Home » Kongkow » Kesehatan » Perbedaan Henti Jantung dan Serangan Jantung

Perbedaan Henti Jantung dan Serangan Jantung

- Rabu, 26 Januari 2022 | 14:51 WIB
Perbedaan Henti Jantung dan Serangan Jantung

Penyakit jantung terdiri dari berbagai macam jenis, contohnya serangan jantung dan henti jantung. Keduanya merupakan kondisi yang berbeda pada jantung.

Perbedaan henti jantung dan serangan jantung

Henti jantung dan serangan jantung sama-sama menyerang jantung. Namun, bukan berarti keduanya adalah kondisi yang sama. Supaya tidak lagi salah mengenai serangan jantung atau henti jantung, berikut ini ada beberapa perbedaan yang bisa Anda perhatikan.

1. Definisi dari penyakitnya

Henti jantung (cardiac arrest) adalah suatu kondisi gangguan yang fatal dimana jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba karena gangguan gaya listrik pada otot jantung. Kondisi tersebut membuat jantung tidak dapat berdetak dengan normal dan memicu kondisi aritmia (gangguan denyut jantung).

Akibatnya, berdampak pada distribusi darah ke seluruh tubuh yang terganggu. Kematian dapat terjadi dalam hitungan menit karena organ dalam vital, terutama otak, tidak menerima darah yang cukup.

Baca juga: Ciri-Ciri Lemah Jantung dan Cara Menghindarinya

Sementara serangan jantung (heart attack) adalah kondisi fatal yang terjadi saat jantung tidak menerima cukup aliran oksigen dari aliran darah yang menuju jantung. Hal ini disebabkan adanya penyumbatan pembuluh darah arteri, sehingga jantung mengalami kekurangan asupan darah yang mengandung oksigen.

Kondisi serangan jantung dapat terjadi dalam durasi hingga hitungan jam. Selama durasi waktu ini tersebut bagian jantung yang tidak menerima oksigen terus mengalami kerusakan berupa kematian otot jantung, jika tidak ditangani dapat menyebabkan kematian. Berbeda dengan henti jantung, jantung tidak berhenti berdetak selama mengalami serangan.

2. Gejala yang ditimbulkan

Selanjutnya, perbedaan henti jantung dan serangan jantung juga bisa dilihat dari gejala yang ditimbulkan. Berdasarkan situs Mayo Clinic, henti jantung mendadak umumnya menimbulkan gejala, seperti:

  • Tubuh roboh dan hilang kesadaran.

  • Denyut nadi tidak ada dan tidak bernapas.

  • Sebelum gejala di atas terjadi, beberapa di antaranya kadang mengalami tanda seperti rasa tidak nyaman atau nyeri dada, sesak napas, dan jantung berdebar atau palpitasi.

Sementara serangan jantung akan menimbulkan gejala yang agak berbeda, seperti:

  • Sesak napas disertai tubuh kelelahan dan mengeluarkan keringat dingin.

  • Dada nyeri seperti ditekan atau diremas yang menyebar hingga ke leher, rahang, dan punggung. Gejala ini terjadi secara berulang sebagai tanda peringatan.

  • Sakit kepala ringan atau pusing mendadak.

  • Perut terasa mual atau mulas.

Baca juga: Perbedaan Sesak Nafas karena Maag atau Serangan Jantung

3. Penyebab atau masalah kesehatan yang mendasari

Sebagian besar kasus henti jantung disebabkan oleh aritmia yang berasal dari bilik jantung, yaitu fibrilasi ventrikel. Namun, aritmia juga dapat berasal dari serambi kanan jantung, yakni atrial fibrilasi yang menyebabkan gangguan sinyal untuk memompa darah pada otot bilik jantung dan berakibat terjadinya henti jantung.

Henti jantung lebih mungkin dialami seseorang yang lahir dengan cacat jantung bawaan. Beberapa kejadian trauma juga dapat menyebabkan henti jantung secara mendadak seperti saat tersetrum, overdosis obat, aktivitas fisik terlalu berat, kehilangan banyak darah, penyumbatan saluran pernapasan, mengalami kecelakaan, tenggelam, dan hipotermia.

Beda dengan henti jantung, serangan jantung umumnya disebabkan oleh penyumbatan arteri jantung oleh plak dari kolesterol dan kalsium secara progresif, seperti aterosklerosis. Penyumbatan tersebut mempersempit pembuluh darah sehingga aliran darah tidak bersirkulasi dengan lancar.

Di samping itu, serangan jantung juga lebih sering menyerang orang dengan hipertensi (tekanan darah tinggi), obesitas, atau kurang menerapkan gaya hidup sehat.

American Heart Association menyebutkan bahwa meskipun beda, henti jantung dan serangan jantung saling berkaitan. Pasalnya, henti jantung mendadak dapat terjadi setelah seseorang mengalami serangan jantung. Itu artinya, serangan jantung merupakan salah satu faktor pemicu henti jantung.

4. Tindakan penanganannya

Pada henti jantung, ahli medis akan memberikan CPR (CPR/Cardiopulmonary Resuscitation) atau resusitasi jantung dan paru. Tujuannya untuk menjaga darah yang mengandung oksigen tetap mengalir ke otak dan organ vital lainnya.

Di samping itu, orang dengan henti jantung juga menerima perawatan berupa defibrilasi yaitu mengirimkan kejutan listrik melalui dada ke jantung agar jantung kembali berdetak dengan ritme normal.

Pada beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan prosedur medis berupa operasi bypass koroner, ablasi jantung, angioplasti koroner, dan operasi korektif jantung.

Sementara pada pasien serangan jantung, dokter akan memberikan obat seperti beta-blocker, aspirin, obat pengencer darah, dan obat antiplatelet.

Di samping pemberian obat-obatan, dokter spesialis jantung juga merekomendasikan prosedur angioplasti koroner dan operasi bypass koroner. Perawatan akan disempurnakan dengan rehabilitasi jantung untuk membantu pasien kembali ke aktivitas normal.

Meski beda, keduanya adalah kondisi darurat

Walaupun henti jantung dan serangan jantung itu memiliki perbedaan, namun keduanya merupakan kondisi darurat yang butuh penanganan medis segera. Pasalnya, dalam beberapa menit henti jantung terjadi, otak bisa mengalami kerusakan bahkan kematian.

Begitu juga dengan serangan jantung yang bisa merusak jaringan sehat di jantung dan menimbulkan kematian. Jika Anda mengalami gejala yang umumnya menyebabkan nyeri dada dan sesak napas, segera lakukan pemeriksaan ke dokter. Lakukan panggilan darurat ke nomor 119 jika Anda melihat seseorang mengalami tanda henti jantung.

Penanganan yang cepat dan tepat dapat mencegah kerusakan organ-organ vital, bahkan meningkatkan tingkat kelangsungan hidup pengidapnya.

Cari Artikel Lainnya