Home » Kongkow » Bahasa Inggris » News Item Text : Pengertian, Tujuan, Ciri, Generic Structure dan Contoh

News Item Text : Pengertian, Tujuan, Ciri, Generic Structure dan Contoh

- Rabu, 13 Januari 2021 | 16:00 WIB
News Item Text : Pengertian, Tujuan, Ciri, Generic Structure dan Contoh

1. Pengertian News Item Text

News item Text adalah sebuah tulisan atau teks pendek yang memberikan informasi terbaru (terupdate dan teraktual) tentang peristiwa/kejadian sehari-hari yang layak diberitakan atau penting dimana informasi tersebut layak dan penting untuk diberitakan

 

2. Tujuan News Item Text

Tujuan news items text adalah untuk menginformasikan kepada pembaca atau pendengar berita tentang peristiwa/kejadian sehari-hari yang layak untuk diberitakan atau penting. Dan kejadian yang diberitakan biasanya adalah kejadian atau peristiwa terbaru.

 

3. Ciri-Ciri News Item Text

  • Singkat, informasi tentang cerita yang ditangkap di judul
  • Menggunakan action verbs
  • Menggunakan Past tense dalam menerangkan kejadian berita
  • Menggunakan saying verbs
  • Menggunakan adverbs: waktu, tempat dan cara.

 

4. Generic Strukture News Item Text

  • Main Event/Newsworthy Event (kejadian inti)

Main worthy Event adalah berita utama, bagian yang menceritakan ringkasan dari suatu kejadian atau peristiwa penting yang terjadi.

  • Background Event/Elaboration (latar belakang peristiwa)

Background Event/Elaboration menceritakan secara rinci latar belakang kejadian atau peristiwa yang terjadi, siapa yang terlibat, dimana dan bagaimana peristiwa terjadi.

  • Source (sumber informasi)

Source,  bagian terakhir dari struktur news item text, Sumber yang memberikan informasi berkaitan dengan suatu peristiwa, bisa berupa pernyataan narasumber, komentar saksi, pendapat para ahli, atau pernyataan dari pihak terkait dari suatu peristiwa.

 

5. Contoh News Item Text

Rice farmers in Indonesia
dodge El Nino

The El Nino weather pattern, known to trigger an extension to the dry season, is reported to have had limited impact on Indonesia’s rice production. The nation’s harvest area and rice productivity per hectare increased by 2.31 percent and 3.97 percent respectively last year.

According to a preliminary Central Statistics Agency (BPS) report, rice production in Indonesia reached 75.36 million tons last year, an increase of 4.51 million tons or 6.37 percent from the 70.85 million tons reported during the 2014 harvest.

“The productivity of rice crops increased by 2.04 quintal per hectare or 3.97 percent compared to that of in 2014,” BPS head Suryamin announced during a press conference in Jakarta on Tuesday.

In addition, the harvest area rose 320,000 hectares (ha), an increase of 2.31 percent compared to the 2014 harvest area.

The jump in rice production was mostly due to an increase in production between May to August, following the increase to harvest area between January and April, which reached 505,410 ha, he explained.

El Nino, according to the  Indonesian Agency for Meteorology, Climatology and Geophysics (BMKG) report, started in March, rose in August and peaked to extremes in October and November.

“When the intensity of El Nino began to strengthen, rice that had been planted from May to August was already in its growth phase, a period which does not necessarily require a lot of water,” Suryamin told reporters.

However, the impact of El Nino on rice production between September and December was apparent, compacted by a 4.08 percent year-on-year decrease in harvest area during the period, down to 128,100 hectares.

Meanwhile, corn production rose by 600,000 tons or 3.17 percent to 19.61 million tons last year, despite a decrease in harvest area, by 1.31 percent or 50,200 ha. Corn production stood at 19.01 million tons in 2014.

“Productivity rose 2.25 quintals per ha, up by 4.54 percent,” Suryamin said.

Soybean production amounted to 963,100 tons last year, an increase of 8,100 tons compared to 955,000 tons in 2014. Seeing productivity up 1.16 percent or 0.18 quintals per hectare, the harvest area shrank 1,800 ha, 0.29 percent. (ags)

 

Terjemahan

Petani padi di Indonesia

Dodge El Nino

Pola cuaca El Nino, yang dikenal untuk memicu ekstensi untuk musim kemarau, dilaporkan telah terbatas dampak terhadap produksi padi di Indonesia. Bangsa panen rancah dan di sawah produktivitas per hektar meningkat 2,31 persen dan 3.97 persen masing-masing tahun lalu.

Laporan awal Badan Pusat Statistik (BPS) produksi padi di Indonesia mencapai 75.36 juta ton tahun lalu, peningkatan 4.51 juta ton atau melaporkan 6,37 persen dari 70.85 juta ton selama panen tahun 2014.

“Produktivitas tanaman padi yang meningkat sebesar 2.04 kwintal per hektar atau 3.97 persen dibandingkan dengan tahun 2014,” Kepala BPS Suryamin diumumkan selama konferensi pers di Jakarta pada hari Selasa.

Selain itu, daerah panen naik 320.000 hektare (ha), peningkatan 2,31 persen dibandingkan daerah panen tahun 2014.

Lompat di produksi beras adalah sebagian besar karena peningkatan produksi antara bulan Mei hingga Agustus, mengikuti kenaikan panen daerah antara Januari dan April, yang mencapai 505,410 ha, jelasnya.

El Nino, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) laporan, dimulai pada bulan Maret, mawar pada bulan Agustus dan memuncak ke ekstrem di bulan Oktober dan November.

“Ketika intensitas El Nino mulai untuk memperkuat, beras yang telah ditanam dari Mei hingga Agustus adalah sudah dalam tahap pertumbuhan, yang tidak selalu membutuhkan banyak air,” Suryamin kepada wartawan.

Namun, dampak El Nino produksi beras antara bulan September dan Desember adalah jelas, dipadatkan dengan 4,08% year-on-year penurunan lahan panen selama periode, ke 128,100 hektar.

Sementara itu, produksi jagung naik 600.000 ton atau 3. 17 persen menjadi 19.61 juta ton tahun lalu, meskipun penurunan panen area, 1,31 persen atau 50,200 ha. Produksi jagung berdiri di 19,01 juta ton pada tahun 2014.

“Produktivitas naik 2,25 kwintal per ha, naik 4.54 persen,” kata Suryamin.

Produksi kedelai sebesar 963,100 ton tahun lalu, peningkatan 8,100 ton, dibandingkan dengan 955,000 ton pada tahun 2014. Melihat produktivitas 1.16 persen atau 0,18 kwintal per hektar, kawasan panen menyusut 1.800 ha, 0. 29 persen.

Cari Artikel Lainnya