Home » Kongkow » kongkow » Trending Seorang Pelajar Terbunuh di Jogja, Apa Itu Klitih?

Trending Seorang Pelajar Terbunuh di Jogja, Apa Itu Klitih?

- Selasa, 05 April 2022 | 08:49 WIB
Trending Seorang Pelajar Terbunuh di Jogja, Apa Itu Klitih?

Beberapa hari belakangan media sosial Twitter muncul tagar yang menggambarkan keresahan warganet terhadap klitih. Hal ini semakin membuat geram warganet karena, Klitih sudah menyebabkan satu pelajar SMA di Jogja harus kehilangan nyawa. Lalu apa sih itu Klitih?

Pengertian Klitih

Istilah klitih marak di pemberitaan media sekitar 2016 silam. Kata klitih adalah bentuk kata ulang yaitu klitah-klitih yang bermakna jalan bolak-balik agak kebingungan. Hal itu merujuk pada Kamus Bahasa Jawa SA Mangunsuwito, seperti diberitakan di Harian Kompas, 18 Desember 2016.

Pranowo pakar bahasa Jawa sekaligus Guru Besar Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta menjelaskan bahwa klithah-klithih masuk kategori dwilingga salin suara atau kata ulang berubah bunyi seperti pontang-panting dan mondar-mandir.

Baca juga: Kegiatan Unik Bulan Ramadan Ini Hanya Terjadi di Indonesia

Namun ia mengartikan klithah-klithih sebagai keluyuran yang tak jelas arah. Menurut sosiolog kriminal dari UGM Yogyakarta Soeprapto, makna klitih sendiri mengalami pergeseran makna.

Kalau dulunya ini kan lebih kepada upaya membela temannya yang memiliki masalah dengan orang lain, seperti dari daerah atau sekolah berbeda.

Geng-geng pelajar ini kemudian mencari musuh secara acak, sehingga belakangan motifnya menjadi lebih beragam. Bahkan kini para pelajar yang terlibat kriminalitas di jalanan sudah menggunakan alat-alat, seperti rantai, gear sepeda motor, celurit, golok, atau senjata tajam lainnya.

Para pelaku klitih menguntit para pengendara motor di jalan-jalan Yogyakarta kemudian mengarahkan senjata tajamnya hingga melukai para pemotor. Kejadian semacam ini umumnya terjadi di malam hari. Sehingga pihaknya rutin melakukan patroli ke titik-titik lokasi di mana kerap terjadi kasus klitih.

Karena pelaku banyak dari kalangan pelajar, pihaknya juga melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah dan merazia kendaraan yang dipakai anak-anak yang belum cukup umur. Klitih melibatkan anak-anak atau remaja, maka hukuman yang diberikan juga lebih ringan. Maka, solusi terbaik menurut Yulianto adalah dengan pencegahan.

Sumber : kompas.com
Cari Artikel Lainnya