Home » Kongkow » Materi » Nilai dan Norma Yang Berlaku di Masyarakat

Nilai dan Norma Yang Berlaku di Masyarakat

- Kamis, 21 Oktober 2021 | 09:00 WIB
Nilai dan Norma Yang Berlaku di Masyarakat

A. Nilai

Nilai adalah sesuatu yang dianggap baik dan benar yang dicita-citakan oleh warga. Agar nilai dapat terlaksana maka dibentuklah norma yaitu ketentuan yang berisi perintah dan larangan yang dilengkapi dengan sanksi. Nilai terdiri dari:

1. nilai material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia

2. nilai vital yaitu segala sesuatu yang diperlukan manusia untuk melakukan aktivitas

3. nilai rohani , yaitu segala sesuatu yang berguna bagi pemenuhan kebutuhan rohani. Nilai rohani dibedakan menjadi :

1)  Nilai kebenaran dan nilai empiris yaitu nilai yang bersumber dari proses berfikir atau   akal manusia

2)   Nilai keindahan, yaitu nilai yang bersumber dari unsur rasa manusia

3)   Nilai moral, yaitu nilai yang bersumber dari karsa dan etika

4)   Nilai religius, yaitu nilai yang berisi keyakinan terhadap Tuhan YME

Ciri Nilai

  1. Konstruksi masyarakat hasil interaksi

  2. Disebarkan diantara warga bukan bawaan lahir

  3. Terbentuk melalui sosialisasi

  4. Bagian dari upaya pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia

  5. Bervariasi antara kebudayaan satu dan kebudayaan yang lain

  6. Mempengaruhi pengembangan diri seseorang

  7. Memiliki pengaruh yang berbeda antarwarga masyarakat

  8. Cenderung berkaitan satu dengan yang lain

Fungsi nilai yaitu

  1. Alat untuk menentukan harga sosial

  2. Mengarahkan masyarakat untuk berfikir dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang adal dalam masyarakat

  3. Memotivasi atau memberi semangat pada manusia untuk mewujudkan dirinya dalam perilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh peran-perannya

  4. Alat solidaritas atau pendorong masyarakat untuk saling bekerja sama

  5. Pengawas, pembatas, pendorong dan penekan individu untuk berbuat baik

Nilai Berdasarkan Cirinya

  1. Nilai yang mendarah daging ( internalized value ) yaitu nilai yang telah menyatu dengan kepribadian, nilai yang mendorong suatu tindakan secara tiba-tiba, misalnya seseorang yang secara reflek memberikan bantuan kepada seseorang yang tertimpa musibah

  2. Nilai dominant yaitu nilai yang lebih penting dari pada nilai yang lain. Adapun ciri-cirinya :

-                      Banyaknya orang yang menganut nilai tersebut

-                      Lamanya nilai dirasakan oleh para anggotanya

-                      Tingginya usaha untuk mempertahankan nilai tersebut

-                      Tingginya kedudukan orang yang membawa nilai tersebut

Misalnya nilai berkumpul dengan keluarga itu penting saat merayakan hari Raya keagamaan

 

B. Norma Sosial

     Norma Adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat tertentu sebagai perwujudan dari nilai.Berdasarkan tingkatannya, norma dalam masyarakat dibedakan menjadi:

  1. Cara (usage)

Cara merupakan suatu bentuk perbuatan tertentu, misalnya cara makan

  1. Kebiasaan (folkways)

Kebiasaan merupakan bentuk perbuatan yang diulang-ulang secara sadar dan mempunyai tujuan yang jelas serta dianggap baik dan benar

  1. Tata Kelakuan (Mores)

Tata kelakuakn adalah sekumpulan perbuatan yang mencerminkan sifat-sifat hidup dari sekelompok manusia yang dilakukan secara sadar guna melaksanakan pengawasan oleh sekelompok masyarakat terhadap anggota-anggotanya. Fungsi mores adalah:

-          memberikan batasan pada perilaku individu

-          mendorong seseorang agar sanggup menyesuaiakan tindakan dengan tata kelakuan yang berlaku

-          membentuk solidaritas sekaligus memberikan perlindungan terhadap keutuhan dan kerjasama antara anggota-anggota yang bergaul dalam masyarakat

  1. Adat Istiadat (Custom)

Custom adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi kuat dalam masyarakat yang memiliki custom tersebut

 

Macam norma sosial dibedakan sebagai berikut

  1. Norma agama yaitu peraturan sosial yang sifat mutlak dan tidak bisa ditawar karena berasal dari Tuhan.

  2. Norma kesusilaan yaitu peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang menghasilkan akhlak.

  3. Norma kesopanan yaitu peraturan sosial yang mengarah pada hal-hal yang berkenaan dengan bagaimana seseorang harus bertingkah laku wajar dalam masyarakat.

