Lima Filosofi Sepatu Ini Bikin Kamu Membatin, Iya Juga ya. Bener Nggak?

Oleh : Cinta Silvia - 17 October 2017 12:00 WIB

'''Kita itu bagaikan sepasang sepatu , selalu bersama tapi tak perna bersatu ". Itulah kalimat yang mungkin kalian pernah ucapkan  di media sosial ,atau bahkan dalam kehidupannyata. Tanpa kita sadari , ternyata sepasang sepatu mempunyai filosofi yang unik yang berkaitan dengan kehdupan .Apa saja ya ? ..

1. Tak pernah sama, tapi saling melengkapi

alt="Bersama, tak bersatu" src="http://image-serve.hipwee.com/wp-content/uploads/2017/06/hipwee-Filosofi-sepatu-1-640x524.jpg" />

Sepatu kiri dan kanan tidak memiliki bentuk yang sama. Namun keduanya akan melengkapi. Kemanapun perginya, sepatu bagian kiri dan kanan akan saling melengkapi. Bahkan apabila salah satunya tidak ada, maka sepatu tersebut tidak akan berarti.

Selain tak pernah sama, sepatu juga tak bisa bersatu. Selalu bersama, namun tak pernah bisa bersatu. Seperti lantunan lagu yang dibawakan oleh penyanyi kondang Tulus. Lagu ini sangatlah pas dengan filosofi sepatu tak pernah sama, namun saling melengkapi.

2. Saling pengertian

alt="Saling pengertian" src="http://image-serve.hipwee.com/wp-content/uploads/2017/06/hipwee-Filosofi-sepatu-2-640x411.jpg" />

Sepatu memiliki sifat saling pengertian. Sepasang sepatu tidak harus melangkah bersama-sama. Namun dalam berjalan, sepatu harus bergantian. Keduanya seolah mengerti mana yang harus didahulukan. Dirinya atau pasangannya. Sehingga dengan keselarasan ini terciptalah sebuah langka yang indah.

Dengan sifat saling pengertian ini, kedua sepatu pun akhirnya bisa mencapai tujuan yang dicita-citakan. Keduanya tidak hanya berangkat bersama, namun juga akan sampai tujuan secara bersama-sama pula apabila kedua sepatu tersebut saling pengertian dan tidak mementingkan kepentingan pribadinya.

3. Persamaan derajat

alt="Persamaan derajat" src="http://image-serve.hipwee.com/wp-content/uploads/2017/06/hipwee-Filosofi-sepatu-3-640x399.jpg" />

Sepasang sepatu tidak pernah merasa dirinya lebih tinggi dan hebat dari pasangannya. Sebaliknya, sepasang sepatu akan memiliki derajat yang sama. Jika salah satu dari mereka berada di lantai bawah, maka salah satunya juga berada disitu.

Begitu juga apabila salah satunya berada di lantai atau di puncak gunung, maka bagian yang lain akan berada di tempat yang sama. Di manapun berada, sepasang sepatu akan berada di tempat yang sama. Bahkan tidak mungkin satu bagian sepatu meninggalkan bagian lainnya karena merasa lebih baik.

4. Penampilan bukanlah jaminan

alt="Penampilan bukan jaminan" src="http://image-serve.hipwee.com/wp-content/uploads/2017/06/hipwee-Filosofi-sepatu-4-640x480.jpg" />

Salah satu pelajaran dari sepatu adalah penampilan bukanlah jaminan. Sebagus dan semahal apapun sepatu anda, tetaplah berada di bawah dan diinjak-injak. Artinya penampilan bukanlah jaminan untuk hidup mulya.

Setampan dan secantik apapun jika dia tempatnya di bawah maka tetap akan berada di bawah. Tidak peduli dia berasal dari bahan apa, modelnya tahun berapa, harganya berapa, serta belinya dimana. Namun jika itu sepatu maka kodratnya sudah berada di bawah dan diinjak-injak.

5. Pasangan serasi

alt="Pasangan yang serasi" src="http://image-serve.hipwee.com/wp-content/uploads/2017/06/hipwee-Filosofi-sepatu-5-640x360.jpg" />

Sepatu adalah salah satu contoh pasangan serasi. Bagian kanan dan kiri yang di buat tidak sama ternyata merupakan pasangan yang serasi. Mau berjalan kemanapun, sepatu selalu beriringan. Dua sosok tersebut selalu berangkat dan menuju tujuan yang sama.

Keserasian sepasang sepatu tidak hanya ketika dipajang, namun dalam perjalanan kedua sepatu juga harus serasi. Satu hal lagi, pasangan sepatu tidak akan nyaman digunakan jika bukan miliknya atau bukan pasangannya. Keserasian ini membuktikan kesetiaan dalam berhubungan satu sama lainnya.

Itulah sedikit ulasan tentang filosofi sepatu, bak menemukan pasangan hidup yang lama tidak ketemu. Semoga, kita bisa menemukan pasangan seperti filosofi sepatu, ya.

Tag

Artikel Terkait

Kuis Terkait

Video Terkait

Cari materi lainnya :