Home » Kongkow » Seni Budaya & Prakarya » Pengertian, Fungsi dan Teknik Seni Grafis

Pengertian, Fungsi dan Teknik Seni Grafis

- Kamis, 17 Februari 2022 | 06:00 WIB
Pengertian, Fungsi dan Teknik Seni Grafis

Apakah pengertian dari seni grafis?

Seni grafis adalah seni dua dimensi yang dibuat menggunakan media cetak. Contoh seni grafis adalah sablon (silkscreen), cetak datar (lithography), cetak tinggi (stempel), dan sebagainya. Esensi dari seni grafis sendiri adalah membuat cetakan yang bisa digunakan untuk mentransfer gambar dari cetakan ke media yang lain seperti kertas.

Fungsi Seni Grafis

Beberapa fungsi seni grafis yaitu diantaranya

1. Untuk memenuhi kepuasan atau untuk mengespresikan diri.

2. Sebagai Media Promosi

3. Sebagai Media Komunikasi

4. Menambah Penghasilan

5. Apresiasi Seni

Teknik Seni Grafis

Ada beberapa jenis seni grafis yang umum di dunia, ketujuh jenis seni grafis ini dibedakan berdasarkan dari teknik cetak yang dipakai dalam proses pembuatannya. Apa sajakkah ketujuh teknik seni grafis tersebut? Berikut ini akan saya jelaskan teknik-teknik seni grafis.

1. Cetak Saring (Silkscreen)

Jenis teknik cetak yang pertama adalah cetak saring atau yang biasa disebut dengan cetak sablon. Teknik in biasanya digunakan dalam pembuatan spanduk, poster, maupun gambar pada kaos.

Dalam menggunakan teknik sablon ini biasanya mereka (para penyablon) akan menggunakan cetakan yang terdiri atas bahan yang elastis atau lentur dan halus seperti kain kasa Seniman grafis terkenal yang sering menggunakan teknik ini adalah Joseft Albert, Chuck Close, dan Andy Warhol.

2. Cetak Tinggi (Relief)

Cetak tinggi merupakan kegiatan memperbanyak gambar lewat alat cetak yang terdiri dari dua bagian. Yang pertama adalah bagian menonjol seperti relief, area yang akan mencetak gambar disebut dengan plat atau acuan. Bagian yang kedua adalah non-image, yaitu tempat yang lebih rendah yang sengaja dicukil supaya tidak mendapat tinta atau cat.

Cetak tinggi adalah teknik dengan klise yang permukaannya tinggi dan rendah, di bagian dengan permukaan tinggi merupakan tempat untuk meletakan pigmen warna dan sebagai penghasil gambarnya.

Jadi pada intinya cetak tinggi ini membuat cetakan seperti sebuah stempel, yaitu membuat relief dengan mencukil bahannya yang bisa berupa karet atau kayu supaya bisa mencetak gambar yang diinginkan.

Dikarenakan dulu bahan yang paling sering digunakan adalah kayu, kadang teknik ini sering disebut dengan nama cetak woodcut. Namun sekarang bahan karet (lino) sudah menjadi alternatif yang banyak digunakan karena bahannya yang lunak dan juga mudah dicukil.

3. Cetak Datar (Litografi)

Cetak datar adalah teknik yang melibatkan proses kimia yang membuat sebagian dari permukaan datar bisa menolak tinta. Litografi merupakan teknik yang dipakai untuk menggunakan teknik yang satu ini.

Litografi adalah sebuah teknik yang ditemukan pada tahun 1798 oleh Alois Senefelder. Teknik ini didasarkan pada tolakan kimia yang terjadi antara minyak dengan air. Teknik ini memakai batu litograf atau limestone sebagai media gambarnya yang dicetak dengan menggunakan tinta / alat gambar yang berbasis minyak.

Bagaimana cara melakukan cetak datar?

Setelah gambar yang akan dicetak selesai digambar di batu litograf tersebut, batu litograf kemudian dilapisi dengan menggunakan cairan kimia seperti asam nitrat, gun arabic, asam fosfat, sampai terjadi reaksi kimia yang membuat area yang sudah digambar menjadi tinta litograf.

Setelah proses kimia tersebut terjadi, tinta litograf akan bisa disapukan di permukaan batu. Tita hanya melekat di partikel tinta berminyak yang sudah digambar dan ditolakkan di bagian lain. setelah itu kertas akan ditekan oleh alat pres di batu litograf dan gambar akan ditransferkan ke kertas.

