Home » Kongkow » IPA » Virus Tungro pada tanaman Padi

Virus Tungro pada tanaman Padi

- Senin, 02 November 2020 | 10:00 WIB
Virus Tungro pada tanaman Padi

Apakah kalian sudah mengenal penyakit tungro pada tanaman padi? Para petani padi Indonesia harus mengenali penyakit yang satu ini nih. Virus tungro adalah virus yang menyebabkan penyakit pada tanaman padi. Diketahui bahwa virus tungro ini dibawa oleh salah satu hama wereng hijau (dalam bahasa latinnya,Nephotettix Virescens). 

Apa itu penyakit tungro?

Tungro adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi ganda dari 2 jenis virus yang berlainan. Kedua virus yang dimaksud adalah Rice Tungro Spherical Virus (RTSV) dan Rice Tungro Bacilliform Virus (RTBV). Sebenarnya, penyakit ini bisa ditularkan oleh beberapa jenis hewan serangga, tetapi yang paling cepat menularkan dan menyebarkannya adalah spesies wereng hijau.

Sementara itu, penyebaran tungro sangat dipengaruhi oleh populasi wereng hijau. Dengan kata lain, semakin padat dan luas populasi wereng hijau, maka semakin luas penyebaran penyakitnya. Jadi, penyakit tungro dan wereng hijau memang berkesinambungan. Untuk bisa mengatasi penyakitnya, mau tidak mau harus membasmi wereng hijau.

Penyebaran penyakit tungro semakin meluas cepat bukan hanya disebabkan oleh kepadatan populasi wereng hijau saja. Penyakit tersebut bisa semakin parah dan ganas karena adanya inokulum tungro atau faktor lainnya. Misalnya, tanaman padi yang sudah terinfeksi virus tungro yang sudah terlanjur ditanam, gulma, singgang, atau yang lainnya.

Ada juga penyebab dari perilaku petani itu sendiri saat menanam padi. Misalnya, pemilihan bibit padi yang berkualitas rendah sehingga rentan terserang penyakit, penanaman padi yang tidak serempak, atau bahkan pengaruh musim terutama musim penghujan dengan kelembaban tinggi. Dipastikan serangan wereng hijau akan semakin mengganas jika tidak segera diantisipasi.

Gejala pada tanaman padi

Tanaman padi yang sudah terserang penyakit tungro akan memperlihatkan beberapa gejala yang khas, yaitu sebagai berikut.

  • Perubahan warna pada daun muda tanaman padi yang menguning hingga berwarna jingga.
  • Daun-daun tersebut juga terlihat melintir.
  • Tanaman padi menjadi kerdil karena jarak antar buku atau ruas memendek.
  • Jumlah tanaman padimuda atau anakan menjadi berkurang drastis karena lebih rentan terserang virus tungro.
  • Jika terus dibiarkan saja, gabah akan berubah bentuk dan pastinya menurun secara kuantitas.

Tungro menyerang tanaman padi mulai dari umur persemaian hingga 90 hari setelah tanam. Sementara itu, petani bisa mengindentifikasi tanaman padi yang ditanamnya sudah terserang virus tungro atau tidak, yaitu saat padi berumur 14 hari setelah tanam, ditemukan 5 rumpun mempunyai gejala terserang tungro dari sekitar 10.000 rumpun tanamannya. Atau jika tidak, saat padi berumur 21 hari setelah tanam, ditemukan 1 rumpun tanaman mempunyai gejala sakit tungro dari sekitar 1000 tanaman.

Cara mengendalikan populasi wereng hijau

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam mengendalikan populasi wereng hijau sekaligus mencegah penyebaran virus tungro, yaitu sebagai berikut.

  • Menanam padi serempak pada lahan luas minimal 25 hektar.
  • Mengatur waktu tanam padi dengan sebaik-baiknya. Saat puncak kepadatan populasi wereng hijau, tanaman padi sudah berumur lebih dari 45 hari setelah tanam, umur tanaman padi yang tidak rentan terhadap penyakit tungro.
  • Memilih varietas tanaman padi yang berkualitas bagus, sehingga tidak mudah terserang wereng hijau dan virus tungro.
  • Melakukan pemupukan berimbang sesuai dosis yang direkomendasikan dinas pertanian terkait.
  • Membasmi virus tungrodan tempat-tempat penyebab perkembangbiakannya, seperti singgang, gulma, bibit tanaman yang sudah terinfeksi penyakit, dan lain sebagainya.
  • Menggunakan bahan insektisida pada fase sebelum semai dengan dosis yang masih aman dan direkomendasikan.
  • Melakukan pengamatan intensif pada tanaman padi dibantu oleh petugas pengamat hama dan penyakit – pengendali organisme pengganggu tanaman (PHP – POPT).
  • Melakukan sosialisasi dan pembelajaran kepada para petani secara umum melalui sekolah lapang pengendalian hama terpadu(SLPHT).

Demikian informasi mengenai seluk beluk penyakit tungro beserta penyebab, ciri, dan pengendaliannya yang efektif. Semoga bermanfaat.

Sumber :
Cari Artikel Lainnya