Home » Kongkow » kongkow » Berburu uang Rp75 ribu: Untuk koleksi hingga dijual kembali

Berburu uang Rp75 ribu: Untuk koleksi hingga dijual kembali

- Kamis, 20 Agustus 2020 | 19:00 WIB
Berburu uang Rp75 ribu: Untuk koleksi hingga dijual kembali

Sejak pagi Adi Nugroho tampak semangat dan bergegas mempersiapkan diri untuk pergi ke kantor Bank Indonesia (BI). Bukan untuk bekerja, melainkan demi menukarkan uangnya dengan pecahan Rp75 ribu, yang baru saja dirilis bank sentral dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT Kemerdekaan RI) ke-75.

Saking semangatnya, Adi yang merupakan seorang karyawan swasta datang terlalu awal. Jam baru menunjukkan pukul 09:20 WIB, sementara waktu penukaran baru dibuka pada pukul 10:00 WIB.

Namun, hal itu tak menyurutkan antuasiasme Adi, dan 15 orang lainnya yang beruntung bisa menukarkan uang dengan edisi terbatas tersebut. Pancaran wajah bahagia Adi tak bisa ditutupi, karena menjadi orang pertama yang bisa memiliki uang tersebut, sejak dikeluarkan untuk umum, Selasa (18/8/2020).

Tepat pukul 10.00 Adi dan belasan orang lainnya diizinkan memasuki gerbang Kantor Perwakilan Wilayah (KPw) Bank Indonesia, D.I Yogyakarta, dan kembali harus mengantri bersama sekitar 15 orang lainnya yang mempunyai tujuan yang sama.

Petugas BI kemudian memanggil mereka satu per satu, lalu memeriksa kelengkapan dokumen yang menjadi syarat untuk menukarkan uang Rp75 ribu, yakni bukti pemesanan, KTP dan uang yang ingin ditukar, untuk kemudian diberi nomor antrian sebelum dipanggil masuk ke gedung.

Protokol kesehatan diterapkan dengan ketat. Adi mengaku sekitar tiga kali diperiksa suhu tubuhnya sejak masuk dari gerbang depan. Meski begitu, setelah masuk, proses penukaran berlangsung dengan cepat.

Sempat menunggu sebentar di ruang tunggu dengan tetap jaga jarak, Adi hanya membutuhkan sekitar 15 menit dari saat ia diberi nomor antrian hingga bisa memegang uang barunya.

Ditanya soal mengapa ia rela mengantri demi satu lembar uang pecahan Rp75 ribu, Adi menjawab, “Koleksi pribadi aja. Ga akan dipakai kayaknya,” saat dihubungi Lokadata.id (18/8/2020).

Alasan yang sama juga diutarakan Fifi, warga yang baru saja selesai menukarkan uangnya di KPw BI Lampung, dan mengunggah keberhasilannya itu lewat Twitter.

“Karena lucu gambarnya, warnanya juga lucu. Produksinya juga ga banyak, jadi untuk disimpan aja,” cerita Fifi ketika dihubungi Lokadata.id (18/8/2020).

Fifi bercerita bagaimana website www.pintar.bi.go.id sempat mengalami gangguan (down) pada 17 Agustus pagi hari, tapi kemudian bisa mulai diakses kembali pukul 15.00 dan ia segera memilih untuk menukar pukul 09.00 pagi, Selasa (18/8/2020).

Tidak berbeda jauh dengan Adi, Fifi juga diwajibkan menerapkan protokol kesehatan sesampainya di gedung KPw BI Lampung, termasuk memakai hand sanitizer tiga kali, dan duduk di ruang tunggu yang berjarak. Ia hanya membutuhkan sekitar 20 menit untuk bisa menukarkan uangnya.

Sementara itu, Osman Nur Chaidir, warga asal Malang malah lebih cepat dalam proses penukaran uangnya di KPw BI Malang. Ia mengaku hanya membutuhkan waktu antara 5 sampai 10 menit sebelum bisa memegang uang pecahan Rp75 ribunya.

