Home » Kongkow » Materi » 15 Cara Menjadi Guru Yang Baik dan Disayang Siswa.

15 Cara Menjadi Guru Yang Baik dan Disayang Siswa.

- Selasa, 14 Mei 2019 | 13:00 WIB
15 Cara Menjadi Guru Yang Baik dan Disayang Siswa.

Menjadi guru yang baik dan disayang siswa itu ternyata tidak sulit. Suatu saat saya pernah menyaksikan beberapa siswa sedang mengerumuni gurunya. Siswa-siswi itu tampak antusias sekali menanyakan beberapa tugas yang belum mendapat jalan keluarnya. Kemudian tanpa rasa sungkan mereka mengobrol santai bahkan ada beberapa yang curhat. Gurunya pun menanggapi dengan respon baik, seperti layaknya mengobrol dengan teman sebaya.

Sugguh pemandangan yang tidak saya alami ketika menjadi siswa dulu.  Sewaktu masih menjadi siswa, menghindari guru ketika bertemu di luar sekolah, itu pilihan saya. Alasannya tidak jelas. Ada rasa yang tidak bisa dijelaskan.

Sebenarnya tidak semua guru, sih. Hanya sebagian besar.

Menjadi orangtua tidaklah mudah, apalagi  orangtua bagi anak-anak yang bukan darah daging kita. Menyelami berbagai karakter dari latar belakang keluarga yang beragam menjadi tantangan sendiri bagi Kita yang berprofesi sebagai guru.

15 Cara menjadi guru yang baik dan disayang siswa.

Pola pikir mengajar dengan cara lama yang otoriter. Mengandalkan guru hanya sebagai satu-satunya sumber ilmu. Berceramah terus-menerus tanpa memberikan kesempatan siswa aktif membuat penelitian dan menyimpulkan sendiri hasil penelitiannya. Hal-hal tersebut seharusnya sudah mengalami pergeseran menyesuaikan zamannya.

Menjadi sahabat dan teman berdiskusi lebih mendorong siswa untuk berkreasi dan mengembangkan bakat serta ilmu pengetahuannya. Mengingat tantangan kehidupan yang dihadapi siswa juga terus berkembang.

Kedekatan emosi dengan siswa harus Kita bangun apabila ingin ilmu yang kita sampaikan bisa “klik” diterima siswa.

Nah, beberapa tips guru hebat di bawah ini bisa bermanfaat bagi Kita yang menjalani profesi sebagai guru. Atau yang sedang menempuh pendidikan calon guru, simak, ya!

Cara menjadi guru yang baik dan disayang siswa:

  1. Menguasai materi pelajaran yang dipegang.

    Bagaimana ilmu akan disampaikan kalau kita belum menguasai ilmu itu dahulu.

    Memang benar kita bukanlah satu-satu sumber belajar siswa. Mereka bisa belajar dari  buku, internet, atau sumber lain yang relevan. Tapi setiap mereka bertanya kita harus bolak balik melihat buku? Rasanya harkat dan martabat guru bisa jatuh dihadapan siswa.

    Bagaimana penilaian mereka nanti terhadap gurunya?

  2. Cara mengajar selalu berbeda.

    Ini penting sekali untuk membuat siswa tidak bosan. Lakukan cara yang selalu berbeda setiap masuk kelas. Kalau  kita belum menemukan cara atau belum mampu melakukan teknik yang tepat. Sekurang-kurangnya sekali dalam seminggu ajak keluar semua siswa kita.

    Sesuaikan dengan kondisi sekolah kita mengajar. Kita juga bisa memanfaatkan potensi yang ada di sekitar sekolah. Kita juga bisa melalui permainan  sebagai media belajar agar siswa merasa rileks.

  3. Rajin periksa tugas siswa.

    Kita sering lupa memeriksa tugas yang diberikan atau memang sengaja tidak diperikasa? Padahal dengan tidak memeriksa tugas yang kita berikan itu sama artinya dengan kita menyepelekan siswa.

