bermain peran. 

Baca juga: Pengertian Seni Lukis : Sejarah, Jenis Dan Macamnya

2. Penokohan dan Perwatakan

Penokohan dalam seni peran dibagi menjadi beberapa kedudukan dan tokoh atau peran. Diantaranya, protagonis, antagonis, deutragonis, foil, tetragnis, confident, raisonneur dan Utillity. Beberapa diantara kalian mungkin mengenal beberapa istilah di atas, tapi apa sih artinya?

  • Protagonis adalah tokoh utama dalam sebuah cerita. Kadang, pemeran utama disbut juga sebagai Tokoh putih. Kedudukan tokoh utama ini paling penting di dalam sebuah cerita karena dia memainkan cerita dari awal hingga mempunyai peristiwa dan mengalamai konflik, menyelesaikannya hingga menemukan sebuah ending atau akhir dari cerita.

  • Antagonis merupakan lawan dari tokoh utama. Tokoh antagonis ini tidak kalah pentingnya dengan Protagonis tadi. Karena bagaimanapun Antogonis memiliki peran besar dalam konflik sebuah cerita dan membuat cerita lebih menarik. Berkebalikan dengan protagonis juga, antagonis ini kadang disebut sebagai tokoh hitam. Kekuatan antara antagonis dan protagonis ini sama sehingga konflik dalam cerita terus mengalir.

  • Deutragonis adalah tokoh yang berpihak kepada tokoh utama. Dalam perannya, aktor yang memerankan peran ini membantu tokoh utama dalam menyelesaikan konflik atau sebagai pemberi saran. Tetapi tetap kedudukannya ada di bawah tokoh utama.

  • Foil adalah tokoh yang berpihak kepada Antagonis. Sama halnya seperti Deutragonis, Foil juga turut membantu Lawan dari tokoh utama untuk melancarkan tujuannya. Saran yang diberikan Foil ini cenderung lebih memperburuk karakter antagonis, sehingga konflik juga dapat berkembang dari hubungan keduanya.

  • Tetragonis adalah tokoh yang netral atau tidak memihak pada pihak manapun. Perannya selalu memberikan saran dan masukan positiv pada tokoh utama dan lawannya tanpa memihak pihak manapun sehngga konflik dapat terurai.

  • Confident adalah tokoh yang menjadi tempat pengutaraan maksud dari si tokoh utama.

  • Rasionneur adalah tokoh yang menjadi corong bicara pengarang kepada penonton.

  • Utilitty adalah tokoh pembantu. Baik dipihak putih ataupun hitam. Tokoh pembantu ini memiliki kedudukan yang tidak begitu kuat dalam sebuah cerita tetapi berfungsi sebagai pelengkap atau penghibur. Ketidakadaan tokoh ini dalam cerita tidak akan mengganggu jalan cerita.

Dalam unsur penokohan dan perwatakan ini, selain kedudukan tokoh yang paling penting juga adalah status sosial yang diberikan pada si tokoh karena hal inilah yang turut membangun sebuah cerita. Tokoh sosial yang dimaksud adalah : orang kaya, orang miskin, rakyat jelata atau bangsawan, dokter, gelandangan, presiden, polisi, dll. Dengan status sosial tersebut dapat dijelaskan pula tentang kedudukan atau jabatan yang diemban seorang actor.

Selain status sosial, yang tidak kalah lebih penting adalah deskripsi fisik yang dimiliki si tokoh, apakah fisiknya sempurna, tinggi, tampan, putih atau penyandang disabilitas. Serta tingkat intelektual si tokoh. Apakah pintar dan sarjana, atau pintar meski tidak pernah mengeyam pendidikan formal, dll.

3. Olah Tubuh


Unsur Seni Peran dalam Seni Teater

Olah Tubuh merupakan unsur penting dalam seni peran. Karena bukan hanya bagian tubuh yang harus ber-acting, tapi seluruh anggota tubuh juga harus ikut berperan. Sehingga olah tubuh dan pelatihan berguna agar seorang actor dapat memiliki stamina yang kuat, kelenturan tubuh dan daya refleks.

