4 Hal yang Harus Diperbaiki di Bulan Ramadhan

Oleh : Rizki Anugrah Ramadhan - 24 April 2020 11:55 WIB

Di bulan yang penuh keberkahan ini, menjadi kesempatan berharga bagi seorang Muslim untuk memperbaiki kualitas diri dan juga menggapai target yang belum dicapai pada tahun sebelumnya.

alt="4 Hal yang Harus Diperbaiki di Bulan Ramadhan" src="https://i2.wp.com/seruni.id/wp-content/uploads/2020/03/aset-tvr-ramadhan-pidato-muhammad-gery-01_ratio-16x9-1.png?resize=696%2C470&ssl=1" style="height:203px; width:300px" />

Namun sayangnya, masih banyak dari kita yang masih bingung, harus mulai dari mana untuk memperbaiki diri serta aspek apa saja yang harus dirubah. Sehingga kita benar-benar merasakan buah dari madrasah Ramadhan. Sebenarnya, masih aspek yang harus dirubah dan target yang dicapai. Semua tergantung dari kondisi personal seorang muslim. Namun, setidaknya ada lima sisi yang harus diperbaiki oleh seorang Muslim. Diantaranya sebagai berikut:

1. Memperbaiki Hubungan dengan Sang Khalik

Selanjutnya, yang harus diperbaiki oleh seorang Muslim tentunya hubungannya kepada Sang Khalik. Sebab, ibadah tanpa dilandasi dengan rasa cnta, rasa takut, dan mengharap kepada Allah, hanya akan menciptakan kemaasan. Karena ia tidak merasakan nikmatnya ketaatan dan manisnya keimanan. Lambat laun, ia akan mulai bosan untuk mengerjakan kewajiban-kewajibannya sehingga akhirnya na’udzu billah ia akan meninggalkan sama sekali.

Oleh sebab itu, hendaklah seorang Muslim untuk memperhatikan hubungannya dengan Allah. Memikirkan kebesaran-Nya, luasnya karunia dan kasih sayang-Nya, serta besarnya ancaman dan pedihnya siksaan-Nya. Menghadirkan Allah dan segala aktivitasnya. Hingga ia menjadi orang yang ihsan. Sebagaimana pesan Rasulullah

“Kamu menyembah Allah seakan akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR. Muslim)

2. Memperkuat Hubungan dengan Sesama Manusia

Puasa Ramadhan adalah ibadah yang dilakukan oleh kaum Muslimin secara serentak di seluruh dunia. Kita merasakan satu hal yang sama, yakni lapar dan haus dan sama-sama berjuang untuk mampu menahan dan mengendalikan diri dari melakukan sesuatu yang tidak dibenarkan oleh Allah SWT, meskipun peluang untuk itu sangat besar.

Nilai keserentakan bisa menghasilkan kebersamaan dan hubungan yang baik dengan sesama Muslim. Semangat kebersamaan merupakan modal yang sangat berharga bagi upaya perjuangan di jalan Allah SWT, apalagi Dia amat mencintai orang yang berjuang secara bersama-sama dengan kerjasama yang baik, Allah berfirman yang artinya:

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang dijalan-Nya dalam suatu barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS. As Shaff: 4)

Keserentakan dalam melakukan ibadah Ramadhan, juga melahirkan makna kekompakan antar sesama kaum Muslimin. Kekompakan dalam menyikapi suatu pilihan. Kekompakan dalam menghadapi suatu masalah. Kekompakan dalam mengatasi problematika hidup. Termasuk kekompakan dalam membuat pilihan-pilihan sosial dan politik. Inilah ruh kebersamaan yang lahir dalam ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Tidak mudah dicerai berai, tidak gampang difitnah dan diadu domba. Kita merasakan hal yang sama, menjalankan ketaatan kepada Allah SWT. Dan apapun yang menghalangi ketaatan dan ketundukan pada Allah SWT, kita sama-sama merasakannya sebagai sesuatu yang harus dihindari.