  4. Norma hukum yaitu aturan sosial yang dibuat oleh lembaga tertentu, mempunyai sanksi yang tegas bagi pelanggarnya.

C.  Pengertian Sosialisasi

Manusia tercipta sebagai gregoriouness atau zoonpoliticon,  yaitu manusia yang tidak bisa hidup tanpa orang lain atau selalu berkelompok dan bermasyarakat. Dalam memenuhi kebutuhannya ia selalu membutuhkan orang lain yang menyebabakan ia harus berinteraksi dengan orang lain. Dari interaksi antar individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok melahirkan suatu proses yang disebut sosialisasi.Sosialisasi secara sederhana berarti proses seumur hidup yang berkenaan dengan bagaimana individu mempelajari cara – cara hidup, norma dan nilai yang terdapat dalam kelompoknya agar dapat berkembang menjadi pribadi yang dapat diterima kelompoknya. Oleh sebab itu dalam mepelajari sosialisasi maka perlu dipahami dahulu tentang nilai dan  norma.

Pengertian Sosialisasi menurut beberapa tokoh

  1. Peter Berger : sosialisasi adalah suatu proses dimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat

  2. B.J.Cohen : sosialisasi adalah proses – proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan baik sebagai individu maupun sebagai anggota suatu kelompok

  3. Soerjono Soekanto : sosialisasi adalah suatu proses social tempat seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku yang sesuai dengan perilaku orang – orang dalam kelompoknya

Tujuan Sosialisasi

  1. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan bekal bermasyarakat

  2. meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien

  3. membantu pengendalian fungsi – fungsi organic yang dipelajari melalui latihan mawas diri yang tepat

  4. membiasakan individu dengan nilai nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat

Proses Sosialisasi

Menurut Goerge Herbert Mead (Role Theory)

  1. Tahap persiapan (Preparatory Stage)

Dimulai saat lahir dan balita dimana seorang anak mulai kegiatan meniru tidak sempurna, serta memperoleh awal pemahaman tentang diri

  1. Tapap Meniru (Play Stage)

Ditandai dengan semakin sempurnanya anak meniru peran, misal bermain perang – perangan sebagai tentara, sekolah – sekolahan sebaagi guru atau murid. Disini orang tua sebaagi significant other yaitu orang yang amat berarti bagi anak dan dianggap penting bagi pembentukanan dan bertahannya diri dimaan anak menyerap nilai dan norma

  1. Tahap Siap Bertindak (Game Stage)

Tahap pada masa remaja dimana sering terjadi proses identifikasi seseorang terhadap idolanya. Disini remaja juga dapat memainkan peran sendiri dengan penuh kesadaran.

  1. Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalized other)

Tahap seseorang dianggap dewasa dimana ia telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya

 

Media Sosialisasi dalam Pembentukan Kepribadian

  1. Keluarga (Kinship)

Keluarga merupakan media sosialisasi awal seseorang. Disini orang tua sangat berperan untuk :

1). Selalu dekat dengan anak-anaknya

2). memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar

3). mendorong anak agar dapat membedakan antara benar dan salah, baik dan buruk

      4). ibu dan ayah dapat membawakan peran sebagai orang tua yang baik, benar dan terpuji serta menghindari perbuatan yang keliru di muka anak-anaknya

5). menasehati anak jika melakukan kesalahan serta mengarahkan anak ke jalan yang benar

 

Pola sosialisasi dalam keluarga dibedakan menjadi 2

1). Represif (repressive socialization) yaitu menekankan ketaatan anak pada orang tua. Ciri yang lain adalah :

  1. menghukum perilaku yang keliru

  2. hukuman dan imbalan material

  3. kepatuhan anak

  4. komunikasi sebagai perintah

  5. komunikasi nonverbal

  6. sosialisasi berpusat pada orang tua

  7. anak memperhatikan keinginan orang tua

  8. keluarga sebagai significant order (dominasi orang tua)

 

2). Sosialisasi partisipasi (participatory socialization)  yaitu mengutamakan adanya partisipasi dari anak, antara lain:

  1. memberikan imbalan bagi perilaku yang baik

  2. hukuman dan imbalan simbolis

  3. otonomi pada anak

  4. komunikasi sebagai interaksi

  5. komunikasi verbal

  6. sosialisasi berpusat pada anak

  7. orang tua memperhatikan keinginan anak

  8. keluarga merupakan generalized order (kerjasama ke arah tujuan)

Teman Sepermainan

Disebut juga peer group, kelompok sebaya. Pada usia remaja berkembang menjadi kelompok persahabatan yang lebih luas. Peranan positif kelompok persahabatan bagi perkembangan kepribadian anak antara lain

1)   rasa aman dan dianggap penting dalam kelompok

2)    perkembangan kemandirian remaja tumbuh dengan baik dalam kelompok persahabatan

3)    remaja mendapat tempat yang baik bagi penyaluran rasa kecewa, takut, khawatir, gembira dan lainnya yang tidak didapat dirumah

