Teliti Cocor Bebek sebagai Obat Lupus, Mahasiswi Ini Raih IPK Sempurna

Oleh : Rizki Mumpuni - 14 December 2017 09:19 WIB

Berkat dedikasinya dalam penelitian ’Efek Fraksi Etil Asetat Daun Cocor Bebek (kalanchoe pinnata) terhadap Biomarker Lupus pada Mencit’, Niken Indriyanti meraih predikat wisudawan terbaik S-3 Program Studi Doktor Ilmu Farmasi Universitas Airlangga (Unair) dengan perolehan IPK sempurna, yaitu 4,00. Menurut dia, daun cocor bebek mudah tumbuh di Indonesia sehingga menjadi bahan baku obat herbal yang dapat diproduksi dalam negeri.

”Sampai saat ini, pasien lupus sangat bergantung pada obat-obatan off-label untuk menjaga kondisi kesehatannya, terlepas dari risiko efek samping obat yang harus ditanggung. Hal ini mengakibatkan penelitian suplemen atau obat baru yang efektif serta aman untuk lupus sangat diperlukan.

Niken pernah melakukan penelitian serupa tentang efek ekstrak daun Cocor Bebek terhadap mencit lupus saat mengambil program Master di ITB. Serangkaian penelitian tersebut kemudaian dipublikasikan dalam jurnal internasional bereputasi, dipublikasikan sebagai makalah oral pada forum seminar internasional di Universitas Brawijaya, serta memenangi kompetisi nasional Care for Lupus SDF Awards oleh Syamsi Dhuha Foundation, dua kali berturut-turut.

”Setiap penelitian memiliki ‘seni’ masing-masing. Saya mempelajari permodelan mencit lupus ini sejak 2011, sehingga tidak ada kendala berarti. Terlebih, Unair memiliki peralatan yang lengkap dan program-program training untuk menunjang kemampuan mahasiswa serta langganan jurnal internasional. Namun, penelitian ini cukup menyita waktu karena banyak marker yang diukur,” ungkap gadis kelahiran Trenggalek itu.

Ia juga akan meningkatkan kualitas dan kuantitas publikasi di jurnal internasional bereputasi, serta membuat bahan ajar berbentuk buku untuk para peneliti muda dan mahasiswa.

Tag

Artikel Terkait

Kuis Terkait

Video Terkait

Cari materi lainnya :