Di bulan Ramadhan, kita lebih memandang kepentingan publik atau sosial yang diyakini lebih bisa memelihara ketaatan dan ketundukan masyarakat kepada Allah SWT. Di bulan Ramadhan, penilaian kita terhadap banyak masalah, menjadi lebih didasari pertimbangan, apakah sikap kita dan sikap masyarakat kita, lebih berpihak pada ketundukan pada syariat Allah SWT, atau tidak. Di bulan Ramadhan, kita lebih memiliki keyakinan yang kuat untuk menjatuhkan pilihan pada apa yang menjadi keinginan ummat Islam secara bersama-sama, dan lebih memberi harapan pada kehidupan keagamaan yang lebih baik.

3. Memperbaiki Hubungan dengan Diri Sendiri

Memperbaiki hubungan dengan diri sendiri yang dimaksud ialah bermuhasabah, merenungkan banyaknya amalan yang luput ditunaikan. Sementara di sisi lain masih banyak pelanggaran yang masih kerap dilakukan. Ini merupakan masalah besar yang harus diperbaiki oleh setiap insan. Hasan Al-Bashri berkata:

“Seorang mukmin adalah pemimpin atat dirinya sendiri. ia harus selalu bermuhasabah. Sesungguhnya yang membuat ringan hisab seorang hamba di hari kiamat adalah karena ia senantiasa bermuhasabah di dunia. Dan yang membuat berat hisab seorang hamba di hari kiamat adalah tidak bermuhasabah di dunia.” (Hulyatui Auliya: 2/157)

Jika kita adalah orang yang cenderung malas mengerjakan suatu ketaatan, maka mulailah untuk membiasakannya meski perlahan-lahan dan sedikit memaksa. Sebab, tak ada obat yang lebih mujarab dari orang yang malas melebihi memaksanya.

Namun, bukan berarti ibadah yang dijalankan tidak berpahala lantaran dilakukan dengan terpaksa. Sebab, paksaan tersebut hanyalah bentuk melatih jiwa untuk mengendalikan hawa nafsu yang cenderung mengajak kemalasan. Termasuk melatih diri meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat. Seperti bermain game dan perbuatan yang melalaikan lainnya. Dan puasa adalah kesempatan berharga untuk melatih meninggalkan itu semua.

Menggantikannya dengan amalan sunnah seperti membaca Al-Qur’an, dzikir, memperdalam pemahaman agama dengan belajar dan taklim dan lain sebagainya.

4. Memperkokoh Jiwa Ketabahan

Dalam hidup ini, dalam kekuatan konsitensi dan ketabahan adalah sesuatu yang harus kita miliki. Ketabahan tidak muncul dengan sendirinya, dan karenanya setiap kita harus mendapat pemahaman dan melakukan latihan agar kita memiliki ketabahan itu. Puasa di bulan Ramadhan adalah sarana pelatihan ketabahan yang luar biasa. Kita menjadi lebih berdaya tahan dalam mempertahankan nilai-nilai kebenaran yang datang dari Allah SWT, meskipun dalam kondisi yang sulit seperti haus dan lapar.

Kehidupan ini ibarat kita berjalan di atas jalanan yang banyak persimpangan. Di persimpangan yang banyak itu, banyak pula godaan, bisikan, yang menarik agar kita tidak melanjutkan perjalanan atau menyimpangkan langkah ke jalan yang berbeda. Maka puasa di bulan Ramadhan membentuk kekuatan kita untuk tabah, untuk tangguh, untuk tetap berada di dalam jalan perjuangan, di jalan kebaikan, di jalan yang mengarah pada hidupnya nilai-nilai Islam di masyarakat.

Keempat target yang penting kita capai dalam bulan Ramadhan di atas akan mencetak kita semua sebagai pribadi-pribadi pemimpin yang berhasil dalam menjalankan kepemimpinannya. Kepemimpinan dalam lingkup keluarga, masyarakat, atau negara, harus memiliki empat target yang harus dicapai dalam bulan Ramadhan. Keyakinan yang kuat kepada Allah SWT, hubungan yang kuat kepada Allah SWT, hubungan yang kuat dengan sesama, dan mental yang kuat dalam membela kebenaran.

Tag

Artikel Terkait

Kuis Terkait

Video Terkait

Cari materi lainnya :