Home » Kongkow » Kesehatan » Apa itu diet DEBM?

Apa itu diet DEBM?

- Rabu, 13 Januari 2021 | 15:00 WIB
Apa itu diet DEBM?

Diet DEBM adalah kepanjangan dari Diet Enak Bahagia Menyenangkan. Diet ini dipopulerkan oleh Robert Hendrik Liembono. Robert, sapaan akrabnya, bukanlah seorang dokter, ahli gizi, ataupun tenaga medis lainnya. Namun, tips diet yang ia cetuskan ini berhasil membuat berat badan banyak orang turun drastis.

Mengutip hasil wawancara yang dilakukan Tempo, Robert sendiri mengaku berhasil menurunkan puluhan kilogram berat badannya setelah mengikuti diet DEBM. Beberapa tahun lalu, berat badan Robert pernah melonjak dari 78 kilogram menjadi 107 kilogram. Namun setelah mengikuti metode diet ini, beratnya turun kembali menjadi 75 kilogram.

Berbekal ilmu hasil berselancar di dunia maya dan pengalaman pribadinya tersebut, Robert memberanikan diri untuk membagikan kiat suksesnya dalam menurunkan berat di media sosial. Tak disangka-sangka, metode diet yang ia buat justru mendapatkan respon yang sangat positif. Banyak orang mengaku berhasil menurunkan berat badannya juga dalam waktu yang singkat.

Saking populernya, pengikut diet di media sosial sudah lebih dari 500 juta orang. Bahkan, buku mengenai diet ini yang Robert tulis pun sudah dicetak ulang sebanyak 4 kali.

Rendah karbohidrat tapi tinggi protein dan lemak

Tak seperti metode diet lainnya, DEBM memungkinkan Anda makan enak kapan saja tanpa diharuskan olahraga. Ya, metode diet ini memang tidak akan membiarkan pelakunya sengsara menahan rasa lapar.

Sebaliknya, para pelaku diet diberi keleluasaan untuk makan makanan favorit sebanyak yang mereka mau. Namun, tentu saja, jenis makanan yang dikonsumsi ini harus sesuai dengan prinsip-prinsip diet DEBM, yaitu rendah karbohidrat dan tinggi protein serta lemak.

DEBM menganggap bahwa karbohidrat merupakan salah satu penyebab seseorang mengalami obesitas alias kegemukan. Hal ini karena karbohidrat adalah salah satu zat gizi penyumbang kalori yang cukup besar, apalagi jika dikonsumsi terlalu banyak.

Semakin banyak karbohidrat yang Anda makan, maka semakin banyak pula kalori yang masuk ke tubuh. Jika Anda salah satu orang yang tidak banyak melakukan aktivitas fisik, lama-lama penumpukkan kalori di dalam tubuh bisa menyebabkan kenaikan berat badan. Itulah sebabnya, diet ini menekankan pengurangan asupan karbohidrat seminimal mungkin.

Untuk memenuhi kebutuhan energi yang tidak didapatkan dari karbohidrat, pelaku diet diminta untuk mengonsumsi makanan yang tinggi protein hewani pada pagi dan malam hari. Menariknya, diet ini tidak melarang Anda untuk mengonsumsi makanan tinggi lemak. Jadi, makanan yang digoreng sekalipun tetap bisa Anda konsumsi selama menjalani diet ini.

Tak hanya itu, diet ini ternyata juga tidak melarang penggunaan penyedap rasa seperti garam dan vetsin (mecin/MSG).

Makanan yang dianjurkan dan dipantang

Pantangan terbesar diet ini adalah gula, entah itu gula murni maupun gula dalam bentuk lain seperti madu, kecap, atau yang terkandung dalam buah dan sayur. Secara umum, berikut beberapa pantangan makanan untuk diet DEBM:

  • Nasi, pasta, sereal, mi, roti, dan makanan bertepung lainnya

  • Pemanis seperti gula, madu, dan sirup maple

  • Minuman bergula atau minuman manis misalnya soda, teh manis, susu cokelat, atau jus

  • Sayuran yang mengandung pati tinggi seperti kentang, ubi, labu, dan bit

  • Buah tinggi karbohidrat seperti pisang, pepaya, melon, dan semangka

Sementara berikut ini beberapa jenis makanan yang dianjurkan ketika menjalani diet DEBM:

  • Telur

  • Semua jenis ikan, khususnya ikan berlemak tinggi seperti salmon dan tuna

  • Daging sapi dan unggas

  • Susu dan produk turunannya seperti yogurt, keju, krim, dan mentega

  • Sayuran yang tidak mengandung pati tinggi seperti wortel, kembang kol, buncis, brokoli, dan sayuran hijau lainnya.

  • Buah-buahan tinggi lemak seperti alpukat

Apa beda diet ini dengan diet keto?

Jika dilihat dari aturannya, diet ini sekilas mirip dengan diet keto. Beberapa metode mungkin ada yang mirip, namun banyak juga metode yang tidak mirip dengan diet keto.

Dalam diet keto, ada panduan atau standar terkait asupan lemak yang dianjurkan. Misalnya, diet keto mengharuskan pelakunya untuk mengonsumsi lemak sebanyak 75 persen, 20 persen protein, dan 5 persen karbohidrat. Sementara diet DEBM tidak mewajibkan pelakunya untuk mengonsumsi banyak lemak. Yang terpenting adalah asupan protein hewaninya.

Intinya diet ini menekankan prinsip lebih mengurangi asupan karbohidrat ketimbang protein dan lemaknya.

Adakah efek samping yang terjadi saat menjalankan diet ini?

Meski digadang-gadang sebagai diet yang ampuh untuk menurunkan berat badan, diet rendah karbo tinggi lemak sangat mungkin untuk memunculkan efek samping. Pasalnya, tubuh Anda menerima asupan karbohidrat yang lebih sedikit ketimbang lemak dan protein. Alhasil, tubuh Anda secara otomatis akan memunculkan serangkaian kondisi, seperti:

  • Sakit kepala

  • Mual

  • Merasa lemas, lesu, dan tidak bertenaga

  • Sembelit

  • Kembung

  • Kram otot

  • Insomnia

  • Bau mulut

Selain itu, karbohidrat juga membantu menjaga jumlah protein atau massa otot dalam tubuh. Ketika asupan karbohidrat rendah, maka tubuh otomatis mengambil protein sebagai sumber energi. Lama-lama kondisi ini dapat menyebabkan jaringan otot menyut atau bahkan pecah.

Lebih jauh lagi, diet rendah karbohidrat dapat menyebabkan jumlah bakteri baik di dalam ususnya menurun. Hal ini berdasarkan sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Applied and Eviromental Microbioly. Dalam penelitian tersebut diketahui bahwa berkurangnya bakteri yang diperlukan usus akan memengaruhi produksi asam lemak rantai pendek dan antioksidan di dalam usus. Padahal, kedua senyawa ini sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan usus.

Cari Artikel Lainnya