Home » Kongkow » Religi Islam » Shalat Ghaib: Pengertian, Hukum, Niat, dan Tata Cara Pelaksanaannya

Shalat Ghaib: Pengertian, Hukum, Niat, dan Tata Cara Pelaksanaannya

- Rabu, 11 Mei 2022 | 06:00 WIB
Shalat Ghaib: Pengertian, Hukum, Niat, dan Tata Cara Pelaksanaannya

Shalat ghaib adalah salah satu shalat yang dikenal di dalam ajaran Islam.

Sebagaimana sholat pada umumnya, sholat ghaib memiliki ketentuan-ketentuan yang hendaknya diketahui oleh setiap muslim-muslimah.

Apa saja ketentuan-ketentuan yang hendaknya diketahui tersebut?

Ada beberapa, yaitu:

  • Pengertian shalat ghaib

  • Hukum shalat ghaib

  • Dalil shalat ghaib

  • Ulama yang membolehkan shalat ghaib dan alasannya

  • Ulama yang tidak membolehkan shalat ghaib dan alasannya

  • Niat shalat ghaib

  • Tata cara sholat ghaib

Di bawah ini adalah pembahasan dari masing-masing poin di atas. Selamat membaca!

Pengertian Shalat Ghaib

Sholat ghaib adalah shalat jenazah yang dilakukan ketika jenazah tidak berada di tempat atau ia sedang berada di tempat lain. Demikian pengertian shalat ghaib secara singkat.

Setelah membahas pengertian shalat ghaib, selanjutnya mari kita bahas tata cara sholat ghaib. Namun, sebelum itu, alangkah baiknya kita membahas hukum shalat ghaib terlebih dahulu.

Hukum Shalat Ghaib

Mengenai hukum shalat ghaib terdapat perbedaan pendapat. Ada pendapat yang tidak membolehkan, ada pendapat yang membolehkan, ada pula pendapat yang membolehkan dengan syarat. Untuk memahami alasan di balik penetapan hukum shalat ghaib tersebut, mari kita simak dalil dari masing-masing pendapat.

Dalil Shalat Ghaib

Ketika di awal Islam, sebagian sahabat pernah melakukan hijrah ke Habasyah (Ethiopia). Pemimpin Habasyah yang saat itu beragama Nasrani, yaitu Raja Najasyi, menerima mereka dengan baik. Bahkan sang raja sampai menangis ketika mendengar sahabat membacakan Al-Quran di hadapan beliau. Setelah bergaul dengan sahabat, akhirnya beliau masuk Islam, namun beliau merahasiakan statusnya sebagai muslim, mengingat banyaknya para pastur yang masih bercokol di sekitar beliau.

Ketika Raja Najasyi ini meninggal, Nabi ﷺ mengumpulkan para sahabat untuk melakukan sholat ghaib di Madinah. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَعَى النَّجَاشِيَّ فِي الْيَوْمِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ خَرَجَ إِلَى الْمُصَلَّى فَصَفَّ بِهِمْ وَكَبَّرَ أَرْبَعًا

Bahwa Rasulullah ﷺ mengumumkan kematian An-Najasyi pada hari kematiannya. Kemudian beliau keluar menuju tempat shalat lalu beliau membariskan saf kemudian bertakbir sebanyak empat kali.” (HR al-Bukhari)

 

Tata Cara Sholat Ghaib

Tata cara pelaksanaan sholat ghaib sama seperti sholat jenazah, yaitu dengan empat kali takbir tanpa rukuk, i’tidal, dan sujud. Setelah takbir pertama, yang dibaca adalah surah Al-Fatihah.

Setelah takbir kedua, yang dibaca adalah shalawat atas nabi minimal shalawat pendek “Allâhumma shalli ‘alâ sayyidinâ Muhammad”.

Setelah takbir ketiga, yang dibaca adalah doa untuk jenazah. Doa yang dibaca biasanya ialah doa singkat yang berbunyi:

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ

Ya Allah, ampuniah dia, rahmatilah ia, sejahterakan dia, dan maafkanlah dia.

Setelah takbir keempat, yang diucapkan ialah salam. Sebelum salam diucapkan, disunnahkan untuk membaca doa ini terlebih dahulu:

ُاَللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهُ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَه

Ya Allah, janganlah Engkau halangi pahala yang akan sampai kepada kami, dan janganlah jadikan kami mendapatkan fitnah sepeninggalnya, serta ampunilah kami dan dia.

 

Niat Shalat Ghaib

Di atas sub bab ini adalah penjelasan tentang tata cara sholat ghaib. Sebelum shalat tersebut ditunaikan, orang yang akan menunaikannya harus niat shalat ghaib terlebih dahulu.

Niat shalat ghaib, sebagaimana niat shalat lainnya, wajib digetarkan dalam hati, dan apabila ingin dilafazkan, maka lafaznya berbunyi:

أُصَلِّي عَلىٰ مَيِّتِ (فلان) الْغَائِبِ أَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ كِفَايَةٍ للهِ تَعَالىٰ

Saya niat shalat ghaib atas mayit (sebutkan nama jenazah yang akan dishalatkan) empat kali takbir fardhu kifâyah karena Allah Ta’ala.

Apabila kita bertindak sebagai imam, maka kita harus menambahkan lafaz إِمَامًا sebelum للهِ تَعَالىٰ, apabila kita sebagai makmum, maka lafaz إِمَامًا diganti menjadi مَأْمُوْمًا.

Apabila kita sebagai makmum ingin ikut melaksanakan sholat ghaib tapi kita tidak mengetahui identitas jenazahnya secara pasti, maka lafaz niatnya bisa berupa sebagai berikut:

أُصَلِّي عَلىٰ مَنْ صَلَّى عَلَيْهِ الْإِمَامُ أَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ كِفَايَةٍ مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالىٰ

Saya niat shalat ghaib atas mayit yang dishalati oleh imam empat kali takbir fardhu kifâyah menjadi makmum karena Allah Ta’ala.

Demikian penjelasan yang cukup lengkap seputar sholat ghaib (pengertian shalat ghaib, niat shalat ghaib, doa shalat ghaib, tata cara sholat ghaib, dll).

Semoga artikel ini bermanfaat untuk para pembaca sekalian. Aamiin Yaa Rabb al-‘aalamiin.

Cari Artikel Lainnya