    Hal ini tidak baik untuk wibawa kita di depan siswa. Selalu periksa setiap tugas yang kita berikan kepada siswa. Jangan menunda, walaupun kerja tersebut terasa memuakkan. Hargai jerih payah mereka.

    Berikan pujian dan penghargaan yang wajar kepada siswa kita yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik.

    Jangan sekali-kali menghinanya dengan mengatakan langsung kepadanya bahwa hasil kerjanya tidak benar. Hal itu penyebabnya bisa jadi mungkin saja penyampaian kita belum bisa dipahami dengan baik oleh siswa.

  4. Disiplin dan Bertanggung jawab.

    Dua kata di atas gampang diucapkan sulit diterapkan.

    Sebagai profil yang keberadaan kita selalu dijadikan teladan siswa. Sudah selayaknya guru menempatkan dirinya dengan baik sebagai figur disiplin dan bertanggungjawab.

    Ketika kita datang terlambat ke kelas cepatlah minta maaf atau biarkan siswa yang memberikan sanksi kepada kita. Hal ini akan jauh lebih membuat kita berwibawa jika melakukan kesalahan. Dengan meminta maaf tidak menurunkan wibawa kita sebagai guru.

    Beritahukan alasan kita dengan rasa menyesal dan jujur ketika kita tidak dapat mengisi kelas atas sebab tertentu. Jadilah guru yang dirindukan, dihormati  tanpa merasa ditakuti.

  5. Humoris adalah Cara menjadi guru yang baik dan disayang siswa.

    Kenangan termanis tentang guru kita dulu, salah satunya adalah sifat humoris.

    Tahu kenapa? Karena saat mengingat hal yang lucu perasaan kita akan senang  dan terkesan di hati.

    Candaan dan humor membuat belajar lebih menyenangkan. Tetapi bukan berarti humor yang menyinggung kekurangan murid, melainkan humor pada tempat dan saat yang tepat. Usahakan humor masih  berhubungan dengan materi pelajaran yang kita sampaikan.

    Kenapa ini perlu? Karena jika dalam penyampaian materi  guru terlalu serius maka yang terjadi adalah siswa menjadi bosan dan mengantuk.

    Kita bisa menceritakan pengalaman menarik selama sekolah dan berbagi kenangan bersama siswa.

  6. Mendidik dengan hati dan menginspirasi.

    Guru  bukan hanya dianggap sebagai pekerjaan atau profesi. Lebih dari itu Guru juga dimaknai sebagai pengabdian dan ibadah. Murid bukan hanya sebagai obyek, tetapi juga insan seperti anak, yang tidak hanya dididik juga didoakan.

    Cintailah mereka dengan tulus seperti anak kita sendiri.

    Dalam mentransfer ilmu, menasehati, atau memberi hukuman lakukanlah dengan hati dan segenap perasaan. Maka yang akan mereka terima adalah rasa kasih sayang, bukan dendam.

  7. Ramah dan selalu tersenyum.

    Guru memang harus menjunjung disiplin tetapi jangan abaikan sikap ramah kepada siswa.

    Bukan hanya guru yang suka disapa oleh siswa. Siswa juga paling suka kepada guru yang mudah tersenyum. Lebih menyenangkan lagi jika senyuman tersebut diselingi dengan sapaan.

    Guru yang ‘mahal’ senyum akan terkesan sangar dan sudah pasti tidak disukai siswa.

    Dengan ramah dan tersenyum memberikan kesan “terbuka”. Membuka diri untuk setiap kesulitan siswa akan menghempaskan jarak antara siswa dan guru.

    Mereka tidak akan canggung lagi untuk mengemukakan kesulitannya saat di sekolah. Ini bisa membantu guru dalam membimbing siswa dalam mengambil keputusan yang tepat.

  8. Menjaga penampilan.

    Menarik bukan berarti harus berwajah tampan atau cantik. Berpakaian rapi, bersih, wangi  dan serasi membawa suasana positif bagi murid kita. Hal itu merupakan Cara menjadi guru yang baik dan disayang siswa.

    Bagaimana kita akan dihormati dan disayangi oleh Murid kita bila penampilan kita lusuh, bau dan tidak rapi?