4. Unsur Suara

Aktor yang membawakan peran seorang tokoh dalam cerita harus memiliki suara yang prima. Bukan suara bagus yang menjadi patokan, melainkan suara yang mampu diolah kedalam berbagai intonasi sehingga peran yang dibawakan benar-benar hidup. Karena tokoh berbicara dengan emosi dan perasaan, maka seorang aktor juga harus mampu menyalurkan isi perasaannya ke dalam suara yang ia keluarkan.

5. Penghayatan

Penghayatan atau mimik wajah tentunya sudah tidak asing lagi. Penjiwaan haruslah dilakukan secara total oleh soerang aktor. Unsur penghayatan dalam seni peran memperoleh perhatian khusus, sebab setiap pemeran dalam mebawakan pemeranannya akan terasa berbeda. Sekalipun berasal penokohan yang sama dari naskah yang sama. Hal tersebut sangat tergantung pada upaya actor dalam menjiwai perannya.

Untuk beracting dengan penghayatan yang maksimal, seseorang harus berlatih secara terus menerus, membaca naskah dan melakukan observasi di kehidupan nyata sehingga benar-benar dapat menjiwai perannya. Unsur penghayatan ini bisa dibilang menjadi sarana komunikasi antara perasaan dari karakter yang dibawakan oleh aktor kepada para penonton. Disinilah para aktor harus mengetahui seni komunikasi yang efektif agar penjiwaan dan penghayatan mereka sampai pada penonton.

Baca juga: Seni Grafis: Pengertian, Teknik, Contoh, Jenis, Alat, Bahan

6. Unsur Ruang

Unsur ruang yang dimaksudkan disini adalah ruang yang dicipatakan pemeran dalam mengolah posisi tubuh dengan jarak retangan tangan dengan anggota badannya. Unsur ruang yang diciptakan atau dibangun oleh para aktor biasanya turut membawakan gerak tari. Fungsi seni tari tersebut untuk mengekpresikan karakter melalui gerak tubuh sehingga tidak repetitif dan membosankan.

7. Kostum

Kostum merupakan segala perlengkapan yang dikenakan, menempel, melekat, mendandani untuk memperindah tubuh pemeran dan memvisualisasikan karakter dari tokoh yang dibawakannya. Busana, aksesoris merupakan hal-hal yang digunakan untuk memperkuat watak tokoh.

8. Property

Property merupakan semua peralatan yang digunakan pemeran, baik yang dikenakan ataupun yang tidak. Properti ini juga berfungsi sebagai penguat watak karakter tokoh dan selain itu berfungsi sebagai alat untuk membantu pemeran memerankan sebuah kejadian. Misalkan, seorang tokoh digambarkan sedang mencangkul sawah, maka property yang dibutuhkan adalah cangkul untuk memperkuat hal yang dilakukan si pemeran.

9. Musikal

Musik merupakan hal pendukung dalam sebuah cerita. Jalan cerita akan jauh lebih hidup dengan musik. Biasanya dalam pementasan drama terdapat konsep seni musik yang telah disesuaikan dengan jalan cerita. Jalan cerita tersebut kemudian harus dibawakan oleh seorang aktor. Unsur musikal ini disebut juga sebagat unsur pembangun, pengisi, penguat suasana laku pemeranan di atas pentas.

Dengan kata lain fungsi musik dalam sebuah pementasan drama adalah untuk menguatkan peran para aktor juga agar cerita yang dibawakan semakin hidup. Unsur musikal ini tentunya tidak lepas dari alat musik, mulai dari alat musik modern hingga jenis alat musik tradisional.

Berdasarkan penjelasan di atas, kamu sudah mengetahui dan memahami apa aja unsur-unsur yang ada dalam seni peran. Hal ini bisa kamu gunakan untuk meningkatkan kualitas acting kamu, jika kamu tengah terjun di dunia seni peran. Ataupun sebagai bahan pembelajaran lainnya.

Sumber :
Cari Artikel Lainnya