9 Tumbuhan Langka di Papua yang Wajib Dilestarikan

Oleh : Nurul Marta - 18 August 2020 19:00 WIB

Sudah dari dahulu Papua memiliki keberagaman tumbuhan yang sangat banyak jumlahnya. Bahkan beberapa di antaranya hanya dapat hidup dan tumbuh di tanah Papua. Iklim dan cuaca yang sesuai di Papua menjadi tempat yang pas untuk berkembang biak bagi beberapa spesies tanaman tertentu, bahkan saat ini keberadaannya masuk ke dalam daftar langka. Lalu apa sajakah tanaman langka tersebut, berikut adalah daftarnya:

1. Buah Merah (Pandanus conoideus)

alt="" src="https://storage.googleapis.com/ilmugeografi/2019/10/3b5ae8ac-buah-merah-150x150.jpg" style="height:150px; width:150px" />

Buah merah berasal dari keluarga pandan. Buah merah terbungkus oleh daun mirip seperti jagung sehingga perlu mengupasnya terlebih dahulu untum memperoleh buahnya. Buah merah juga berada di negara Papua Nugini dan dikenal dengan nama Marita, sedangkan orang Papua sendiri menyebutnya dengan nama kuansu. Setidaknya ada sekitar 30 jenis buah merah, akan tetapi hanya ada 4 jenis yang memiliki nilai ekonomi tinggi yaitu jenis panjang merah, merah pendek, cokelot dan kummiming. Buah merah yang dimanfaatkan untuk obat herbal yakni berjenis merah panjang dengan panjang mencapai 100 cm dan diameter 18 cm serta berat 7,5 kg. Buah merah dikonsumsi oleh masyarakat Papua bersamaan ketika melakukan upacara batu. Buah merah banyak mengandung manfaat seperti meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah kanker, mencegah diabetes dan lain sebagainya, sebab di dalam buah merah mengandung antioksidan yang tinggi dan juga betakaroten.

2. Rabon Bi

alt="" src="https://storage.googleapis.com/ilmugeografi/2019/10/569f331e-rabon-bi-150x150.jpg" style="height:150px; width:150px" />

Rabon bi atau keben memiliki bentuk mirip dengan buah jambu air, akan tetapi mempunyai serat di bagian kulitnya serta pada bagian tepi. Saat dibelah, bagian dalam rabon bi akan tampak seperti tempurung dan berwarna putih. Di dalamnya juga terdapat biji yang cukup keras serta berlendir.

Meskipun begitu buah rabon bi tidak dapat dikonsumsi. Masyarakat Papua hanya memanfaatkan buah rabon bi sebagai penyembuh penyakit mata seperti rabun jauh, rabun dekat hingga katarak. Untuk mengobati mata yang sakit cukup mudah, yaitu dengan meneteskan sari atau pati buah rabon bi pada mata yang sakit.

3. Matoa (Pometia pinnata)

alt="" src="https://storage.googleapis.com/ilmugeografi/2019/10/ac84ff08-matoa-150x150.jpg" style="height:150px; width:150px" />

Tanaman khas yang terdapat di Papua yaitu matoa. Keunikan tanaman matoa terletak pada buahnya baik pada bagian luar maupun di bagian dalam buah. Untuk bagian kulit, buah matoa masak memiliki warna hijau keungu – unguan dengan tekstur kulit mirip seperti buah kelengkeng namun lebih lunak dan sedikit lengket. Daging buah matoa berwarna putih dan memiliki rasa yang cukup unik yaitu percampuran antara kelengkeng dengan durian.

Pemanenan buah matoa terjadi sebanyak satu tahun sekali, tepatnya pada bulan Januari hingga Februari. Ada dua jenis varian dari matoa yaitu matoa kelapa dan matoa papeda. Buah matoa kelapa mempunyai tekstur daging kering namun kenyal dan kulit buah berwarna kehijauan. Saat ini keberadaan matoa bukan menjadi tanaman yang sulit untuk ditemukan. Banyak orang mulai membudidayakan matoa sehingga persebarannya sudah sampai ke seluruh Indonesia.

4. Bintangur

alt="" src="https://storage.googleapis.com/ilmugeografi/2019/10/0e0e0cc4-bintangur-150x150.jpg" style="height:150px; width:150px" />

Bentuk buah dari bintangur yaitu bulat sedikit lonjong dengan warna kulit hijau dengan jenis buah bergerombol. Buah dari bintangur ini tidak dapat dikonsumsi, bukan berarti buah ini tidak berguna justru sebaliknya. Manfaat buah bintangur diperoleh setelah melalui pengolahan yaitu dengan diekstrak menjadi minyak. Masyarakat Papua memanfaatkan minyak bintangur sebagai alternatif pengganti bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor.

Minyak bintangur hanya digunakan ketika pasokan bahan bakar minyak langka atau terlambat untuk datang. Tahapan untuk menjadi minyak dimulai dari mengeringkan terlebih dahulu buah bintangur. Pengeringan bertujuan untuk mengeluarkan minyak dari dalam buah. Setelah itu minyak harus disaring untuk memisahkannya dengan benda – benda atau endapan yang terdapat pada minyak. Selanjutnya, minyak yang dihasilkan bisa digunakan untuk bahan bakar.

