Home » Kongkow » Seni Budaya & Prakarya » Makna dan Simbol Gerakan Tari Gambyong

Makna dan Simbol Gerakan Tari Gambyong

- Selasa, 25 Januari 2022 | 12:00 WIB
Makna dan Simbol Gerakan Tari Gambyong

Tari Gambyong adalah salah satu seni tari tradisional yang sangat terkenal di Jawa Tengah. Jenis tarian ini tetap lestari dan menjadi bagian masyarakat Jawa yang sangat beragam. Umumnya tari ini dipentaskan pada acara adat, serta pagelaran kebudayaan yang dihadiri masyarakat luas.

Tarian ini dianggap mempunyai ciri khas serta keunikan dibanding tarian daerah lainnya. Tari gambyong adalah salah satu jenis tarian Jawa klasik yang berasal dari daerah Surakarta. menurut sejarahnya, tarian gambyong merupakan bentuk baru dari tari tayub yang sering digelar untuk menyambut tamu pada cara hajatan rakyat.

Gambyong awalnya adalah tarian tunggal, namun saat ini berkembang menjadi tarian yang dilakukan oleh 3 sampai 5 orang penari. Tarian ini menjadi kebanggaan masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah dan masih bertahan dipelajari hingga saat ini.

Baca juga: Macam-Macam Gerakan Dasar Tari Jawa

Makna tari gambyong adalah gerakan tangan yang melebar kesebelah kanan dan ke kiri. Tari gambyong merupakan simbol dari kelembutan seorang wanita dalam kehidupannya dan juga bisa melambangkan watak seseorang dalam kehidupan sehari hari.

Sejarah Tari Gambyong

Tarian gambyong merupakan kesenian tari asli yang berasal dari daerah Surakarta. Tari ini terus berkembang hingga ke daerah Jawa sekitarnya. Dahulu tari gambyong dibawakan saat raja menyambut para tamu serta sebagai tontonan upacara adat keraton.

Zaman yang terus berkembang menjadikan tarian ini dikenal masyarakat dan menjadi media hiburan. Hingga saat ini tari gambyong banyak dipentaskan di acara masyarakat, seperti pernikahan dan upacara keagamaan.

Terciptanya tari gambyong berasal dari tarian tayub yang lebih dulu ada. Tarian tayub umumnya digelar pada upacara panen atau saaat proses menanam padi. Penamaan nama gambyong berasal dari nama penari terkenal di masa lalu, yaitu Sri Gambyong. Penari ini terkenal akan keluwesan gerakan menari dan mempunyai suara yang merdu.

Raja Kasultanan Surakarta saat itu, yaitu Pakubuwono IV mendengar tentang Sri Gambyong, kemudian mengundangnya ke istana untuk membawakan tarian tayub. Tarian yang dilakukan oleh Sri Gambyong di lingkungan tersebut kemudian menginspirasi nama jenis tari baru, yaitu tari gambyong.

Karakteristik Tari Gambyong

Tarian ini memiliki keunikan dan ciri tersendiri dibanding gerakan tari lainnya. Hal tersebut meliputi gerakan, kostum, iringan gamelan serta fungsi tarian gambyong. Berikut ini adalah penjelasan dari tari tradisional Jawa Tengah ini, yaitu:

1. Fungsi Tarian Gambyong

Awalnya tari gambyong hanya dilakukan ketika rakyat hendak menanam padi. Namun seiring perkembangan zaman, terjadi perkembangan yang menjadikan tarian ini lebih dikenal. Masyarakat mulai menggelar pementasan tarian gambyong untuk upacara adat maupun cara rakyat. Kemudian setelah masuk ke lingkungan keraton, tarian ini juga digunakan untuk menyambut tamu kehormatan kerajaan.

Di masyarakat Jawa Tengah, tari gambyong biasanya dipertunjukan saat acara pernikahan, khitanan, atau upacara adat lainnya. Tarian ini kental akan unsur lemah lembut dan menjadi gambaran perliaku masyarakat Jawa yang penuh kesopanan dan kelembutan.

2. Gerakan Tari Gambyong

Terdapat tiga gerakan dalam tari gambyong yaitu gerakan awal atau maju beksan, gerakan utama atau beksan, serta gerakan penutup atau mundur beksan. Gerakan tarian ini lebih menonjolkon keluwesan kaki, tangan, tubuh serta kepala penari. Sedangkan gerakan dasarnya berada pada kepala dan tangan saat menari.

Gerakan tari gambyong dilakukan dalam tempo pelan dan sangat hati-hati. Setiap gerakannya mengandung makna atau gambaran dari kecantikan wanita Jawa. Sorot mata penari yang tedung selalu memandang jari-jemari tangan yang menambah suasana kelembutan dan keanggunannya.

Kaki penari melakukan gerakan mengikuti irama musik gamelan yang harmonis dan lembut. Ekspresi wajah penari juga menunjukkan senyuman anggun serta keaanggunan saat melakukan tarian ini.

Kelembutan gerakan tarian ini merupakan karakteristik yang menjadikan tari gambyong menarik untuk dipelajari. Meskipun tarian ini dulunya hanya dipelajari oleh orang-orang lingkungan kerajaan, namun kini masyarakat umum juga dapat mempelajarinya.

3. Kostum Penari Gambyong

Dalam menarikan tari gambyong, para penari harus memakai pakaian tradisional khas Jawa. Kostum tarian ini terdiri dari kebaya dan kemben dengan bahu terbuka, menggunakan kain bermotif batik yang disebut jarit atau jarik, serta dilengkapi dengan selendang yang dikenakan diatas bahu sebagai properti pelengkap.

Selendang tersebut sesekali akan dimainkan dengan cara dikibaskan dengan gerakan lembut. Umumnya selendang yang digunakan berwarna kuning keemasan.

Riasan wajah juga diberikan agar penari terlihat semakin cantik dan anggun saat menari. Riasan tersebut sesuai dandanan Jawa sehingga memberikan kesan lembut. Bagian rambut pun ditata menggunakan sanggul sesuai kebudayaan Jawa.

4. Iringan Gamelan Tradisional

Hampir seluruh tarian tradisional menggunakan musik sebagai pengiring. Begitu pula dengan tari gambyong yang dilakukan dengan iringan gamelan Jawa. Gamelan tersebut terdiri dari seperangkat alat musik, meliputi gong, kendang, kenong, dan gambang.

Kendang merupakan alat musik utama dalam tarian ini. Tabuhan pemain kendang memberikan tempo dan ritme bagi gerakan penari sehingga memberikan suguhan yang indah. Selain itu, terdapat pula nyanyian dari sinden yang menyanyikan langgam Jawa.

Baca juga: Pola Lantai Tari Pendet

Perkembangan Jenis & Inovasi

Tari gambyong tersu berkembang karena banyak masyarakat yang tertarik untuk emmpelajari warisan budaya ini. Sanggar-sanggar tari tidak pernah sepi dan mengajarkan tarian tradisonal gambyong dan sebagainya. Oleh sebab itu, tari ini juga terus mengalami inovasi.

Beberapa perkembangan dari tarian gambyong yaitu dengan menghasilkan jenis tarian lain, yaitu Gambyong Sala Minulya, Gambyong Ayun-Ayun, Gambyong Gambirsawit, Gambyong Dewandaru, Gambyong Mudhatama, dan Gambyong Campursari. Meski mengalami beragam perkembangan, namun ciri khas urama tarian ini tetep dipertahankan sesuai adat budaya khas Jawa.

Cari Artikel Lainnya