Pengertian Oogenesis

Oleh : Rizki Anugrah Ramadhan - 21 January 2020 16:00 WIB

Proses oogenesis ini merupakan suatu pembentukan sel telur betina. Adapun spermatogenesis itu dengan oogenesis merupakan dua bagian yang disebut dengan istilah Gametogenesis yang merupakan suatu pembentukan gamet ataupun sel kelamin.

Pengertian Oogenesis ini merupakan suau proses dari pembentukan sel telur dari sistem reproduksi wanita. Terjadinya proses dari terbentuknya sel telur ini juga terjadi pada ovarium. Pada proses Oogenesis, Oogonium maupun telur ibu sel diploid tersebut akan mengalami peningkatan dan juga berubah jadi oosit primer diploid.

Proses oogenesis ini juga terjadi pada semua jenis spesies yang bereproduksi dengan secara generatif yang mencakup semua proses belum matangnya sel telur. Sementara untuk proses pematangan dari sel telur ini akan melewati 5 tahap untuk mamalia diantaranya

  1. proses Oogonium,
  2. proses oosit primer,
  3. proses oosit sekunder,
  4. proses ootid, serta
  5. ovum.

Bagi sebagian spesies yang mengalami suatu proses reproduksi seksual, maka ovum ataupun juga sel telur tersebut hanya mengandung setengah dari materi genetik pada individu dewasa. Itu lah sebabnya reproduksi tersebut dapat terjadi saat gamet jantan itu telah membuahi sel telur. Adapun untuk sperma ini juga mengandung dari setengah bahan genetik terhadap individu matang, jadi untuk sebuah embrio yang dibentuk dari fertilasi tersebut kemudian akan terisi dari set lengkap dari materi genetik, kemudian untuk setengahnya sel telur sampai setengah dari sperma.

Fungsi Oogenesis

Adapun fungsi dari Oogenesis ini diantaranya sebagai berikut :

  1. Satu oogonium ini menghasilkan satu sel telur serta tiga badan kutub.
  2. Badan kutub tersebut mempunyai sejumlah kecil sitoplasma. Hal ini membantu di dalam mempertahankan jumlah sitoplasma yang cukup didalam sel telur yang penting sebagai perkembangan embrio awal. Pembentukan tubuh kutub tersebut mempertahankan setengah jumlah kromosom di dalam sel telur.
  3. Selama meiosis, penyilangan pertama itu terjadi yang menghasilkan variasi.
  4. Oogenesis tersebut terjadi pada segala macam organisme. Oleh sebab itu, ini mendukung dari bukti hubungan dasar organisme.

Proses Oogenesis

alt="Proses-Oogenesis" src="https://pendidikan.co.id/wp-content/uploads/2020/01/Proses-Oogenesis.jpg" style="height:266px; width:400px" />

Adapun Oogonium, merupakan sel induk yang asalnya itu dari telur yang terdapat pada sel folikel pada ovarium. Proses oogonium tersebut juga mengalami pembelahan mitosis sehingga berubah jadi oosit primer serta mempunyai 46 kromosom. Pada saat itu oosit primer juga akan melakukan meiosis sehingga kemudian menghasilkan 2 sel anak itu dengan ukuran sama.

Kemudian sel anak yang ukurannya itu lebih besar ialah oosit sekunder yang mempunyai sifat haploid. Ukuran oosit sekunder ini memang lebih besar dibandingkan dengan ukuran oosit primer, sebab oosit sekunder tersebut memiliki banyak sekali sitoplasma.

Proses berikutnya ialah sel anak yang berukuran lebih kecil yang disebut dengan sebutan badan polar pertama serta setelah itu dapat membelah diri lagi.

Kemudian oosit sekunder tersebut meninggalkan tuba ovarium dab menuju pada tuba fallopi. Bila oosit sekunder itu sudah atau telah dibuahi oleh sel sperma, kemudian hal itu akan terjadi pembelahan meiosis kedua. Begitu juga dengan badan polar yang pertama itu akan membelah dua badan polar kedua, sehingga pada proses itu akan mengalami suatu degenerasi. Tetapi bila tidak terjadi fertilasi, dengan begitu dengan secara cepat akan terjadi menstruasi dan juga siklus oogenesisi akan di ulang lagi.

Pada saat pembelahan meiosis kedua, bagian oosit sekunder tersebut bakal berubah sifat dab jadi haploid yang punya 23 kromosom atau disebut juga sebagai ootid. Pada saat ovum dengan inti nukleus itu sudah atau telah siap melebur jadi satu, itu berarti disaat itu sudah mencapai perkembangan final jadi sel telur matang. kejadian dari keluarnya sel telur tersebut bisa atau dapat disebut dengan sebutan ovulasi.

Pada tiap-tiap ovulasi itu cuma punya satu sel telur matang maka dapat atau bisa hidup sampai 24 jam. Apabila sel telur itu tak dibuahi, sel telur tersebut jgua akan mati setelah itu akan luruh bersama dengan dinding rahim pada saat awal menstruasi.