5. Pisang (Musa Ingens)

alt="" src="https://storage.googleapis.com/ilmugeografi/2019/10/365ace3c-pisang-musa-ingens.jpg" style="height:130px; width:200px" />\

Pisang jenis Musa Ingens ini memiliki keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan jenis pisang pada umumnya yaitu mempunyai ukuran besar. Besarnya pisang Musa Ingens bisa mencapai 60 kg dengan panjang 18 cm dan diameter 4 cm atau setara dengan lengan orang dewasa. Pohon pisang Musa Ingens banyak ditemukan di hutan Pegunungan Arfak dengan tinggi pohon mencapai 25 meter.

Pelepah daun pisangnya sendiri bisa mencapai panjang 5 meter dengan lebar daun 1 mater. Meskipun begitu, pisang Musa Ingens tidak dapat dikonsumsi sebab rasa yang dihasilkan hambar. Pohon pisang Musa Ingens sangat sulit ditanam sehingga jarang masyarakat Papua yang membudidayakannya.

6. Anggrek Hitam Papua

alt="" src="https://storage.googleapis.com/ilmugeografi/2019/10/b035f82e-anggrek-hitam-papua-150x150.jpg" style="height:150px; width:150px" />

Anggrek hitam dari Papua memang berbeda dari anggrek pada umumnya. Secara fisik anggrek hitam ini benar – benar berwarna hitam baik di bagian dalam maupun di bagian luarnya. Namun untuk bagian tengah anggrek hitam memiliki warna ungu atau merah terang. Keunikan lain dari anggrek hitam yaitu sulitnya untuk ditemukan serta dibudidayakan.

Untuk menemukan induk dari anggrek hitam sendiri harus memasuki pedalaman hutan Papua itupun jika beruntung sebab keberadaannya di alam liar juga terbatas. Sistem budidaya tidak membantu memperbanyak jumlah anggrek hitam. Untuk memperoleh bibitnya, anggrek hitam harus berada pada kondisi yang sama seperti tempat aslinya. Bahkan modifikasi lingkungan hanya dapat menghasilkan keberhasilan sekitar 20 – 30% saja, tidak heran jika harga dari anggrek hitam bisa mencapai ratusan juta.

7. Anggrek Besi

alt="" src="https://storage.googleapis.com/ilmugeografi/2019/10/bcbc899d-anggrek-besi-150x150.jpg" style="height:150px; width:150px" />

Papua memang menjadi tempat bagi beberapa jenis anggrek langka di dunia. Selain anggrek hitam, papua juga memilik anggrek yang tidak kalah cantik yaitu anggrek besi. Ciri khas dari anggrek besi yaitu mempunyai warna kelopak yaitu hijau cerah sedangkan untuk bagian putik berwarna ungu.

Sama seperti anggrek hitam, anggrek besi juga tergolong anggrek langka oleh karena itu harga jual dari anggrek besi juga sangat tinggi. Akan tetapi budidaya anggrek besi lebih mudah sehingga saat ini sudah banyak diperjual belikan anggrek besi dengan harga yang lebih terjangkau.

8. Sarang Semut

alt="" src="https://storage.googleapis.com/ilmugeografi/2019/10/f308d47c-sarang-semut-300x200.jpg" style="height:133px; width:200px" />

Sarang semut masuk ke dalam genus tanaman mirmekofita epifit. Sarang semut dapat ditemukan berada pada batang atau dahan pohon yang hanya ada di Papua. Sarang semut akan menempel pada tumbuhan lain untuk dijadikan inang, tetapi bukan sebagai parasit. Jika dibelah sarang semut akan terlihat seperti lubang atau ruang mirip seperti sarang semut dan memang dimanfaatkan oleh semut untuk tempat tinggal. Umbi dari sarang semut memiliki banyak manfaat kesehatan yaitu mencegah dan mengobati kanker, menyembuhkan penyakit wasir, stroke, maag, melancarkan peredaran darah dan masih banyak lagi.

9. Anggrek Stuberi (Dendrobium lasianthera)

alt="" src="https://storage.googleapis.com/ilmugeografi/2019/10/22bba90e-anggrek-stuberi-dendrobium-lasianthera-150x150.jpg" style="height:150px; width:150px" />

Satu lagi jenis anggrek yang langka di Papua yaitu anggrek stuberi. Warna dari anggrek stuberi sangat unik yaitu percampuran antara warna putih dan ungu pada bagian kelopak. Kelebihan lain dari anggrek stuberi yaitu bentuk kelopaknya yang bergelombang atau terpilin. Perlu diketahui jika anggrek stuberi masuk ke dalam daftar tanaman budidaya yang hanya dapat tumbuh di lingkungan konservasi saja. Sehingga ada sanksi tegas jika terbukti memelihara anggrek stuberi di luar lingkungan konservasi.

Itulah beberapa tumbuhan langka di Papua yang wajib dilestarikan keberadannya agar tidak punah. Semoga bermanfaat.

Tag

Artikel Terkait

Kuis Terkait

Video Terkait

Cari materi lainnya :