4. Cetak Dalam

Jenis cetak teknik seni grafis yang selanjutnya adalah cetak dalam, yaitu kebalikan dari cetak tinggi. Jadi pada teknik ini bagian yang lebih rendahlah yang menghasilkan atau penghasil gambar. Terus bagaimana caranya bagian permukaan tersebut bisa mencetak gambar?

Pertama, cetak dalam in dibuat dengan memakai bahan cetak aluminium atau bisa juga kuningan yang permukaannya ditoreh sampai menghasilkan goresan yang dalam.

Setelah itu tinta akan dibalurkan di semua permukaan cetakan yang sudah ditoreh dalam, kemudian permukaan akan lap dan menyisakan tinta yang ada di bagian dalam permukaan saja. Kemudian kertas yang sedikit dibahasi akan ditempel atau dipres ke permukaan cetakan dan tinta akan pindah ke kertas.

Jenis-jenis cetakan dalam diantarnya adalah mezzo tint, etsa, drypoint, dan sebagainya. Teknik ini mempunyai beberapa sub teknik yang lain, yaitu:

a. Engraving

Teknik ini memakai burin sebagai media atau alat utama dalam menggunakan teknik dan pemakaian logam sebagai medianya. Cara membuatnya adalah dengan mengukir logam memakai burin tadi. Kemudian setelah ukiran tersebut selesai, oleskan cat ke seluruh permukaan dari logam.

Setelah itu cat dibersihkan sampai cuma menyisakan di bagian yang diukir. Ukiran yang masih mempunyai cat akan di pres ke media cetak seperti kain atau kertas untuk memperoleh motif ukiran yang diinginkan.

b. Etsa

Etsa atau yang sering disebut Etching adalah teknik cetak dalam yang memakai tembaga sebagai alat atau media ukirnya. Cara kerja dari teknik Etsa ini cukup mudah, yaitu dengan menutup semua permukaan tembaga memakai lilin.

Kemudian setelah itu permukaan lilin akan diukir dengan menggunakan jarum etsa yang tahan sampai permukaan tembaganya terlihat.

Setelah permukaan tembaga tersebut tergores, rendam semua permukaan logam memakai cairan asam supaya korosi terjadi pada permukaan yang tergores. Setelah korosi terjadi, silahkan bersihkan semua lilin dan cetakkan ke media seperti kertas dengan cara di pres tekanan tinggi.

c. Mezzoint

Teknik ini memakai alat khusus yang disebut dengan rocker, cara kerja dari teknik ini adalah dengan mengerok atau menggali permukaan logam supaya meninggalkan kesan gelap terang, selain itu gambarnya juga harus dibuat kasar di beberapa bagian.

Teknik yang satu ini biasanya digunakan untuk mencetak foto.

d. Drypoint

Teknik yang satu ini sebenarnya sama seperti teknik engraving, yaitu membuat ukiran di atas permukaan benda logam. Yang membedakannya adalah alat yang digunakan pada teknik ini merupakan alat yang tajam, bukan burin.

Seniman yang memperkenalkan teknik drypoint adalah seseorang dengan julukan Housebook Master yang berasal dari Jerman di abad ke 15 M.

5. Cetak Foto

Teknik ini merupakan teknik modern yang menggunakan kamera untuk pengambilan gambar cetakan. Proses dalam fotografi ada dua, yaitu proses pencucian film, dan yang kedua adalah proses percetakan foto.

Namun sekarang teknik ini sudah bergeser menjadi printing dengan menggunakan alat otomatis dan jarang sudah jarang orang yang menggunakan teknik cetak foto untuk menghasilkan foto.

6. Kolagrafi

Kolagrafi adalah sebuah teknik yang caranya adalah dengan meletakan motif cetakan di bawah sebuah keras, kemudian kertas tersebut akan diarsir atau dicat dengan memakai pensil dengan penekanan.

Kemudian kertas akan dilepas dari cetakan dan menghasilkan objek yang timbul dan bagian yang tidak ikut tergambar akan cekung.

7. Cetak Stensil

Cara kerja dari teknik yang selanjutnya yaitu teknik stensil adalah dengan memotong kertas sesuai motif yang diinginkan setelah itu ditempel di media cetak. Setelah ditempel, media cetak tersebut dicat atau bisa juga disemprot dengan memakai cat semprot.

Setelah cat tersebut kering, kertas dilepas dan akan meninggalkan motif di media cetakan tersebut.

 

Cari Artikel Lainnya