Contoh Kalimat Baku dan Tidak Baku

Oleh : Jamiat Abdillah - 12 April 2019 11:16 WIB
Contoh frasa yang tidak diproses dan tidak standar serta deskripsi lengkap: apa frasa standar? dan apakah frasa standar kata standar? Untuk menjawab pertanyaan yang masih tertunda, penulis berikut akan mengeksplorasi frase standar secara mendalam.

Istilah frasa standar digunakan untuk merujuk pada frasa yang sesuai dengan aturan Indonesia, baik dari segi pemilihan kata, ejaan dan struktur kalimat. Bahkan frasa standar sering disamakan dengan kalimat efektif karena kedua kalimat ini hampir sama. Namu yang harus diketahui adalah bahwa kalimat standar sudah pasti merupakan kalimat yang efektif sedangkan kalimat yang efektif belum tentu standar.

Frasa standar tidak sama dengan kata standar. Tetapi dalam kalimat standar itu harus mengandung kata-kata standar. Untuk membuat kalimat standar, kita harus memperhatikan kata-kata standar yang dapat dilihat dalam Kamus Besar Studi Bahasa Indonesia.

Sedangkan frasa non-standar adalah frasa yang tidak sesuai dengan aturan Indonesia. Meskipun Camat dapat dipahami oleh pembaca jika tidak sesuai dengan aturan bahasa, ini bukan ungkapan standar.

Terlepas dari kenyataan bahwa standar suatu kalimat harus memenuhi persyaratan tertentu yang sesuai dengan aturan bahasa Indonesia. Berikut adalah kondisi yang harus dipenuhi dalam timamat standar:

1. Logis

Sebuah kalimat dapat disebut standar jika kalimat itu logis atau dapat diterima dengan akal sehat. Meskipun Kaliamat sering digunakan, kalimat itu bukan ungkapan standar jika tidak logis.

contoh:

Bagi mereka yang membawa ponsel, harap matikan!

Meskipun kalimat di atas sangat komunikatif, kalimat itu bukan kalimat standar karena tidak logis memerintahkan untuk mematikan orang yang membawa ponsel. Frasa yang digunakan adalah:

Bagi yang membawa ponsel, matikan ponsel.

2. Simpan

Ungkapan ini disebut standar jika tidak ada kata yang terbuang di dalamnya.

contoh:

Para siswa saling mendorong untuk memasuki ruang kelas.

Kalimat di atas mengandung buang-buang kata karena ada kata "hipotek" dan "push-push". kalimat tersebut akan efektif jika diubah menjadi:

Siswa saling menyemangati untuk masuk kelas.

4. Campur

Hubungan antara unsur-unsur kalimat dalam kalimat standar harus tepat sehingga tidak ada salah tafsir.

contoh:

Data yang diperoleh menunjukkan bahwa peningkatan bahan bakar cukup sulit bagi orang kecil.

iklan

Kalimat di atas bukan kalimat standar karena tidak memiliki argumen. Kalimat itu akan menjadi standar jika diubah menjadi:

Kenaikan harga bahan bakar cukup sulit bagi masyarakat.

5. Kesesuaian struktur

Kalimat standar memiliki struktur yang sesuai sehingga tidak ada kebingungan makna.

contoh:

Budi membeli pakaian saudara perempuannya.

Kalimat di atas tidak standar karena strukturnya salah. Apa yang dibeli Budi bukanlah pakaiannya, melainkan saudara perempuannya. Jadi kalimat yang sesehat itu adalah:

Budi membelikan kemeja untuk saudara perempuannya.

Berikut adalah beberapa kesalahan yang menyebabkan kalimat tidak standar:

1. Ketidaktepatan dalam penulisan tanda baca

Sekalipun suatu kalimat telah memenuhi persyaratan sesuai dengan aturan bahasa Indonesia, hukuman tersebut tidak standar jika ada kesalahan dalam penggunaan tanda baca.

contoh:

Sang ibu berkata, "Beli garam laut ibu"?

Kalimat di atas tidak menjadi non-standar karena ada kesalahan dalam penulisan tanda baca. Kalimat tersebut harus ditulis sebagai berikut:

Ibu berkata, "Belikan aku garam ibu?"

2. Ketidaktepatan dalam menulis huruf kapital

Frasa default tidak akan menjadi standar jika salah ketika menulis huruf kapital.

contoh:

Ombak di pantai pulau Jawa sangat tinggi.

Penulisan pulau Jawa harus menggunakan huruf kapital karena merupakan nama tempat atau nama geografis.

3. Struktur dan ketidaktepatan tata bahasa kalimat

Kalimat akan menjadi non-standar, jika struktur dan kekakuannya tidak benar.

contoh:

Dalam masyarakat Amerika, kita tahu tradisi Halloween.

Kalimat itu secara struktural salah karena tidak ada argumen. Kalimatnya harus:

Komunitas Amerika tahu tradisi Halloween.

Berikut ini adalah contoh frasa dan frasa standar:

Dia menyewa sebuah rumah di gedung tua. (Baku)
Dia menyewa sebuah rumah di gedung tua. (Tidak standar)

Paman saya adalah sepeda baru. (Baku)
Sepeda pamanku yang baru. (Tidak standar)

Mereka mengolok-olok satu sama lain. (Baku)
Mereka saling memprovokasi. (Tidak standar)

Guru saya, Pak Bambang, sangat cerdas. (Baku)
Guru saya, Pak Bambang sangat cerdas. (Tidak standar)

Tag

Artikel Terkait

Kuis Terkait

Video Terkait

Cari materi lainnya :