Peluang Usaha, Cara Budidaya & Prospek Bisnis Jamur Merang

Oleh : Nurul Marta - 16 April 2019 19:55 WIB

src="https://genagraris.id/storage/posts/March2019/AumIwqqOJ61wNKePpGNg.png" />

 

Jamur Merang atau yang dikenal dengan nama latin Volvariella Volvacea adalah jenis jamur yang  populer  di Asia Tenggara khususnya Indonesia dan Jepang dan biasanya digunakan sebagai pelengkap bahan makanan.

Jamur merang mempunyai rasa yang gurih, enak dan warna yang tidak mudah berubah jika dimasak. Umumnya di Indonesia jamur merang dimanfaatkan sebagai bahan masakan, tumis jamur, pepes jamur, cap cay, mie ayam, dan lainnya.

Prospek Bisnis

Prospek bisnis yang ditawarkan dalam budidaya jamur merang sendiri cukup menjanjikan. Permintaan pasar jamur merang relatif stabil dan jarang mengalami penurunan. Permintaan pasar itu umum digunakan untuk olahan, masakan rumah tangga dan rumah makan (restoran).

Sentra produksi di Indnesia ada di Dataran Tinggi Dieng. Kandungan protein jamur merang relatif cukup tinggi. Dalam 100 gr jamur segar terkandung sekitar 3,2 gr protein dan akan mengaami peningkatan sekitar 16 gr jika jamur berada dalam keadaan kering. Di samping itu, jamur juga memiliki kandungan kalsium dan fosfor cukup tinggi yaitu 51 mg dan 223 mg.

Budidaya Jamur Merang

Sesuai dengan namanya, jamur ini tumbuh pada merang atau jerami padi. Jamur merang dapat dengan mudah kita temui di atas tumpukan jerami sehabis masa panen padi. Setelah lewat masa panen, jamur merang akan sulit ditemui. Melalui pembudidayaan modern, jamur merang dapat direoleh kapanpun, tanpa tergantung musim.

1. Penyiapan Tempat Budidaya

Pembudidayaan jamur merang modern membutuhkan media tanam khusus sebagai tempat tumbuh yang dikenal dengan nama kumbung (rumah jamur). Kumbung dapat dibuat dengan material rangka besi, kayu dari bambu atau dari plastik, yang dilengkapi jendela sebagai sirkulasi udara. Di bagian luar kumbung dapat dipasang lagi atap dan dinding yang terbuat dari anyaman bambu. Nipah atau kain disertakan untuk mengatur cahaya matahari yang masuk.

2. Fermentasi

Pembuatan rak (bedengan) bertingkat digunakan untuk meletakkan media tumbuh. Media tumbuh yang dibutuhkan merupakan hasil pengomposan jerami dan campuran limbah kapas dengan perbandingan 2:1, ditambah 1-2% kapur. Jerami dibasahi dengan air kemudian ditimbun dengan kapur di lantai, ditutup plastik polibag selama 5 hari.

Pada hari kelima, timbunan itu dibuka lalu dibalik kemudian ditambahi bekatul lalu diletakkan di bedengan. Bedengan ini kemudian ditutup polibag selama 4 hari untuk menjalani proses fermentasi. Namun, sebelum digunakan, bahan itu ditambah lagi dengan limbah kapas dan biji bijian seperti kacang hijau, beras, jagung, kedelai atau biji kapuk.

3. Pembiakan

Setelah 4 hari, media tumbuh diletakkan di rak-rak. Untuk prses ini, media tanam harus dalam keadaan steril agar terhindar dari serangan bakteri, ngengat atau jamur lain. Sterilisasi ini dilakukan melalui proses pasteurisasi, yaitu pemanasan kompos dan ruangan jamur dengan uap panas hingga temperatur 70 derajat celcius selama 5-7 jam, dimana keadaan stabilnya minimal 2-3 jam.

Terlebih dahulu pemanasan kumbung dilakukan dengan menghidupkan generator uap yang telah dihubungkan dengan ruangan dalam kumbung. Generator uap dapat dibuat secara sederhana menggunakan drum yang diisi air dan dipanaskan menggunakan kayu bakar. Uap yang dihasilkan oleh air disaluran ke dalam kumbung.

Setelah pasteurisasi, udara segar dibiarkan masuk untuk menurunkan suhu hingga mencapai 32-35 derajat celcius. Saat inilah bibit boleh mulai ditanam.

Bibit jamur merang biasanya diperoleh dari penjual bibit. Tidak mudah membuat biakan bibit jamur sendiri, kalaupun bisa, kualitasnya tidak selalu bagus. Bibit ditebarkan di seluruh permukaan jerami yang telah dikomposkan. Setelah itu, jendela dan pintu kumbung ditutup selama tiga hari. Suhu dijaga dalam kisaran 32-38 derajat celcius. Bibit jamur memerlukan suhu yang agak panas untuk menumbuhkan miselium (benang-benang jamur).

Sirkulasi udara harus dijaga. Selain itu, perhatikan pula media tumbuh, jangan sampai jerami kering. Bila perlu, semprotkan air yang telah dicampur sedikit urea.

4. Panen

Pada hari ke 8-12 setelah peletakan bibit, jamur merang sudah siap dipanen. Jamur merang biasanya diminati saat kuncupnya belum mekar, masih berbentuk bulat dengan warna putih kecoklatan. Bila kuncup telah mekar, meski masih bisa dimakan, namun nilai ekonomisnya akan turun.

Usaha Jamur Merang

alt="peluang usaha jamur merang" src="https://www.genagraris.id/storage/posts/March2019/usaha%20budidaya%20jamur%20merang.png" title="peluang usaha jamur merang" />

https://steemit.com/food/@st12/straw-mushroom-d85a43442b61d

Sebagai sebuah bisnis, usaha budidaya jamur merang akan lebih baik jika dikelola secara profesional. Tidak harus dengan membentuk manajemen atau organisasi seperti perusahaan besar, tetapi yang terpenting, pertama pencatatan pendapatan, biaya dan fungsi-fungsi kerja harus dideskripsikan dan dicatat degan jelas dan rutin.

Dimulai dari situ, nantinya akan diketahui pola usaha, terutama pola operasional dan biaya-biaya yang timbul. Seiring dengan perkembangan usaha, dengan mengetahui pola itu akan lebih muda untuk menentukan arah pengembangan usaha, baik itu untuk pengembangan pasar, efisiensi dan efektivitas, serta pengelolaan karyawan.

Tag

Artikel Terkait

Kuis Terkait

Video Terkait

Cari materi lainnya :