Tahukah Kamu? Ternyata Bumi Semakin Hijau daripada 20 tahun lalu

Oleh : Nurul Marta - 20 May 2019 11:40 WIB

 

alt="" src="https://i2.wp.com/saintif.com/wp-content/uploads/2019/03/path5664.png?resize=770%2C515&ssl=1" style="height:268px; width:400px" title="Tahukah Kamu? Ternyata Bumi Semakin Hijau daripada 20 tahun lalu" />

NASA punya kabar baik, Bumi menjadi semakin hijau daripada 20 tahun lalu.

Darimana mulanya perubahan ini berasal?

Penelitian NASA membandingkan data citra resolusi tinggi satelit dari pertengahan dekade 90-an sampai hari ini.

NASA menggunakan satelit MODIS untuk mendapatkan citra detail perubahan vegetasi di Bumi sepanjang waktu.

src="https://i2.wp.com/thumbor.forbes.com/thumbor/960x0/https%3A%2F%2Fblogs-images.forbes.com%2Ftrevornace%2Ffiles%2F2019%2F02%2F41893_2019_220_Fig1_HTML.jpg?resize=770%2C385&ssl=1" style="height:200px; width:400px" />

Peta diatas menunjukkan perubahan hijau (meningkatnya vegetasi) dan coklat (menurunnya vegetasi) di Bumi.

Mulanya, peneliti tidak yakin tentang apa yang sebenarnya penyebab dibalik semakin hijaunya planet ini.

Apakah pemanasan global yang meningkatkan gas karbondioksida atau apakah iklim yang lebih basah menyebabkan lebih banyak tanaman bisa tumbuh.

Setelah investigasi lebih lanjut, ditemukan jika penghijauan agaknya terkonsentrasi di wilayah China dan India.

Jika penghijauan ini disebabkan oleh perubahan iklim dan pemanasan global, seharusnya meningkatnya jumlah vegetasi tidak terbatas pada batas negara tertentu.

Seharusnya kalau demikian, daerah lintang tinggi mestinya menjadi lebih hijau lebih cepat daripada daerah lintang rendah karena melelehnya permafrost dan wilayah di Rusia lebih menjadi ramah huni.

Dua negara dengan populasi penduduk terbesar sedunia

Berseberangan dengan pandangan umum bahwa India dan China tampak sering mengeksploitasi sumber daya alam berlebihan untuk menaikkan hasil ekonomi.

Dua negara ini bertanggung jawab terhadap perubahan besar penghijauan di planet ini selama dua puluh tahun belakangan ini.

Negara dengan populasi terbanyak sedunia ini melaksanakan program penanaman pohon massal secara ambisius dengan teknologi pertanian.

India memecahkan rekor dunia untuk penanaman pohon sebanyak 50 juta pohon dalam waktu hanya 24 jam.

China memulai mobilisasi penamanan pohon di pertengahan 90-an untuk melawan erosi, perubahan iklim dan polusi udara. Program ini memiliki andil 40% pada penghijauan di China.

Baca juga:  Apa itu Parker Solar Probe dan berapa uang yang dibuang NASA untuk misi itu?

Secara keseluruhan, peningkatan hijau di China dan India berasal dari pertanian intensif. 32% di China dan 82% di India.

Produksi beras, gandum, sayuran dan buah-buahan semakin meningkat 40% sejak tahun 2000.

src="https://i0.wp.com/thumbor.forbes.com/thumbor/960x0/https%3A%2F%2Fblogs-images.forbes.com%2Ftrevornace%2Ffiles%2F2019%2F02%2Fcountrieschart_tamo_2017.jpg?resize=770%2C439&ssl=1" style="height:228px; width:400px" />

Indonesia menempati peringkat 12 pada perubahan jumlah vegetasi per dekade. Tentu, grafik dibawah ini tidak memperlihatkan negara mana duluan yang memulai penghijauan.

Contohnya, negara yang secara ketat melestarikan keutuhan hutan dan vegetasinya hanya punya ruang kecil untuk meningkatkan jumlah vegetasinya.

Sedangkan, negara yang semula bergantung pada deforestasi punya lebih banyak ruang untuk menaman pohon lebih banyak.

Jangan senang dulu

Baik China maupun India telah melewati masa kelam deforestasi besar-besaran pada dekade 70-80an. Menggunduli hutan-hutan tua untuk urbanisasi, pekebunan, dan pertanian.

Tetap saja, usaha intensif penghijauan oleh China menjadi tidak kelihatan andilnya karena China masih menjadi negara pengemisi gas rumah kaca terbesar sedunia.

Jadi sementara India dan China tampak menjadi semakin hijau dari angkasa, mereka terus mengisi atmosfer dengan gas rumah kaca pada tingkat yang belum pernah ada sebelumnya dalam sejarah.

Sayangnya, justru di hutan hujan terbesar sedunia, Amazon, penghijauan tampak tak terlihat. Sedikit mengejutkan, antara tahun 2000 hingga 2005, Brazil telah kehilangan area hutan hampir seluas pulau Jawa.

Begitupun dengan hutan hujan di Indonesia yang tidak memiliki perubahan hijau signifikan.

Hutan dan tanaman memiliki peran besar dalam siklus karbon alami di Bumi, karena mengikat sebagian besar karbondioksida di udara.

Tepatnya, pohon dan tanaman di Bumi menyerap 25% gas karbondioksida hasil aktivitas manusia.

Penanaman pohon dan perluasan hutan menjadi salah satu strategi untuk mengendalikan konsentrasi karbon di planet ini.

Yang mana konsentrasi gas karbondioksida di udara sekarang ini merupakan terbanyak sejak 15 juta tahun yang lalu. Pemanasan global berkelanjutan.

Baca juga:  Bisa jadi manusia akan musnah jika serangga punah

Perubahan yang lebih baik lagi

Bagaimanapun, jelaslah jika ketika manusia dihadapkan pada suatu masalah, kita mampu dengan mahir menemukan solusinya.

Ketika fokus pemerintah bergeser di tahun 90-an untuk mengurangi polusi udara dan tanah, dan melawan perubahan iklim. Kedua negara ini membuat perubahan sangat besar pada penggunaan lahan mereka.

Bukan lagi mustahil, kalau kita memulai aksi kecil kita untuk lebih peduli terhadap planet satu-satunya ini.

Kita akan bisa terus hidup dengan nyaman di Bumi mewariskannya kepada anak cucu nanti.

Tag

Artikel Terkait

Kuis Terkait

Video Terkait

Cari materi lainnya :