Home » Kongkow » Inspiratif » Kisah Anak Perbatasan Tabung Mimpi Jadi Dokter dalam Celengan Plastik

Kisah Anak Perbatasan Tabung Mimpi Jadi Dokter dalam Celengan Plastik

- Selasa, 08 Oktober 2019 | 17:33 WIB
Kisah Anak Perbatasan Tabung Mimpi Jadi Dokter dalam Celengan Plastik

Jauh di ujung utara Indonesia, tepatnya di Pulau Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud, ada cerita yang sungguh inspiratif. Ini tentang sebuah cita-cita anak perbatasan. Sebuah mimpi, yang mungkin terasa biasa di telinga kita, tapi tidak demikian bagi Alfia Montesori Lalala.

Tubuhnya boleh saja kecil, tapi mimpi bocah 10 tahun ini begitu besar. Alfia, ia biasa disapa, menceritakan tentang mimpinya kepada tim ekspedisi detikcom yang tengah melakukan program Tapal Batas bersama Bank BRI di Pulau Miangas, 8-15 September 2019 lalu.

"Aku ingin jadi dokter kak," katanya saat ditanya perihal cita-cita kepada detik.com, Selasa (10/9/2019).

Dia bercerita harus merantau jauh ke pulau seberang dengan mengeluarkan biaya yang cukup besar.

Namun, ada tekad yang kuat tergambar pada raut wajah bocah kelas 4 SD Negeri Miangas ini. Ia sudah tau bahwa untuk meraih cita-citanya, ia harus mempersiapkannya sejak sekarang.

Alfred Lalala, ayah dari Alfia mengungkapkan bahwa cita-cita putri kecilnya ini memang begitu besar. Oleh karena itu, sejak Alfia berumur 6 tahun, Alfred mengajarkannya untuk menabung di sebuah celengan.

"Sejak 6 tahun kami sudah mangajarkan Alfia untuk bisa menabung untuk masa depannya. Kami mengusahakan untuk menyediakan tempat menabung berupa celengan. Dan uang jajan yang kami berikan kepada anak ternyata sampai sekolah tidak dipakai, ia kembalikan untuk bisa menabung," tuturnya.

Beruntung, Alfia adalah anak yang dianugerahi kepandaian. Ia selalu menjadi juara umum di sekolahnya. Berkat itu, ia mendapatkan beasiswa dari pemerintah dan juga gereja.

"Alfia juga kebetulan mendapat peringkat di sekolah, sehingga Alfia mendapatkan beasiswa baik itu dari pendidikan maupun beasiswa dari gereja. Hasil dari beasiswa tersebut, ia tabung," ucap ayahnya bangga.

Sejak BRI hadir di Miangas pada November 2016 silam, tabungan Alfia yang ada di celengan pun dipindah ke buku rekening BRI. Si sulung dari dua bersaudara ini makin semangat menabung. Tiap hari ia kumpulkan uang jajannya sebanyak Rp 5.000 rupiah untuk ditabung.

Melihat semangat Alfia, orang tuanya pun ikut menambah pundi-pundi tabungan anaknya ketika sedang ada rezeki berlebih.

"Kalau kami ada berkat juga untuk menambah tabungan anak, entah itu Rp 50 ribu atau Rp 100 ribu, juga ditambah dengan hasil dari beasiswa anak tersebut. Sehingga setelah kelas 4 ini, tabungannya sudah Rp 8,2 juta," ungkapnya.

Ia berharap, selain semangat menabung, anak pertamanya ini bisa lebih giat belajar agar cita-citanya dapat tercapai.

Cari Artikel Lainnya