Home » Kongkow » Ekonomi » Daftar Negara yang Mengalami Resesi Tahun 2020

Daftar Negara yang Mengalami Resesi Tahun 2020

- Selasa, 13 Juli 2021 | 15:00 WIB
Daftar Negara yang Mengalami Resesi Tahun 2020

Resesi adalah periode penurunan ekonomi sementara di mana perdagangan dan aktivitas industri berkurang, umumnya ditandai dengan penurunan PDB dalam dua kuartal berturut-turut.

Ancaman resesi akibat virus Corona benar-benar nyata. Buktinya saat ini ekonomi di berbagai negara telah melambat dan akhirnya terjun ke jurang resesi.

Negara yang sudah resesi di antaranya ada dari negara-negara Eropa, hingga beberapa negara Asia. Dirangkum dari berbagai sumber, detikcom menghimpun negara-negara yang sudah terjun ke jurang resesi berikut ini:

1. Amerika Serikat (AS)

Perekonomian negeri Paman Sam tercatat mengalami kontraksi hingga minus 32,9% pada periode April-Juni. Kontraksi ini jauh lebih tajam dari kuartal I yang tercatat -5%.

Hal ini berdasarkan laporan dari Departemen Perdagangan AS yang baru dirilis 30 Juli lalu. Kontraksi tajam terjadi dalam konsumsi, ekspor, hingga investasi dan pengeluaran pemerintah.

2. Prancis

Meski begitu di basis tahunan (YoY), ekonomi AS di kuartal II -9,5%. Di kuartal I, ekonomi AS masih positif 0,3%.

Prancis resmi resesi setelah ekonomi di kuartal II tercatat -19% (YoY). Sebelumnya ekonomi Prancis sudah menyusut menjadi minus 5,7% di kuartal I.

Bila dibandingkan secara kuartalan, ekonomi kuartal II minus 13,8%, sedangkan kuartal I minus 5,9%. Dalam basis ini kontraksi sudah terlihat sejak kuartal akhir 2019, di mana ekonomi -0,2%.

Negara yang melakukan lockdown secara total ini ekonominya melambat dua kuartal secara berturut-turut. Di kuartal II ekonomi negeri Pizza minus 17,3% (YoY), sementara di kuartal I ekonominya -5,5%.3. Italia

Secara perbandingan kuartalan ekonomi Italia sudah minus 12,4% di kuartal II dan minus 5,4 di kuartal I. Pada kuartal akhir 2019, ekonomi Italia juga sudah minus 0,2%.

4. Spanyol

Senasib dengan Italia, ekonomi Spanyol juga terjun ke jurang resesi. Secara kuartal, ekonomi negeri matador ini minus 18,5% di kuartal II. Sebelumnya ekonomi mereka sudah minus 5,2% di kuartal I.

 

Baca Juga :

Apa Pengertian Resesi Ekonomi?

 

5. Inggris

Kantor Statistik Nasional Inggris menyebutkan dalam basis tahunan (YoY), ekonomi berkontraksi atau minus 21,7% di kuartal II. Hal ini jadi catatan pertumbuhan terburuk sejak 2009 di Inggris.

Sebelumnya di basis yang sama pada kuartal I-2020, ekonomi Inggris minus 1,7%. Sedangkan dalam basis kuartalan juga minus 20,4%, sementara di kuartal I minus 2,2%.

6. Polandia

Polandia mengalami resesi teknikal. Kejadian ini menjadi yang pertama sejak akhir era komunis. Lebih dari tiga dekade lalu.

Menurut data yang diterbitkan kantor Statistik Polandia, aturan lockdown menjadi penyebab Polandia mengalami resesi teknikal. Perekonomian Polandia menyusut 8,9% di kuartal II-2020 dalam basis kuartalan. Sebelumnya di kuartal I-2020, ekonomi minus 0,4%.

Di basis tahunan (YoY) ekonomi Polandia di kuartal II-2020 minus 8,2%, padahal sebelumnya ekonomi tumbuh 2% di kuartal I-2020.

7. Jerman

Jerman mengalami kontraksi atau minus 2% secara tahunan pada kuartal I tahun ini. Kontraksi berlanjut di kuartal II, di mana ekonomi minus 10,1%.

