Home » Kongkow » Bahasa Indonesia » Puisi Lama Beserta Jenis-Jenisnya

Puisi Lama Beserta Jenis-Jenisnya

- Rabu, 19 Mei 2021 | 15:09 WIB
 Puisi Lama Beserta Jenis-Jenisnya

Puisi menjadi tulisan sastra yang begitu akrab di telinga banyak orang. Apalagi sekarang, teman-teman bisa membuat puisi tanpa beragam syarat ataupun ketentuan. Inilah yang disebut sebagai puisi modern. Namun, tahukah kalian bahwa puisi sudah berkembang dari zaman lampau dan memiliki banyak jenis? Tidak seperti puisi modern yang cenderung bebas,  puisi lama memiliki berbagai ketentuan dalam pembuatannya. Berikut ini pembahasan lengkapnya.

Pengertian Puisi Lama

Apa perbedaan puisi lama dan puisi baru? Secara mudahnya, puisi lama adalah jenis puisi yang terikat beragam aturan dari segi  rima, bait, hingga suku katanya. Tiap jenisnya memiliki ketentuan yang berbeda dengan jenis lainnya. Berikut ini adalah beragam jenisnya beserta aturan yang mengikatnya.

Jenis-jenis Puisi Lama

jenis jenis <a href=puisi lama" src="https://i0.wp.com/www.studiobelajar.com/wp-content/uploads/2016/05/jenis-jenis-puisi-lama.png?resize=319%2C240" />

sumber gambar: slideshare.net

Pantun

Jenis puisi lama yang satu ini pastinya sudah akrab di telinga kalian. Berasal dari kata panutun asal Minangkabau, jenis yang satu ini awalnya dipakai untuk menjalin pergaulan di masyarakat. Mengenai ciri-ciri dari pantun pun cukup banyak, seperti di bawah ini.

  1. Tiap bait terdiri atas empat baris.
  2. Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.
  3. Memiliki rima a-b-a-b
  4. Baris pertama dan kedua berisi sampiran, yakni kata-kata pembuka yang tidak atau kurang berkaitan dengan maksud pantun.
  5. Baris ketiga dan keempat berisi isi dari puisi ini.

Contoh:

Berjalan di terik hingga lena
Haruslah beristirahat agar tiada mati
Gerutu itu tiada berguna
Rasa syukurlah yang buat hidup berarti

Karmina

Memiliki syarat yang tidak berbeda jauh dengan pantun, karmina bisa dibilang adalah jenis pantun  singkat. Ciri-cirinya sendiri sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan pantun, seperti di bawah ini.

  1. Tiap bait terdiri atas dua baris.
  2. Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata
  3. Rima ada di tiap frasa dengan pola a-b-a-b
  4. Frasa pertama di baris pertama berima sama dengan frasa pertama di baris kedua, begitu pula dengan frasa selanjutnya di tiap baris.
  5. Baris pertama adalah sampiran, sedangkan isi ada di baris kedua.

Contoh:

Dahulu parang sekarang besi
Dahulu sayang sekarang benci

Talibun

Jika karmina dapat dikatakan sebagai puisi singkat, talibun adalah sebaliknya. Jenis puisi lama yang satu ini seperti pantun, namun memiliki baris yang lebih panjang. Berikut ini adalah aturannya:

  1. Tiap baitnya memiliki baris berjumlah genap, namun lebih dari empat.
  2. Jumlah suku kata tiap baris berkisar 8—12.
  3. Memiliki rima a-b-c-a-b-c.
  4. Setengah dari jumlah baris per bait di bagian awal adalah sampiran, selanjutnya isi.

Contoh:

Mencari batu sepanjang lima senti
Batu diambil lalu letakkan sejajar
Jangan lupa diatur mengelilingi gelas
Jika setiap hari bermain tiada henti
Tak pernah ada waktu untuk belajar
Jangan kaget nantinya tinggal kelas

Seloka

Jika dilihat dari strukturnya, jenis puisi lama yang satu ini sangat mirip dengan pantun. Yang paling membedakan keduanya adalah letak isi. Berikut ini adalah ciri lain dain seloka.

  1. Tiap bait minimal terdiri atas empat baris, dapat lebih asal genap.
  2. Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.
  3. Tiap baris adalah isi puisi.
  4. Memiliki rima a-b-a-b

Contoh:

Warna merah menghias kuku
Cantik nia kala dipandang
Sang istri menjadi sendu
Karena mertua tak kunjung bertandang

Mantra

Tidak ada ciri khusus untuk mantra. Puisi lama yang dianggap memiliki kekuatan gaib ini dapat dikatakan sebagai jenis puisi lama yang pertama kali berkembang. Satu-satunya ciri khas dari mantra adalah ada sebagian kata-kata yang diulang untuk memberi rasa sugesti bagi yang mendengar.

Syair

Jenis yang satu ini lebih ke arah bercerita. Mengenai aturannya sendiri, antara lain sebagai berikut.

  1. Tiap bait terdiri atas empat baris.
  2. Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.
  3. Setiap baris adalah isi dan saling berkait.
  4. Memiliki rima a-a-a-a.

Contoh:

Pada zaman dahulu kala
Tersebutlah sebuah cerita
Tentang negeri yang aman sentosa
Dipimpin raja nan bijaksana

Gurindam

Jika karmina dapat dikatakan sebagai pantun singkat, gurindam adalah syair yang singkat. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut.

  1. Tiap bait terdiri atas dua baris.
  2. Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.
  3. Memiliki rima a-a.
  4. Tiap baris adalah isi.

Contoh:

Kurang pikir kurang siasat
Tentu dirimu akan tersesat

Sumber :
Cari Artikel Lainnya