Fungsi Hormon Sitokinin Pada Tumbuhan

Oleh : Nurul Marta - 23 September 2019 11:06 WIB

alt="Related image" src="https://4.bp.blogspot.com/-F1a2LP-PGMQ/WZEQtlZLsSI/AAAAAAAAC0U/jfqoAQMbSz8WsBgXSbO3e9FOr9juQIM9QCLcBGAs/w1200-h630-p-k-no-nu/Pertumbahan%2BTanaman%2BKacang%2BHijau.jpg" style="height:210px; width:400px" />

Kata hormon berasal dari bahasa Yunani yaitu hormaein yang artinya menggiatkan. Fitohormon atau hormon tanaman adalah senyawa organik bukan nutrisi yang aktif dalam jumlah kecil yang disintesis pada bagian tertentu, pada  umumnya ditranslokasikan kebagian lain tanaman dimana senyawa tersebut, menghasilkan suatu tanggapan secara biokimia, fisiologis dan morfologis. Pada umumnya, hormon mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, dengan mempengaruhi pembelahan sel, perpanjangan sel, dan differensiasi sel. Beberapa hormon, juga menengahi respon fisiologis berjangka pendek dari tumbuhan terhadap stimulus lingkungan. Setiap hormon, mempunyai efek ganda yang tergantung pada tempat kegiatannya, konsentrasinya, dan stadia perkembangan tumbuhannya. Beberapa contoh hormon tumbuhan antara lain auksin, giberelin, sitokinin, asam absisat, etilen, asam tarumatin dan kalin  (Setyaningrum dan Saparinto, 2014).

Hormon yang memiliki peran sebagai pembelahan sel tanaman adalah hormon sitokinin. Sitokinin dapat meningkatkan pembelahan, pertumbuhan dan perkembangan kultur sel tanaman. Sitokinin juga menunda penuaan daun, bunga dan buah dengan cara mengontrol dengan baik proses kemunduran yang menyebabkan kematian sel-sel tanaman. Penuaan pada daun melibatkan penguraian klorofil dan protein-protein, kemudian produk tersebut diangkut oleh floem ke jaringan meristem atau bagian lain dari tanaman yang membutuhkannya. Pada tumbuhan, hormon ini dihasilkan di daerah akar, embrio dan buah yanh dapat berpindah dari akar ke organ lainnya. Sitokinin yang diproduksi di akar selanjutnya diangkut oleh xilem menuju sel-sel target pada batang (Fried dan Hademenos, 2005).

Sitokinin biasa digunakan dalam kultur jaringan bersama dengan auksin. Jaringan tumbuhan yang dikulturkan tanpa diberi sitokinin akan mengalami perbesaran ukuran sel tanpa disertai dengan pembelahan. Penambahan sitokinin dan auksin dalam kultur tersebut akan memicu sel-sel tersebut membelah membentuk sel-sel baru. Sitokinin dengan kadar lebih tinggi dari auksin akan memicu kalus berkembang menjadi pucuk dan daun, namun apabila kadar auksin lebih tinggi, kalus akan berkembang menjadi akar. Teknik kultur jaringan dengan menggunakan bagian irisan jaringan batang atau akar dengan dilakukan pemberian sitokinin, maka irisan jaringan batang akan menebal karena terjadi pembentangan sel ke arah smaping. Pemberian sitokinin meningkatkan plastisitas dinding sel sehingga dinding sel mengendur kemudian pembentangan akan terjadi lebih cepat (Wijayani dkk, 2007).

Hormon sitokinin merupakan hormon yang dibutuhkan untuk pembelahan sel, slah satu zat dari sitokinin adalah kinetin. Kinetin merupakan turunan dari hormon sitokinin yang sering digunakan dalam teknik kultur jaringan. Kinetin disebut juga sebagai sitokinin karena senyawa ini juga mampu memacu sitokinesis (pembelahan sel), namun merupakan senyawa alami, kinetin ini tidak disintesis alami oleh tumbuhan oleh karena itu biasanya selalu mengandung sitokinin sintesis (diartikan bahwa hormon ini disintesisnya di tempat lain) (Hendaryono dan Wijayani, 1994).

Tag

Artikel Terkait

Kuis Terkait

Video Terkait

Cari materi lainnya :