Home » Kongkow » Tahukah Kamu » 5 Teknologi Pertanian Anak Bangsa yang Patut Diapresiasi

5 Teknologi Pertanian Anak Bangsa yang Patut Diapresiasi

- Sabtu, 18 Mei 2019 | 14:29 WIB
5 Teknologi Pertanian Anak Bangsa yang Patut Diapresiasi

 

 

Berbicara mengenai teknologi pertanian, tentu saja erat kaitannya dengan penemuan-penemuan yang berhasil diciptakan. Penemuannya berwujud baik fisik maupun non fisik. Bukan hanya penemuan peralatan pertanian berteknologi canggih saja, tetapi juga bisa berupa ide pemikiran, software (perangkat lunak), hardware (perangkat keras), dan lain sebagainya. Meskipun tiap penemuan mempunyai bentuk, hasil, dan output yang berbeda, tetapi tujuan utamanya sama, yaitu membuat bidang pertanian menjadi lebih maju dan berkembang.

Dengan begitu, orang-orang yang beraktivitas di dalamnya bisa merasa diuntungkan baik secara finansial maupun yang lainnya, terutama mereka petani yang bekerja dan bersentuhan langsung dengan bidang pertanian. Sudah seharusnya mereka lebih sejahtera dengan penemuan beragam teknologi untuk meningkatkan hasil usaha pertaniannya.

Penemuan-penemuan teknologi pertanian bukan hanya di luar negeri saja. Ternyata, anak-anak bangsa sendiri juga tidak kalah cerdas dan kreatif dengan para penemu dari negara lain. Mereka berhasil menemukan beragam teknologi yang bermanfaat di bidang pertanian. Bukan sekedar penemuan biasa-biasa saja yang mungkin sudah pernah ditemukan sebelumnya. Namun, penemuannya dijamin original dan sudah terbukti mampu dimanfaatkan, khususnya oleh para petani di Indonesia.

Lalu, apa saja penemuan-penemuan teknologi pertanian yang ditemukan oleh anak bangsa tersebut? Untuk lebih jelasnya, silakan simak uraian di bawah ini.

Drone lahan sawah

Drone lahan sawah

Foto: mediatani.co

Teknologi drone atau pesawat tanpa awak dimanfaatkan di lahan pertanian untuk membantu dan memaksimalkan kegiatan penyemprotan. Hal tersebut benar-benar ada dan sudah berlangsung di Kecamatan Akenan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Pihak Balai Penelitian Lingkungan Pertanian daerah setempat meneliti dan memodifikasi drone tersebut menjadi alat penyempot pestisida di lahan persawahan yang cakupannya begitu luas.

Karena drone dikendalikan dengan remote control, penyemprotan tak perlu langsung terjun ke sawah, tinggal mengoperasikan drone tersebut sesuai dengan yang diinginkan. Hasilnya juga tidak mengecewakan karena penyemprotan bisa lebih cepat dan efisien. Tentu saja, teknologi pertanian anak bangsa ini sangat membantu petani penggarap sawah. Diperkirakan, satu hektar lahan sawah dapat disemprot dengan drone ini dalam waktu sekitar 30 menit saja.

Bioplastik

Bioplastik adalah sebuah teknologi pertanian anak bangsa dalam wujud plastik yang terbuat dari hasil pertanian. Plastik tersebut aman dan tidak mengganggu lingkungan hidup. Itulah penemuan dari Kevin Kumala yang berasal dari Bali. Awalnya, ia sangat prihatin dengan kondisi di Bali terutama di sebagian pantainya yang dipenuhi sampah plastik. Sampah-sampah tersebut berasal dari bekas botol air minum kemasan, bekas wadah makanan, minuman, dan lain sebagainya.

Bioplastik, Teknologi <a href=Pertanian Anak Bangsa" src="http://paktanidigital.com/artikel/wp-content/uploads/2019/05/Bioplastik-Teknologi-Pertanian-Anak-Bangsa.jpg" style="height:204px; width:350px" />

Foto: mediatani.co

Diketahui, sampah plastik tersebut sangat sulit diuraikan secara alami di dalam tanah saat dikubur sehingga sama saja meracuni tanah secara jangka panjang. Sampah plastik yang dibakar tidak bisa hilang seluruh materinya karena ada yang tersisa dari lelehannya. Selain itu, asap hasil pembakaran plastiknya berwarna hitam pekat dan menyebabkan polusi udara yang sama saja merusak lapisan ozon serta membahayakan makhluk hidup di bumi.