Sama seperti Fifi, Osman juga penasaran dan tertarik untuk menukarkan uangnya karena desain dari uang pecahan Rp75 ribu ini. Sehingga dirinya rela mengantri demi untuk mendapatkan uang yang banyak diminati masyarakat itu.

 

Makna spesial 75

Melihat antuasiasme masyarakat yang tinggi, pihak BI pun menyiapkan skenario penukaran agar terdistribusi dengan baik. Di hari pertama penukaran uang ini, BI menyediakan 7.050 lembar untuk kantor pusat, dan kantor wilayah BI di seluruh provinsi Indonesia.

Dari jumlah itu, sebanyak 6.851 penukar sudah memasuki aplikasi yang disediakan, yang artinya 97 persen lembaran uang yang tersedia hari kemarin ludes dipesan oleh para penukar uang.

Ini adalah kali keempat BI mengeluarkan uang edisi khusus peringatan kemerdekaan Indonesia. Secara umum penukaran uang Rp75 ribu ini dibagi menjadi dua periode. Periode pertama adalah 17 Agustus sampai 30 September, dan terbatas di kantor pusat maupun 45 kantor perwakilan wilayah BI di seluruh Indonesia.

Pada periode kedua, penukaran dimulai pada 2 Oktober dan mulai bisa ditukarkan pula di 5 bank umum yang ditunjuk BI, yaitu Bank Mandiri, BNI, BRI, BCA, dan CIMB Niaga dengan sistem pendaftaran yang sama lewat website yang disediakan oleh BI.

Namun, pendaftaran baru dibuka untuk 10 hari, jadwal penukaran uang di seluruh kantor BI sudah penuh. Dari tanggal 18 Agustus hingga 3 September, baik penukaran pukul 08.00, 09.00, maupun 10.00, semuanya sudah penuh. Sehingga warga yang masih ingin mendaftar di periode I ini harus menunggu pembukaan jadwal berikutnya oleh BI.

“Sampai tanggal 4 (September) penuh. Kita masih menunggu arahan dari pusat,” ujar staff KPw BI D.I Yogyakarta saat dihubungi Lokadata.id (18/8/2020)

Sebagai informasi, dalam dua periode ini BI menyiapkan uang pecahan Rp75 ribu secara terbatas, yaitu hanya 75 juta lembar. Pemilihan jumlah ini dijelaskan Deputi Gubernur Bank Indonesia Rosmaya Hadi secara singkat, karena betapa spesialnya angka 75 bagi Indonesia.

“Uang 75 itu pas sekali, melambangkan 75 tahun kemerdekaan, usia matang. Termasuk pencetakannya juga 75 juta lembar. Ini merupakan wujud kita merasakan kegembiraan, optimisme, kedaulatan, semua itu bersatu dalam angka 75,” terang Rosmaya dalam konferensi pers BI (18/8/2020).

Penukaran dibatasi

Selain diproduksi terbatas, penukaran uang pecahan Rp75 ribu ini juga sangat ketat. Satu KTP hanya boleh menukarkan satu lembar pecahan uang Rp75 ribu.

Rosmaya menjelaskan, nomor KTP akan tercatat ke sistem, sehingga tidak mungkin satu orang bisa menukarkan lebih dari satu lembar uang Rp75 ribu. Ketika datang, penukar wajib membawa KTP asli dan bukti sudah memesan di website atau aplikasi yang disediakan BI. Jangan harapbisa masuk ke gedung jika 2 hal ini lupa kalian persiapkan.

Kemudian, protokol kesehatan juga diterapkan dengan ketat di kantor pusat maupun kantor perwakilan wilayah BI. Umumnya, tiap kantor akan memeriksa suhu penukar, mengarahkan untuk menggunakan hand sanitizer atau cuci tangan ketika tiba, dan tetap menjaga jarak saat duduk di ruang tunggu untuk mengantri.

Menurut Rosmaya, BI juga sudah memperhitungkan terkait jumlah penukar setiap harinya agar jumlah penukar tetap terkendali dan protokol kesehatan tetap bisa berjalan.