Proses Oosit Primer

alt="Proses-Oosit-Primer" src="https://pendidikan.co.id/wp-content/uploads/2020/01/Proses-Oosit-Primer.jpg" style="height:328px; width:400px" />

Oosit primer tersebut tersusun di dalam gonad dalam suatu kelompok yang dikelilingi oleh sel epitel pipih yang disebut dengan sel folikuler serta ini membentuk folikel primordial. Oosit primer tersebut ditangkap di tahap profase meiosis I. Selama masa kanak-kanak, atresia ini lebih lanjut (kematian sel) terjadi, dengan meninggalkan ~ 40.000 sel telur dimasa pubertas. Begitu juga pubertas ini dimulai, sejumlah oosit primer (15-20) tersebut mulai matang untuk tiap bulan, walaupun hanya satu di antaranya yang mencapai pematangan secara penuh untuk menjadi oosit.

Oosit primer ini mengalami 3 tahap:

  1. Pra-antral
  2. Antral
  3. Preovulasi

Tahap Pra-antral

Oosit primer tumbuh itu dengan secara dramatis sementara masih ditahan pada meiosis I. Sel-sel folikel tumbuh serta juga berkembang biak untuk membentuk suatu epitel berbentuk kubus bertingkat. Sel-sel tersebut sekarang dikenal dengan istilah sel granulosa serta mengeluarkan glikoprotein untuk dapat membentuk zona pelusida di sekitar oosit primer.

Sel-sel jaringan ikat yang mengelilinginya itu juga berdiferensiasi dan menjadi theca folliculi, lapisan khusus sel-sel yang di sekitarnya yang responsif terhadap LH serta juga bisa atau dapat mengeluarkan androgen di bawah pengaruhnya.

Tahap Antral

Ruang ini berisi cairan terbentuk di antara sel-sel granulosa, ini pada akhirnya bergabung bersama untuk dapat membentuk ruang berisi cairan sentral yang disebut dengan antrum. Folikel sekarang disebut dengan folikel sekunder. Dalam tiap-tiap siklus bulanan salah satu folikel sekunder tersebut menjadi dominan serta berkembang lebih lanjut di bawah pengaruh FSH, LH serta estrogen.

Tahap Pra-Ovulasi

Lonjakan LH tersebut menginduksi tahap ini serta meiosis sekarang lengkap. Dua sel haploid tersebut terbentuk di dalam folikel, namun mereka berukuran tidak sama. Salah satu dari sel anak menerima sitoplasma itu jauh lebih sedikit daripada yang lain serta membentuk tubuh kutub pertama, yang tidak akan melanjutkan di dalam membentuk sel telur.

Proses Oosit Sekunder

alt="Proses-Oosit-Sekunder" src="https://pendidikan.co.id/wp-content/uploads/2020/01/Proses-Oosit-Sekunder.jpg" style="height:398px; width:400px" />

Sel haploid lainnya itu dikenal dengan sebutan oosit sekunder. Kedua sel anak tersebut kemudian akan menjalani meiosis II, tubuh kutub pertama tersebut akan direplikasi untuk memberikan dua tubuh kutub namun penangkapan oosit sekunder di dalam metafase meiosis II ini 3 jam sebelum ovulasi.

Oosit sekunder yang memiliki sifat haploid akan melakukan pembelahan meiosis II itu menjadi ootid yang sifatnya haploid serta polosit sekunder yang memiliki sifat haploid.Polosit primer yang sifatnya haploid tersebut akan membelah menjadi 2 polosit sekunder yang sifatnya adalah haploid. Ootid yang sifatnya haploid tersebut akan mengalami diferensiasi atau juga pendewasaan menjadi ovum yang memiliki sifat haploid. Sedangkan untuk 3 polosit sekunder itu akan mengalami degenarasi atau peluruhan. Sehingga pada akhir oogenesis tersebut akan dihasilkan 1 sel ovum yang haploid dan juga 3 polosit sekunder yang haploid.Di dalam ovarium tersebut, sebelum ovum tersebut matang  maka ovum tersebut akan dibungkus oleh folikel de Graff.

Setelah ovum matang, maka akan terjadi ovulasi yakni ovum akan keluar dari ovarium serta akan ditangkap oleh fimbria serta ovum akan diarahkan masuk ke tuba falopi untuk kemudian selanjutnya menunggu sperma untuk mengalami suatu proses pembuahan atau fertilisasi.

Ovulasi

Ukuran folikel telah atau sudah tumbuh serta sekarang matang – disebut dengan folikel Graafia. Lonjakan dari LH ini meningkatkan aktivitas atau kegiatan kolagenase sehingga pada dinding folikel tersebut melemah, hal ini dikombinasikan dengan suatu kontraksi otot dinding ovarium yang mengakibatkan sebuah ovum itu dilepaskan dari ovarium serta kemudian dibawa ke tuba falopi dengan melalui fimbriae (proyeksi seperti jari dari otak). tuba fallopi).