Di basis tahunan (YoY) ekonomi minus 11,7 di kuartal II. Sementara di kuartal I, ekonomi minus 2,3%.

Ini merupakan kontraksi paling dalam yang dialami Jerman sejak pencatatan ekonomi secara kuartalan yang dimulai pada 1970.

8. Korea Selatan

Korea Selatan masuk jurang resesi setelah Bank Sentral Korea (BOK) menyebut ekonomi kembali negatif di kuartal II-2020, di mana tercatat ekonomi minus 3,3%. Sebelumnya di kuartal-I, ekonomi sudah minus 1,3%.

Ekspor barang dan jasa yang jadi tumpuan negeri Ginseng anjlok 16,6%, terburuk sejak kuartal terakhir 1963. Dalam basis tahunan (YoY), ekonomi negara ini di kuartal-II minus 2,9% dari periode yang sama tahun lalu. Tapi, di kuartal-I, ekonomi tumbuh 1,4%.

9. Hong Kong

Ekonomi Hong Kong di kuartal II minus 9%. Di basis kuartalan, ekonomi minus 0,1% di kuartal II-2020.

Ini adalah kontraksi empat kuartal berturut-turut untuk negara tersebut. Aktivitas ekonomi sudah menyusut sejak pertengahan 2019, saat protes besar-besaran massa anti-China terjadi selama berbulan-bulan.

10. Malaysia

Malaysia juga mengalami resesi teknikal. Dikutip dari Trading Economics, ekonomi negeri Jiran tercatat minus 6,5% pada kuartal II-2020. Di kuartal I, ekonomi Malaysia sudah minus 2%.

Permintaan eksternal masih berkontribusi negatif ke PDB Malaysia. Ekspor dan impor turun tajam. Di sisi lain jasa produksi, sektor jasa dan manufaktur mengalami kontraksi. Pertambangan dan konstruksi juga turun.

11. Singapura

Secara basis kuartalan, ekonomi Singapura mengalami kontraksi sebesar minus 42,9% pada kuartal II-2020. Secara tahunan (YoY), ekonomi menyusut 13,2% pada kuartal II.

Singapura merevisi perkiraan pertumbuhan ekonominya untuk 2020 menjadi kontraksi antara minus 5% sampai 7%.

12. Filipina

Ekonomi Filipina masuk jurang resesi pertama dalam 29 tahun terakhir. Secara tahunan, PDB Filipina -16,6% di kuartal II-2020. Sebelumnya di kuartal I-2020, secara tahunan ekonomi juga sudah minus 0,7%.

Secara kuartalan (QtQ), ekonomi Filipina di April hingga Juni juga -15,2%. Di kuartal I dalam basis yang sama, ekonominya juga minus 5,1%.

13. Thailand

Ekonomi Thailand menunjukkan penurunan yang luar biasa sepanjang kuartal II-2020. Pandemi Corona menghantam keras sektor pariwisata, ekspor, dan aktivitas ekonomi dalam negeri.

Pada kuartal II-2020, ekonomi Thailand tercatat minus 12,2% dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya (yoy).

Pemerintah Thailand memprediksi ekonomi negaranya di tahun ini bakal minus 7,3-7,8%. Lebih parah dari proyeksi sebelumnya yaitu minus 5-6%.

14. Jepang

Perekonomian Jepang juga tak lepas dari resesi. Ekonomi negara ini sudah menyusut 27,8% di kuartal I-2020 secara tahunan.

Pada kuartal II-2020, ekonomi Jepang terkontraksi hingga minus 7,82% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Jauh lebih dalam ketimbang kontraksi pada kuartal sebelumnya yaitu -0,62%.

Sedangkan secara kuartalan yang disetahunkan (annualized), ekonomi Jepang menyusut -27,8%. Ini menjadi kontraksi paling dalam sepanjang sejarah modern Jepang.

Ekonomi Negeri Sakura sudah berada di teritori negatif sejak kuartal IV-2019. Jadi Jepang bukan hanya resesi, tetapi tenggelam dalam resesi.

Cari Artikel Lainnya