4 Fakta Menarik Teknik Aeroponik, Budidaya Tanpa Tanah Hasil Berlimpah

Oleh : Nurul Marta - 11 November 2019 18:24 WIB

Apakah Anda tertarik dengan teknik budidaya di udara atau yang juga dikenal sebagai aeroponik? Teknik ini sudah cukup lama dikenal di kalangan pembudidaya sayuran modern. Berikut ini beberapa fakta menarik mengenai aeroponik ini.

alt="aeroponik" src="https://www.pertanianku.com/wp-content/uploads/2019/11/4-Fakta-Menarik-Teknik-Aeroponik-Budidaya-Tanpa-Tanah-Hasil-Berlimpah.jpg" style="height:267px; width:400px" />

Nutrisi disemprotkan

Aeroponik tidak dilakukan pada lahan atau media tanam khusus. Tanaman yang dibudidayakan dibiarkan menggantung di udara. Oleh karena itu, tanaman-tanaman ini sangat membutuhkan nutrisi khusus yang menunjang pertumbuhannya.

Nutrisi ini didapatkan dari penyemprotan pada bagian akar tanaman. Akar tanaman ini disemprot nutrisi yang berbentuk kabut sehingga dapat diserap dengan lebih efektif. Cara ini hampir sama dengan teknik hidroponik. Hanya saja, hidroponik memungkinkan akar tanaman terendam terus-menerus oleh nutrisi yang sama.

Sprinkle si pemberi nutrisi

Agar tetap tumbuh dengan baik, penyemprotan nutrisi ini harus terus dilakukan. Tujuannya adalah menurunkan suhu tanaman supaya tanaman tidak layu. Alat yang digunakan untuk mengatur waktu penyemprotan ini diberi nama sprinkle. Agar tidak layu, tanaman tidak boleh berhenti disemprot lebih dari 15 menit.

Tanaman dan penyemaian

Tanaman yang banyak digunakan dalam budidaya teknik ini adalah jenis sayuran daun dan sayuran umbi. Contoh sayuran daun aeroponik adalah bayam, kangkung, sawi, dan selada. Sayuran umbi antara lain kentang dan ketela pohon.

Benih yang digunakan tidak langsung ditanam dengan metode ini. Penyemaian dilakukan di atas rockwool terlebih dahulu dalam tray pembibitan. Jika bibit sudah tumbuh menjadi benih, tanaman siap digantung dan dibudidayakan dengan teknik aeroponik.

Keuntungan melimpah

Hasil panen tanaman aeroponik lebih unggul daripada tanaman yang ditanam dengan teknik lain seperti hidroponik atau konvensional. Dilihat dari segi kuantitas, berat selada yang ditanam dengan teknik ini bisa mencapai 20 ton per hektare. Jumlah ini merupakan dua kali lipat hasil pertanian konvensional yang hanya 10 ton per hektare.

Sementara itu, dari segi kualitas, tanaman aeroponik juga lebih unggul. Kadar oksigen yang tinggi membuat akar tanaman lebih optimal dalam menghasilkan energi. Selain itu, tanaman aeroponik juga lebih higienis, segar, renyah, beraroma lebih harum, dan rasanya lebih lezat.

Tag

Artikel Terkait

Kuis Terkait

Video Terkait

Cari materi lainnya :