  9. Jangan membawa masalah rumahtangga ke Sekolah.

    Dan yang tidak kalah penting, jangan pernah membawa masalah rumah ke sekolah. Karena hal ini akan sangat berpengaruh terhadap gaya  dan mood kita saat mengajar. Bersikaplah profesional dalam menjalani profesi kita. Tinggalkan masalah di rumah. Kalau bisa selesaikan sebelum kita masuk pintu gerbang sekolah.

  10. Murah hati.

    Murah hati bukan berarti hobi traktir murid-muridnya,ya! Tetapi beliau ini senang sekali memberi kemudahan atau bantuan dalam memecahkan persoalan siswa.

    Misalnya siswa tidak bisa mengerjakan soal dan bertanya berkali-kali tetapi tetap tidak faham. Guru tetap telaten membimbing sampai siswa itu bisa. Kecuali saat ulangan ya!

    Bukankah menyenangkan jika ada guru yang mau berkeliling kelas untuk memberikan kesempatan muridnya bertanya lebih detail. Mengingat adapula murid yang malu jika harus bertanya dengan mengacungkan jari dan bersuara keras?

  11. Responsif.

    Guru yang resposif berarti berusaha untuk memahami dan mempelajari karakteristik si murid. Guru yang responsive akan tahu betul seperti apa murid-murid yang diajarnya.

    Langkah ini dilakukan agar guru tahu model belajar seperti apa yang dibutuhkan siswa, sehingga tujuan belajar tercapai.

    Nah, respon seperti inilah yang dibutuhkan siswa. Tentu kesuksesan yang akan dicapai siswa nanti merupakan kesuksesan guru juga dalam mendampingi belajar.

  12. Dinamis.

    Idealnya  guru mampu memimpin dengan berbagai cara. Baik memaksa (diktator), diskusi, voting, dan sebagainya dalam mebuat keputusan sesuai kondisi masalahnya.

    Kalau guru hanya monoton alias statis pada cara memimpinnya, murid akan merasa bahwa guru itu membosankan. Adakalanya saat mengajar kita selipkan cerita-cerita yang sekiranya menghibur murid-murid kita.

    Dengan mengubah pola mengajar kita sejenak, kita bisa membawa murid-murid hanyut pada suasana belajar, tidak asyik sendiri-sendiri.

  13. Fokus juga Cara menjadi guru yang baik dan disayang siswa.

    Mengendalikan siswa untuk tetap fokus pada tujuan utama belajar harus dipegang terus oleh guru.

    Mengapa? Seperti apapun seorang guru terombang-ambing dalam memecahkan masalah yang dihadapi siswa dengan berbagai cara. Mengobrol,menyelipkan humor atau sekedar berbagi pengalaman untuk menghindari kebosanan dalam belajar. Jangan sampai melenceng dari arah dan tujuan.

    Kitalah yang memegang kendali. Jangan sampai murid yang mengendalikan gurunya.

  14. Memberi kepercayaan.

    Memberi kepercayaan pada murid, membuat mereka merasa dapat diandalkan oleh gurunya. Ini sebuah pertanda terjadi  interaksi baik antara guru dan murid.

    Tapi sayangnya, tidak semua murid mau dengan senang hati diberi kepercayaan oleh gurunya.

    Jika menemui murid semacam itu, dekatilah dan cari tahu mengapa ia enggan diberi kepercayaan oleh kita. Dengan pendekatan yang baik akan mulailah  hubungan yang baik pula. Sehingga si murid lebih dekat pada kita dan bisa bekerja sama lebih nyaman.

    Perlu kita ingat, jangan pernah memberi kepercayaan pada murid hanya karena kita ingin lepas dari tanggung jawab kita.

  15. Mampu menjadi contoh atau suri tauladan.

    Tidak hanya pandai berbicara tetapi juga mampu mempraktekkannya.

    Contoh adalah nasehat ajaib yang langsung dilihat dan dirasakan siswa. Oleh karena itu jangan berkata dahulu sebelum kita yakin mampu melakukannya. Ingat pepatah lama mengatakan:

    “Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing Berlari.”

Cari Artikel Lainnya