3 Jenis Ikatan Kimia (Ikatan Ion, Ikatan Kovalen dan Ikatan Logam)

Oleh : Lies Halizah - 22 October 2021 08:00 WIB

Ikatan Kimia merupakan senyawa kimia yang terbentuk oleh bergabungnya dua atau lebih atom. Sebuah senyawa yang stabil terjadi ketika energi total kombinasi memiliki energi yang lebih rendah daripada atom dipisahkan. Ikatan kimia memiliki beberapa jenis ikatan seperti yang akan diuraikan di bawah ini.

Dan kali ini yang akan di share tidak semua jenis ikatan kimia, hanya ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan logam saja, untuk ikatan yang lainnya mungkin di lain kesempatan.

3 Jenis Ikatan Kimia (Ikatan Ion, Ikatan Kovalen dan Ikatan Logam)

Sifat-sifat zat sebagian ditentukan oleh ikatan kimia antara atom-atom pembentukya. Suatu ikatan kimia adalah gaya tarik menarik  yang kaut antara atom-atom tertentu di dalam suatu zat. Perubahan kimia atau reaksi kimia terjadi karena penggabungan atau pemisahan atom-atom dengan cara tertentu sehingga terbentuk zat yang lebih stabil.

Hasil reaksi kimia dapat mempunyai bentuk molekul tertentu atau dapat pula menghasilkan kristal dengan bentuk tertentu yang akan menentukan sifat-sifat zat hasil tersebut. Perlu diketahui bahwa tidak semua jenis atom dapat bergabung dengan jenis atom lain membentuk senyawa.

Dalam artikel ini akan dipelajari penggabungan atom-atom membentuk senyawa, serta jenis ikatan kimia yang terjadi. Dikenal ada beberapa macam ikatan kimia yaitu:

  1. Ikatan ion / ikatan elektrovalen / ikatan heteropolar

  2. Ikatan kovalen / ikatan atom / ikatan homopolar

  3. Ikatan kovalen koordinasi / ikatan semipolar

  4. Ikatan logam

  5. Ikatan Hidrogen

  6. Ikatan (Gaya) Van Der Waals.

Baca Juga :

Sifat Senyawa dan Contoh Senyawa

Perbedaan Senyawa ion, Senyawa kovalen, dan Logam

a. Ikatan Ion

Ikatan kimia yang terbentuk akibat gaya tarik menarik antara ion positif (kation) dengan ion negatif (anion) disebut sebagai ikatan ion. Jika atom-atom logam berdekatan atom-atom bukan logam akan terjadi perpindahan elektron valensi dari atom logam kepada atom bukan logam. Akibatnya atom logam membentuk kation sedangkan atom bukan logam membentuk anion. Antara anion dan kation yang berlawanan muatan akan saling tarik menarik dan terbentuklah ikatan ion (ikatan elektrovalen).

Atom logam natrium yang mempunyai susunan elektron 2e  8e  1e sedangkan atom klor mempunyai susunan elektron 2e  8e  7e. Agar kedua atom di atas mempunyai susunan elektron stabil (oktet) maka logam natrium akan melepaskan sebuah elektron valensinya, sedangkan atom klor cenderung untuk menerima elektron yang dilepaskan oleh natrium tersebut

Pelepasan dan penerimaan elektron tersebut dapat digambarkan sebagai:

Na :  2e  8e   1e  → Na+ :  2e  8e   +  1e

Cl  :  2e  8e   7e   +  1e  →  Cl– :  2e  8e  8e

Atara ion Na+ dengan ion Cl– akan tarik menarik membentuk Na+Cl– dan ditulis sebagai NaCl.

11p

Atom natrium, Na                                      ion natrium, Na+

2e   8e   1e                                                     2e  8e

Atom klrin, Cl                                                        ion klorida, Cl–

2e   8e   7e                                                                   2e   8e   8e

Dengan cara yang sama terangakan pembentukan senyawa MgF2, Na2O, CaCl2, Na3N

b. Ikatan Kovalen

Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara bersama oleh dua atom yang belikatan. Ikatan kovalen terjadi akibat ketidakmampuan salah satu atom yang akan berikatan untuk melepaskan elektron, yang dalam pembentukannya, masing-masing atom mempunyai orbital pada kulit terluar yang berisi elektron tunggal. Dan kedua orbial tersebut saling tumpang-tindih (overlap) sehingga sebuah pasangan elektron terbentuk, kemudian dipakai secara bersama oleh kedua atom. Ikatan kovalen terbentuk oleh sesama unsur non logam.

“ikatan yang terbentuk akibat adanya pemakaian elektrom bersama-sama antara unsur non logam”

Dengan kata lain, sama-sama memberi dan menerima

Contoh ikatan kovalen :

Unsur H dengan N membentuk senyawa NH3

1H : 1      à H+

7N : 2, 5  à N-3

H+ + N-3 à NH3

c. Ikatan Logam

Gaya tarik menarik seperti pada molekul-molekul polar dapat juga terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-elektron yang bergerak bebas. Interaksi inilah yang dikenal sebagai ikatan logam.

Unsur-unsur logam menunjukkan sifat-sifat yang khas, seperti umumnya berupa zat padat pada suhu kamar, dapat ditempa dan merupakan penghantar listrik dan panas yang baik.

Sifat-sifat tersebut dapat dimaklumi setelah melihat bagaimana atom-atom logam dalam membentuk ikatan logam. Atom-atom logam mempunyai elektron valensi yang kecil, sehingga elektron valensi dapat bergerak bebas dan sangat mudah dilepaskan akibatnya elektron-elektron valensi tersebut bukan hanya milik salah satu  ion logam tetapi merupakan milik bersama ion-ion logam yang terjejal dalam kisi kristal logam. Dapat dikatakan bahwa elektron valensi  dalam logam terdelokalisasi, membaur membentuk awan elektron yang menyelimuti ion-ion positif logam yang telah melepaskan sebagian elektron valensinya. Akibatnya terjadi interaksi antara kedua muatan (elektron bermuatan negatif dengan ion logam yang bermuatan positif) yang berlawanan dan membentuk ikatan logam. Gaya tarik menarik ini cukup kuat sehingga pada umumnya unsur logam mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi.

Kekuatan ikatan logam dipengaruhi oleh:

  1. jari-jari atom, makin besar jari-jari atom menyebabkan ikatan logam semakin lemah

  2. jumlah elektron valensi, makin banyak elektron valensinya ikatan logam semakin kuat

jenis elektron s, p atau d. logam-logam blok s ikatannya paling lemah dan logam-logam blok d ikatan logamnya paling kuat (kelas 11).

Tag

Artikel Terkait

Kuis Terkait

Video Terkait

Cari materi lainnya :