Home » Kongkow » Sejarah » Corak Hidup Manusia Zaman Praaksara

Corak Hidup Manusia Zaman Praaksara

- Rabu, 17 November 2021 | 16:21 WIB
Corak Hidup Manusia Zaman Praaksara

Pada awalnya corak hidup manusia zaman praaksara dengan cara nomaden  (berpindah-pindah). Kemudian mereka mengalami perubahan dari nomaden ke semi nomaden. Akhirnya mereka hidup secara menetap di suatu tempat dengan tempat tinggal yang pasti. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya masyarakat praaksara menggunakan beberapa jenis peralatan mulai dari yang terbuat dari batu hingga logam.

Oleh karena itu, masyarakat praaksara telah menghasilkan alat untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Berdasarkan perkembangan kehidupannya, masyarakat praaksara terbagi menjadi tiga masa yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam, dan masa perundagian.

Baca juga: Mengenal Manusia Purba dan Jenis-jenisnya

1. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan

Kehidupan manusia pada masa awal sangat sederhana dan sangat tergantung pada alam. Manusia hidup dengan cara berpindah – pindah (nomaden) dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mendapatkan makanan (food gathering). Manusia purba pada saat itu hidup berkelompok di sekitar aliran sungai yang subur dan gua – gua karang agar terhindar dari hujan dan panas serta binatang buas. Dinding gua biasanya terdapat lukisan yang terbuat dari daun – daunan.

Alat yang digunakan pada saat berburu dan meramu adalah alat – alat berupa kapak perimbas atau kapak genggam yang terbuat dari batu yang dihaluskan dan tidak memiliki tangkai. Kapak perimbas ditemukan di sekitar Pacitan dan Ngandong oleh von Koenigswald. Selain kapak genggam juga ditemukan pula alat – alat yang terbuat dari tulang yang digunakan sebagai alat serpih, alat penusuk, alat melubangi (gurdi) dan sebagai pisau. Alat lain yang digunakan pada masa berburu dan meramu adalah Kjokkenmoddinger atau sampah dapur berupa tumpukan kulit kerang.

Baca juga: Asal Usul Persebaran Nenek Moyang di Indonesia

2. Masa Bercocok Tanam dan Beternak

Masa selanjutnya adalah masa bercocok tanam dan beternak yang telah merevolusi peradaban yaitu perubahan masa mengumpulkan makanan (food gathering) ke menghasilkan makanan sendiri (food producing), perubahan dari hidup berpindah – pindah (nomaden) ke hidup menetap (sedenter). Pada masa ini manusia sudah tidak bergantung pada alam. Mereka menghasilkan makanan sendiri dengan cara bercocok tanam dan beternak. Pada masa ini manusia sudah bisa membuat rumah serta sudah mengenal sistem barter atau tukar menukar barang.

Alat yang digunakan pada masa bercocok tanam dan beternak diantaranya kapak persegi, kapak lonjong dan mata panah. Kapak lonjong dan kapak persegi digunakan pada bidang pertanian. Kedua kapak ini sudah dibuat halus pada bagian tertentu. Kapak persegi banyak tersebar di wilayah – wilayah Indonesia bagian timur. Pada masa itu telah dikenal teknik pembuatan gerabah dan diperkirakan manusia pada saat ini sudah mengenal bahasa untuk komunikasi.

Baca juga: Teori Asal-usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia

3. Masa Perundagian

Kata perundagian berasal dari kata undagi yang berarti tukang atau orang yang memiliki keterampilan dalam hal tertentu. Masing – masing orang telah memiliki keterampilan dalam masing – masing bidang sehingga memiliki spesialisasi tersendiri. Kehidupan masa purba telah teratur dan hidup secara permanen. Sistem irigasi mulai diperkenalkan pada masa ini. Peninggalan pada masa perundagian berupa alat – alat logam. Pembuatan peralatan berbahan logam tersebut menggunakan teknik a cire perdue dan bivalve. Alat – alat yang dihasilkan diantaranya nekara, moko, kapak perunggu atau kapak corong, cendrasa, mata panah dan tombak, perhiasan dan alat – alat pertanian.

Cari Artikel Lainnya