Suka Nonton Maraton TV Series? Hati-Hati, Ini Dampaknya buat Otak

Oleh : Bintang Maulidya - 26 September 2019 12:36 WIB

src="https://cdn.yukepo.com/content-images/main-images/2019/09/05/main_image_20175.jpg" style="height:267px; width:400px" />

unsplash.com

Sejak beberapa tahun terakhir, masyarakat semakin gemar menonton serial TV. Apalagi semenjak adanya platform streaming film dan serial TV seperti Netflix, dan channel seperti HBO, Disney dan sebagainya. Itu semua membuat pilihan film dan serial TV berkualitas semakin banyak.

Sayangnya, masih banyak orang tidak menggunakannya dengan bijak. Saking sukanya terhadap film atau serial TV dan saking banyaknya pilihan film atau serial TV berkualitas, banyak orang akhirnya memilih jalan maraton untuk menyelesaikannya.

Padahal kegiatan tersebut memiliki dampak buruk bagi kesehatan otak. Wow, terkesan seram sekali, ya.

1. Ketergantungan terhadap serial TV

alt="" src="https://cdn.yukepo.com/content-images/listicle-images/2019/09/05/114727.jpg" style="height:267px; width:400px" />

www.blibli.com

Menonton serial TV secara maraton adalah menghabiskan satu season bahkan lebih dalam satu hari. Setelah banyak pembahasan mengenai ketergantungan manusia terhadap media sosial maupun ponsel pintar, kini saatnya membahas ketergantungan masyarakat. Khususnya anak muda terhadap platform atau situs streaming film dan serial TV.

Media sosial sejak awal dibuat memang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan keinginan untuk diakui, dianggap, atau diterima oleh orang lain. Ternyata kelemahan psikologis manusia bukan hanya itu.

Masih ada lagi yang lebih berbahaya yaitu hasrat ingin menyelesaikan sesuatu. Hasrat inilah yang dipahami dan dimanfaatkan oleh situs streaming film.

2. Pendapat dari ahli

alt="" src="https://cdn.yukepo.com/content-images/listicle-images/2019/09/05/114728.jpg" style="height:212px; width:400px" />

www.qupas.id

Menurut Matt Johnson, seorang dosen psikologi dari Hult School of Business di San Francisco, seseorang yang berencana menonton tiga episode suatu serial TV dapat dibilang tidak terobsesi menonton. Sebaliknya, orang yang berencana menonton satu episode suatu serial TV tapi setelahnya meneruskan ke episode lainnya yang membuat dirinya meninggalkan kegiatan sehari-hari, maka orang itu telah terobsesi menonton.

3. Melupakan dunia nyata

alt="" src="https://cdn.yukepo.com/content-images/listicle-images/2019/09/05/114729.jpg" style="height:200px; width:400px" />

www.sehatq.com

Ending menggantung di setiap episode dan tersedianya tombol autoplay, memicu munculnya efek Zeigarnik. Istilah psikologi adalah sebutan untuk keinginan menyelesaikan sesuatu yang sudah dimulai.

Sebenarnya dalam beberapa hal, hasrat ini tidak buruk. Misalnya dalam mengejar suatu cita-cita. Masalahnya, kini hasrat tersebut lebih banyak berkaitan dengan dunia maya yang membuat seseorang lupa dengan kehidupan nyatanya.

Seseorang bisa mengorbankan kebahagiaan sesungguhnya di dunia nyata demi hal yang fana. Misalnya untuk serial TV di Netflix, menonton video di Youtube, atau mengecek media sosial sampai larut malam.

4. Jangan terobsesi

alt="" src="https://cdn.yukepo.com/content-images/listicle-images/2019/09/05/114730.jpg" style="height:225px; width:400px" />

pekanbaru.tribunnews.com

Seseorang yang terobsesi membaca banyak buku selama satu tahun yang, membuat dirinya tidak menikmati setiap buku yang dibacanya. Orang tersebut akhirnya membaca seperti dikejar deadline dan kehilangan kebahagiaan saat membaca. Hal seperti inilah yang disebut obsesi dan berlaku dalam hobi nonton maraton ini.

5. Lakukan hal bermanfaat lainnya

alt="" src="https://cdn.yukepo.com/content-images/listicle-images/2019/09/05/114731.jpg" style="height:226px; width:400px" />

www.hipwee.com

Masih banyak hal yang harus dilakukan di kehidupan sehari-hari ketimbang mengikuti obsesi menyelesaikan satu season penuh sebuah serial TV. Pada dasarnya, yang perlu kamu sadari adalah semua hal tersebut adalah hiburan.

Banyak sekali kegiatan yang harus dihentikan atau dikurangi dalam hidup ini. Ketika disadari bahwa kegiatan tersebut hanya merenggut kebahagiaan yang sesungguhnya, mungkin itu saatnya.

Kamu harus bertanya ulang pada diri sendiri. Apakah kegiatan yang kita lakukan benar-benar membahagiakan? Jangan-jangan hanya sekadar obsesi, seperti menonton serial TV secara maraton.

Tag

Artikel Terkait

Kuis Terkait

Video Terkait

Cari materi lainnya :