“Kita sudah hitung bagaimana pengambilannya, durasinya, dan tetap dalam kondisi menerapkan protokol korona. Untuk Jakarta 300 (lembar). Untuk Bank Indonesia di daerah-daerah, itu 150 (lembar) per kantor perwakilan,” ujar Rosmaya.

Artinya, jika dalam sehari terdapat 3 jadwal penukaran, yaitu pukul 08.00 - 09.00, 09.00 - 10.00, dan 10.00 - 11.00, maka per jam-nya akan ada 50 penukar yang datang untuk menukarkan uangnya.

Akan tetapi, ada yang sedikit berbeda terkait protokol kesehatan penukaran uang Rp75 ribu di KPw BI Bali. Berlokasi di Denpasar, KPw BI Bali menyediakan layanan drive-thru penukaran uang untuk bisa menghindari kerumunan.

Hal ini disampaikan staff KPw BI di Bali, “Dari luar gedung ada drive-thru. Jadi tidak akan turun dari mobil,” saat dihubungi Lokadata.id (18/8/2020).

Peraturan ketat lain yang harus diperhatikan penukar adalah masalah ketepatan waktu. Salah satu staff KPw D.I Yogyakarta, mengatakan, nomor pemesanan akan hangus jika penukar datang tidak sesuai jam penukaran yang ditentukan.

Masyarakat punya kesempatan sama

Walaupun terbatas, pihak bank sentral menuturkan bahwa setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk mendaftar dan memperoleh pecahan uang peringatan kemerdekaan ini. Setiap provinsi diberi jatah yang seimbang, tidak hanya berfokus di Pulau Jawa saja.

“Uang ini kita sebar rata. Distribusi ke semua daerah dengan mempertimbangkan jumlah uang yang beredarnya, konsumsi rumah tangga, sehingga semua daerah secara pro rata memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan penukaran uang,” terang Kepala Departemen Pengelolaan Uang Marlison Hakim lewat konferensi pers BI yang sama (18/8/2020).

Setelah penukaran yang akan berjalan selama 10 hari hingga 4 September nanti, BI akan melakukan evaluasi supaya pembukaan tanggal-tanggal penukaran berikutnya bisa berjalan lebih efektif.

Sementara menanggapi pertanyaan apakah BI akan menambah jumlah pasokan uang pecahan Rp75 ribu, melihat demand yang tinggi ini, Rosmaya menyebutkan tidak akan menambah jumlah lembaran.

“Peminat sangat banyak. Tapi kembali lagi, uang Rp75 ribu ini masuk ke uang rupiah khusus. Artinya, dikeluarkan dalam kaitan momen hari raya kemerdekaan. Dalam Keppres juga sudah disebutkan uang ini akan dicetak sebanyak 75 juta,” tegas Rosmaya.

Karena tersedia terbatas, masyarakat cenderung menukarkan uang Rp75 ribu ini hanya sebatas sebagai koleksi. Walaupun, sebenarnya bisa digunakan untuk transaksi.

Kemudian mulai muncul pihak-pihak yang menjual dengan harga tinggi selembar uang Rp75 ribu ini. Menanggapi hal itu, Rosmaya menyebutkan hal tersebut sudah bukan di bawah tanggung jawab BI.

“Untuk koleksi, juga silahkan. Karena kan memang dicetak terbatas. Kalau ada yang mau beli dengan harga sekian dari orang yang sudah memiliki uang Rp75 ribu, ya monggo saja masing-masing. Kita tidak lagi mengatur itu,” tutup Rosmaya.

Sebelumnya sempat beredar penjualan uang edisi khusus Rp75 ribu dengan harga lebih tinggi di akun e-commerce Shopee dan Bukalapak.

Diketahui, di e-commerce Bukalapak, uang pecahan Rp75 ribu dijual seharga Rp50 juta oleh Pelapak dengan nama aku Ridho Rizki Darmawan. Barang yang ditawarkan hanya satu lembar.

Di e-commerce Shopee, uang edisi khusus Rp75 ribu dijual Rp pemilik akun celestial77 seharga Rp1,375 juta. Ia mengklaim memiliki uang baru ini sebanyak dua lembar.

Cari Artikel Lainnya