4)    melalui interaksi dapat berkembang ketrampilan social yang berguna bagi kehidupan mendatang

5)    pola perilaku dan kaidah – kaidah tertentu dalam persahabatan mendorong remaja bersikap lebih dewasa

 

     Dalam kelompok remaja ada yang berbentuk geng atau klik. Geng adalah kelompok remaja yang terkenal karena kesamaan latarbelakang social, sekolah, daerah dan sebagainya. Klik adalah kelompok kecil tanpa struktur formal yang mempunyai pandangan atau kepentingan bersama. Geng sering dikonotasikan negatif karena kegiatannya yang melanggar norma, misal penggunaan narkoba, pelanggaran lalu lintas untuk geng motor dll. Ada juga geng yang dapat mengembangkan kepribadian yang positif bagi anggotanya antara lain;

1)    mengembangkan ketrampilan berorganisasi dan kepemimpinan

2)    menumbuhkan rasa kesetiakawanan social yang kuat

3)    rela berkorban untuk sesama anggota kelompok

4)    menyalurkan semangat patriotisme

 

3.    Sekolah

Sekolah merupakan media sosialisasi yang mendasar setelah keluarga karena di sekolah terjadi proses pembelajaran yang sistematis terhadap individu. Aspek  yang dipelajari selain  belajar membaca, menulis dan berhitung adalah aturan – aturan mengenai kemandirian ( independence), prestasi (achievement), universalisme dan kekhasan (specifikasy).

Fungsi sekolah sebagai media sosialisasi antara lain:

1)    mengembangkan potensi anak untuk mengenalkan kemampuan dan bakatnya

2)    melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskannya dari generasi ke generasi

3)    merangsang partisipasi demokrasi dan mengembangkan kemampuan berfikir rasional dan bebas

4)    memperkaya kehidupan dengan menciptakan cakrawala intelektual, meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri melalui bimbingan dan penyuluhan

5)    meningkatkan taraf kesehatan melalui penjaskes

6)    menciptakan warga negara yang mencintai tanah air, menunjang integrasi antarsuku dan antarbudaya

7)    mengadakan hiburan umum (kompetisi olah raga dan pensi)

 

4.  Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja juga mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan kepribadian. Pengaruh dari lingkungan kerja tersebut pada umumnya mengendap dalam diri seseorang dan sukar dirubah apabila yang bersangkutan lama bekerja di lingkungan tersebut.

5.    Media Massa

Media massa dapat mempengaruhi kepribadian individu melalui pesan yang disampaikan oleh media massa tersebut. Media masa terbagi menjadi 2, media cetak (surat kabar, majalah, tabloid) dan media elektronika ( TV, radio, internet, film). Media TV meupakan media yang paling efektif dalam penyampaian pesan karena hampir dimiliki oleh setiap lapisan masyarakat, tayangan visual (bisa dilihat) dan didengar. Tayangan TV sering dijadikan acuan perilaku dan gaya hidup bagi penontonya.

 

Media yang lain

Media sosialisasi yang lain adalah institusi agama, ketetanggaan, organisasi rekreasional, masyarakat merupakan agen sosialisasi yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang.

 

Jenis sosialisasi

1.    Sosialisasi Primer

Menurut Peter L. Berger dan Luckmann yaitu sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga).

2.    Sosialisasi Sekunder

Adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu kedalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Menurut Irving Goofmen adalah suatu sosialisasi yang ditandai dengan adanya keterputusan sosialyang diawali dengan desosialisasi(pencabutan peran) dan resosialisasi (pemberian peran social baru) melalui institusi total yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Tempat tinggal yang dimaksud adalah terpisah dari masyarakat luas dalam waktu tertentu, bersama – sama menjalani hidup terkukung dan diatur secara formal, misal LP, RSJ

 

D. Hubungan antara Sosialisasi dengan Kepribadian

Kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, Keinginan, opini dan sikap yang melekat pada seseorang apabila dihubungan dengan orang lain atau menaggapi suatu keadaan. Kepribadian merupakan hasil sosialisasi dan enkulturisasi, karena sosialisasi merupakan proses social yang didapat atau terjadi dalam diri seorang individu sejak ia kecil untuk membentuk kepribadian dan  sikapnya dalam berperilaku sehingga sesuai dengan perilaku dan kepribadian kelompoknya sehingga ia diterima sebagai bagian dari kelompok tersebut. Unsur kepribadian yang menyusun manusia adalah pengetahuan, perasaan dan naluri

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian yaitu:

  1. faktor biologis misalnya ketekunan, IQ, ambisi

  2. faktor geografis (lingkungan fisik) misalnya tinggal di pegunungan atau pantai

  3. faktor kebudayaan khusus (Status sosial, pekerjaan, profesi, agama) misalnya desa, kota, pesantren, keluarga petani menurut Soerjono Soekanto

  4. faktor pengalaman kelompok

Cari Artikel Lainnya