Fertilisasi

Oosit sekunder ini hanya akan menyelesaikan meiosis II di fertilisasi, mengeluarkan badan kutub ke3 setelah meiosis II selesai serta kemudian telur yang dibuahi. apabila pembuahan tersebut tidak pernah terjadi, oosit tersebut akan merosot 24 jam setelah ovulasi, tetap ditahan dimeiosis II.

Namun, apabila sel telur dibuahi, gerakan peristaltik tuba falopi itu memindahkan telur ke rahim yang mana ia bisa ditanamkan ke dinding uterus posterior.

Fakta mengenai Oogenesis

Dibawah ini merupakan poin-poin yang perlu untuk diingat tentang oogenesis, yakni :

  • Oogenesis ialah suatu proses yang menghasilkan sel telur tunggal
    Satu oosit primer menghasilkan satu oosit sekunder serta 1 badan kutub yang setelah itu mengalami degenerasi dari ovarium
  • Jumlah kromosom manusia ialah 46, disebabkan karna itu tidak ada suatu proses pembelahan di oogonium sehingga jumlah kromosom itu sama pada oosit primer
  • Saat oosit primer tersebut mengalami proses pembelahan sel di tahap meiosis I serta meiosis II, jumlah kromosom menjadi 23 pada oosit sekunder serta satu badan kutub serta ovum.
  • Janin wanita itu memiliki 7 juta oosit primer yang terbentuk di ovarium, namun tetapi mengalami regresi itu menjadi sekitar 2-4 juta di saat mereka lahir
  • Dimasa pubertas, jumlah dari oosit primer ini hanya 40.000 oosit primer

Tahapan Oogenesis

alt="Tahapan-Oogenesis" src="https://pendidikan.co.id/wp-content/uploads/2020/01/Tahapan-Oogenesis.png" style="height:222px; width:400px" />

Dibawah ini merupakan tahapan dari oogonium, diantaranya sebagai berikut

1. Proliferasi (Perbanyakan)

Tahap perbanyakan tersebut berlangsung dengan secara berulang-ulang. Gametogonium ini membelah menjadi 2, 2 menjadi 4, 4 dan menjadi 8 serta seterusnya.

Sel benih primordial tersebut berdiferensiasi itu menjadi oogonium, Kemudian mengalami proliferasi untuk dapat membentuk oosit primer, siap untuk memasuki periode tumbuh. Dan untuk mamalia masa proliferasi tersebut terjadi dalam kandungan induk.

2. Pertumbuhan

Pada pertumbuhan, oogonium tersebut kemudian akan tumbuh membesar dan menjadi oogonium I. Pertumbuhan tersebut sangat memegang peranan penting, disebabkan karna untuk sebagian besar dari substansi telur tersebut digunakan dalam perkembangan selanjutnya. Diferensiasi tersebut juga terdapat pada periode tumbuh.

3. Pematangan

Pada proses tersebut juga terdapat 2 kali pembelahan meiosis. Setelah terjadi fase pertumbuhan, oogonium I tersebut mengalami tahap pematangan, yang berlangsung dengan secara meiosis. Akhir dari meiosis I terbentuk oogonium II serta  akhir meiosis II itu terbentuk ootid.

4. Perubahan Bentuk

Ootid di dalam fase terkhir ini kemudian akan mengalami perubahan bentuk (transformasi) dan menjadi suatu gamet. Pada mamalia, selesai meiosis I pada betina, kemudian terbentuk oosit II serta satu polosit.

Polosit ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan oosit, disebabkan karna sitoplasma ini sedikit sekali. Akhir dari meiosis II tersebut akan terbentuk satu ootid serta satu polosit II.

Sementara itu polosit I tersebut membelah pula menjadi dua, tapi jarang terjadi disebabkan karna berdegenerasi lebih awal. Tiga polosit ini kemudian akan berdegenerasi kemudian diserap kembali oleh tubuh. Jadi untuk betina oosit tersebut tumbuh menjadi 1 ovum.

Faktor yang mempengaruhi Proses Oogenesis

Terdapat beberapa hormon yang bisa atau dapat mempengaruhi dari proses oogenesis diatas. Beberapa hormon tersebut diantaranya sebagai berikut :

  1. Hormon FSH atau (Follicle Stimulating Hormone), mempunyai fungsi sebagai perangsang pertumbuhan sel-sel folikel.
  2. Kemudian terdapat juga hormon LH atau (Luteinizing Hormone), mempunyai fungsi sebagai perangsang dari proses ovulasi, yakni suatu proses pengeluaran dari sel telur.
  3. Lalu ada juga hormon Estrogen, yang fungsinya itu untuk menimbulkan karakter kelamin sekunder.
  4. Kemudian ada hormon Progesteron, yang memiliki fungsi untuk dapat menebalkan berupa dinding endometrium.

Demikianlah penjelasan mengenai Pengertian Oogenesis, Proses, Tahapan, Fungsi, Fakta & Faktor, semoga apa yang diuraikan dapat bermanfaat untuk anda. Terima kasih

Tag

Artikel Terkait

Kuis Terkait

Video Terkait

Cari materi lainnya :