1. Nama Allah : Lafzhul Jalalah
Nama 'Allah' adalah nama yang uniq, dalam arti tidak ada satu pun yang boleh punya nama itu selain hanya Allah saja.
Para ahli bahasa dalam tata bahasa (grammer) Arab berbeda pendapat : apakah lafazh Allah merupakan bentukan dari kata dasar ataukah bukan merupakan bentukan dari kata dasar tertentu.
a.Tidak Ada Kata Dasarnya : Jamid
Pendapat pertama menyebutkan bahwa lafazh Allah itu istilahnya ism jamid (جامد). Sebuah kata yang asli dan bukan merupakan bentukan dari kata dasar tertentu. Sebagaimana kata Musa, Ibrahim atau Daud.
Di antara yang berpendapat demikian antara lain : As-Syaf'i, Al-Khattabi, Imam Al-Haramain, Al-Ghazali dan lainnya.
Dasarnya sederhana saja. Adanya alif dan lam pada lafadz Allah itu asli, bukan sebagaimana alif dan lam yang membuatnya menjadi ma'rifah. Sehingga ketika diawali dengan harf munadi seperti 'ya', kita melafadzkannya menjadi Ya Allah. Dimana alif dan lam tetap harus dibaca. Dan ini berbeda ketika ketika mengawali harf mundani pada kata yang alif dan lam nya merupakan tambahan seperti al-hakim, menjadi yal-hakim.
b. Punya Kata Dasar : Musytaq
Pendapat kedua mengatakan bahwa lafadz Allah itu musytaq. Maksudnya punya kata dasar yang membentuknya. Kata dasarnya adalah : ta'alluh (تَألُّه). Dimana fi'il madhi dan mudhari'-nya adalah aliha (ألِهَ) - ya'lahu (يَألَهُ) - ilahatan (إلَاهةً) -wa- ta'alluhan (تَألُّهاً).
Hal itu sebagaimana qiraat Ibnu Abbas : wa yadzaraka wa ilahataka (ويذرك وإلاهتك).
SWT disebut juga dengan istilah lafzhul jalalah (اللفظ الجلالة).
Dan juga merupakan al-ism al-a'zham atau nama yang paling agung. Karena ada banyak sifat yang menempel pada lafazh Allah. Di antara sifat-sifat yang menempel pada lafadz Allah adalah sifat berikut ini :
Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul Husna. Bertasbih kepada-Nya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Hasyr : 24)
2. Nama-nama Allah
Selain itu Allah SWT juga punya nama-nama yang baik (asmaul husna) sebagaimana disebutkan dalam Quran :
Dan Allah memiliki nama-nama yang baik, maka serulah dengan menggunakan nama-nama yang baik itu.
Katakanlah serulah Allah atau serulah Yang Maha Rahman. Dengan apa pun kamu menyeru, Dia memiliki nama-nama yang baik. (QS. Al-A'raf : 80)
Allah punya 99 nama, siapa yang menghitungnya dia masuk surga.(HR. Bukhari Muslim)
Sebagian ulama menyebutkan bahwa angka 99 itu bukan batasan, melainkan bermakna sebagian. Sebab ada juga yang menyebutkan bahwa nama-nama Allah SWT itu mencapai 5.000 jumlahnya. Rinciannya, 1.000 di antaranya terdapat dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Lalu 1.000 yang kedua terdapat di dalam kitab Taurat. Dan 1.000 yang ketiga terdapat dalam kitab Injil. Dan 1.000 yang keempat terdapat di dalam kitab Zabur. Dan 1.000 yang terakhir terdapat di dalam Lauhil Mahfuzh. [1]
3. Apakah Taqifi atau Istilahi
Para ulama terpecah dua dalam masalah apakah nama-nama milik Allah itu sifatnya taqifi atau kah istilahi.
a. Tauqifi
Mereka yang berpendapat tauqifi meyakini bahwa untuk memberi nama kepada Allah harus lewat wahyu, baik berupa ayat-ayat Al-Quran ataupun hadits-hadits nabi. Dan tidak dibenarkan dari hasil karangan kita sendiri.
Dasarnya adalah
b. Istilahi
Pendapat kedua mengatakan bahwa nama-nama Allah boleh menggunakan apa saja, asalkan layak dan sesuai bagi Allah SWT.