Nah, Kevin berinovasi dengan penelitian yang dilakukannya bersama beberapa temannya. Sebelumnya, ia mencoba membuat plastik dari bahan kedelai, jagung, dan singkong. Namun, pada akhirnya, Kevin memutuskan memilih bahan plastik dari singkong. Bukan hanya harganya yang murah, tetapi juga produk pertanian tersebut berlimpah.

Menurut Kevin, bioplastik ciptaannya dijamin ramah lingkungan dan aman bagi makhluk hidup. Diperkirakan, bioplastik akan hancur secara alami sekitar 90 hari di dalam tanah dan menjadi kompos.

Helm Green Composite

Helm Green Composite

Foto: mediatani.co

Satu lagi penemuan teknologi pertanian anak bangsa yang bermanfaat dan mempunyai nilai jual tinggi. Produk temuannya tersebut berwujud helm yang wajib digunakan oleh setiap pengendara sepeda motor di jalan raya. Fungsi dari helm adalah melindungi bagian kepala untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan saat berkendara di jalan raya, seperti kepala terbentur, terkena benda keras/tajam, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, bahan pembuat helm harus kuat dan tahan banting, sehingga melindungi kepala secara maksimal.

Seorang peneliti, yang sekaligus dosen di Fakultas MIPA Institut Pertanian Bogor (IPB), Siti Nikmatin, berhasil menciptakan helm istimewa. Disebut istimewa karena helm tersebut terbuat dari bahan campuran serat tandan kosong kelapa sawit sekitar 20%. Sisanya adalah bahan Akrilonitril Butadiena Stiren (ABS). Produk itu dinamakan Helm Green Composite karena di dalamnya mengandung bahan alami yang tidak ada di produk-produk helm lainnya.

Dengan kata lain, produk helmnya lebih ramah lingkungan. Helm ini sudah lolos uji SNI dan juga lolos standar di Amerika Serikat. Oleh karena itu, helm ini sudah layak dikomersilkan hingga diekspor ke luar negeri.

Membuat listrik dari pohon kedondong

Naufal membuat listrik dari pohon kedondong

Foto: mediatani.co

Ini dia inovasi teknologi pertanian anak bangsa yang tidak bisa diremehkan, apalagi inovasi tersebut dilakukan oleh remaja berusia belasan tahun. Dia bernama Naufal yang berasal dari Aceh. Naufal berhasil menciptakan energi listrik dari pohon kedondong, salah satu pohon buah-buahan yang juga termasuk produk pertanian asli Indonesia.

Naufal mempelajari bahwa buah-buahan seperti mangga, belimbing, kedondong, dan buah yang mengandung asam lainnya mampu menghasilkan arus listrik kecil atau lemah. Selanjutnya, Naufal bereksperimen bagaimana caranya memaksimalkan arus listrik dari pohon kedondong yang dipilihnya. Naufal baru mengetahui bahwa pohon kedondong akan menghasilkan arus listrik dengan bantuan bahan tembaga, logam, dan kain atau tisu.

Caranya, batang pohon kedondong dilubangi. Lalu, tembaga dan logam yang sudah dilapisi kain atau tisu dimasukkan ke dalam lubang di batangnya. Dengan begitu, kain atau tisu akan menyerap kandungan asam, sehingga lempengan tembaga dan logam akan teraliri arus listrik.

Aplikasi digital pemantau tanaman

Aplikasi Habibi dari Startup Habibie Garden

Foto: mediatani.co

Teknologi yang satu ini berwujud aplikasi atau software yang dapat diaplikasikan pada gadget seperti smartphone. Aplikasi ini berjuluk Habibi yang diciptakan oleh startup Indonesia bernama Habibie Garden. Aplikasi tersebut mampu menginformasikan secara real time mengenai kondisi sebuah tanaman yang ditanam di sebuah lahan pertanian.

Cara kerjanya cukup sederhana. Letakkan terlebih dulu alat pemantau di lahan pertanian untuk menangkap dan menyampaikan informasi/data perihal kondisi lahan dan tanaman, seperti temperatur, kadar air, cahaya, kelembaban udara, nutrisi tanah, dan lain-lain. Selanjutnya, data-data tersebut akan dikirimkan ke smartphone yang sudah teristal aplikasi Habibi.

Dengan begitu, petani bisa mengetahui sekaligus memantau kondisi tanaman yang ditanamnya untuk menentukan langkah proses bertani yang lebih terkontrol. Misalnya, pemberian pupuk atau yang lainnya.


Itulah 5 penemuan teknologi pertanian anak bangsa yang patut diapresiasi. Semoga di kemudian hari, teknologi ini dapat bermanfaat dan memajukan pertanian di Indonesia secara keseluruhan.

Cari Artikel Lainnya