Home » Kongkow » kongkow » Lapisan Es Antartika yang Hampir Runtuh

Lapisan Es Antartika yang Hampir Runtuh

- Sabtu, 05 September 2020 | 13:16 WIB
Lapisan Es Antartika yang Hampir Runtuh

Perubahan iklim lagi-lagi membuat lapisan es di Antartika mencair. Bahkan karena ini lapisan es di sana berisiko runtuh. Para peneliti sepakat bahwa pemanasan global semakin terlihat nyata di Antartika. Mereka mengatakan bahwa lebih dari setengah lapisan es yang mengelilingi Antartika bisa meluncur ke laut runtuh.

Air yang mencari karena pemanasan global akan mengalir ke celah dalam dan merusak integritas struktural dari lapisan es. Lapisan es yang melemah menahan gletser di Pulau Pinus Antartika Barat dan Thwaites.

Jika tidak stabil, maka lapisan es akan runtuh dan meningkatkan permukaan laut global lebih dari tiga meter. Karena dua gletser tersebut memiliki luas lebih dari daratan Jerman.

Gletser yang sudah mengapung di laut tidak langsung mencair. Namun hal tersebut menjadi penyumbang utama kenaikan permukaan laut.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemanasan air laut merembes melewati garis landasan, di mana lapisan es mulai retak. Kini diketahui bahwa pemanasan atmosfer juga menyerang lapisan es dari atas.Panel penasihat sains PBB untuk perubahan iklim, IPCC, telah memperkirakan bahwa lautan akan naik satu meter pada akhir abad ini. Bahkan jika memungkinkan bisa lebih dari itu. Sehingga ratusan juta orang yang tinggal di pesisir juga akan terdampak.

Sejak abad ke-19 suhu permukaan rata-rata bumi telah naik 1 derajat celcius. Meski cuma satu derajat namun cukup untuk meningkatkan intensitas kekeringan gelombang panas dan siklon tropis.

Saat permukaan es mencari, air mengalir ke celah-celah ini dan meningkatkan terjadinya proses hidrofrakturing. Ketika itu, air jadi lebih berat dari es dan memaksa retakan terbuka dan lapisan es cepat hancur.

Semenanjung Antartika kini sudah memanas dibandingkan dengan benua-benua lain. Bongkahan utama Lapisan Es Larsen Peninsula yang telah stabil selama lebih dari 10.000 tahun, sudah hancur dalam beberapa hari tahun 1995. Kemudian kembali hancur pada tahun 2002.

Tahun 2008 dan 2009 malahan diikuti dengan pecahnya lapisan Es Wilkins. Penyebab utamanya diperkirakan adalah hydrofrakturing, seperti yang ditakutkan terjadi di dua gletser selanjutnya.

"Secara keseluruhan, temuan penulis menunjukkan dengan tepat bagian dari rak es yang paling rentan terhadap pemanasan atmosfer. Studi menunjukkan bahwa bagian besar yang saat ini stabil bisa runtuh karena suhu atmosfer meningkat," ujar Jeremy Bassis, seorang ilmuwan di Universitas of Michigan seperti dikutip dari Science Alert, Sabtu (5/9/2020).

Cari Artikel Lainnya