Kekuasaan Kongsi Dagang VOC Masa Kolonialisme dan Imperialisme

Oleh : UAO - 19 January 2022 12:57 WIB

VOC adalah kongsi dagang asal Belanda yang memonopoli aktivitas perdagangan di Asia dan menyatukan perdagangan rempah-rempah dari wilayah timur.

VOC didirikan karena terjadi persaingan dan permusuhan di kalangan para pedagang Belanda, sehingga apabila tidak dilakukan pencegahan dapat membawa bencana dan malapetaka. Di negeri Belanda VOC dipimpin oleh 17 orang pemilik kekuasaan (bewindhebbers) yang sering disebut "De Heren Zeventien" artinya Tuan-tuan Yang Tujuh belas orang.

Perusahaan yang didirikan pada 1602 itu pernah memiliki hak octrooi (hak istimewa) dari pemerintah pusat Belanda di Amsterdam untuk memonopoli perdagangan pada saat itu, ketika terjadi perlombaan dan perebutan hegemoni perdagangan terutama perdagangan rempah-rempah dari Timur termasuk Indonesia di antara penjajah Barat, seperti Spanyol, Portugis, Inggris, Perancis, dan Belanda.

Sehingga, perusahaan yang juga dikenal dengan sebutan kompeni atau Kompania Belanda ini dibentuk sebagai perusahaan yang melakukan perdagangan secara monopoli antara Asia dan Belanda.

Para pedagang Belanda yang hendak berdagang di Asia harus bergabung dalam VOC melalui pembelian saham atau membeli barang di pusat pelelangan di negeri Belanda, dengan komoditi utamanya rempah-rempah.

Baca juga: Perburuan Mutiara Dari Timur Masa Kolonialisme dan Imperialisme

Selain untuk memonopoli perdagangan, berikut ini tujuan lain dari adanya VOC, yaitu :

- Membantu dana pemerintahan Belanda.

- Menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.

- Menguasai pelabuhan-pelabuhan penting di Indonesia.

- Menghindari persaingan curang yang akan merugikan para pedagang Belanda.

- Mencari keuntungan yang sebesar-besarnya untuk membiayai perang melawan Spanyol.

- Memperkuat kedudukan Belanda agar tidak tersaingi Portugis dan bangsa Eropa lainnya.

Hak Istimewa VOC

Sebagai serikat dagang, VOC diberi hak-hak dan kekuasaan yang istimewa oleh Pemerintah Belanda, antara lain: 

- Mendapat hak monopoli perdagangan di daerah antara Tanjung Harapan (ujung selatan benua Afrika) dan Selat Magelhaen (ujung selatan benua Amerika).

- Boleh mengadakan perjanjian-perjanjian dengan raja-raja atau kepala-kepala pemerintahan negeri.

- Boleh mempunyai serta memelihara Angkatan Perang sendiri. 

- Boleh mengumumkan perang dan mengadakan perjanjian-perjanjian perdamaian.

- Boleh mengangkat pegawai-pegawai yang dibutuhkan.

- Boleh membuat mata uang sendiri. 

Kekuasaan VOC di Indonesia

Kedatangan VOC dari Belanda ke Indonesia menjadi awal mula penjajahan di negeri ini. Namun, pada awal keberadaannya di Indonesia (Hindia Belanda), VOC tidak lain adalah sebuah kongsi dagang.

Sejak tahun 1619, VOC mendirikan tiga buah pangkalan di Indonesia, yakni di Jayakarta, Ambon, dan Banda. Pada saat terjadi kemerosotan perdagangan di kota-kota pesisir Jawa, VOC dengan cepat memanfaatkan kesempatan ini dengan memusatkan kegiatan perdagangannya di Jayakarta, sehingga kota tersebut cepat berkembang menjadi bandar terpenting di Jawa.

Di Indonesia terutama di Jawa, Ambon, dan Banda dijadikan pusat perhatian VOC. Lalu, pada tahun 1641, VOC berhasil merebut Malaka dari tangan Portugis. Dengan direbutnya Malaka, kedudukan VOC semakin kuat karena daerah ini dapat dijadikan pangkalan angkatan lautnya.

Setelah berhasil merebut Malaka tahun 1641, VOC memusatkan perdagangannya di Indonesia. Dari Malaka, VOC mengadakan pengawasan terhadap jalannya perdagangan di Selat Malaka. Segala arus perdagangan Malaka disalurkan ke Batavia, sehingga kota itu menjadi bandar yang semakin ramai. 

Keruntuhan VOC

Lantas, bagaimana kekuasaan VOC bisa berakhir dan kekayannya kemudian lenyap pada akhir abad ke-18?

1. Kompetitor VOC seperti Perusahaan Hindia Timur Inggris (East India Company/EIC) melakukan perjalanan yang lebih cepat dan menyediakan barang yang lebih segar.

2. Kenakalan para stafnya yang disebabkan oleh VOC itu sendiri. Hal ini dikarenakan aturan dari VOC yang menawarkan upah rendah dan melarang para stafnya untuk terlibat dalam perdagangan pribadi, yang berarti mereka tidak memiliki kesempatan untuk menaikkan penghasilan mereka secara legal.

3. VOC membayar pemegang sahamnya lebih dari yang dihasilkan dari tahun 1730 hingga seterusnya.

Dan akhirnya pada tahun 1780, Perang Inggris-Belanda keempat dimulai, dan setengah dari armada VOC hancur. Dan sejak tahun 1799, kontrak VOC akrhinya tidak diperpanjang. Kekuasaan bahkan status operasional perusahaan yang pernah menjadi kongsi dagang terbesar di dunia itu praktis sudah berakhir dan lenyap sepenuhnya.

Istilah Penting dalam VOC 

Dewan Tujuh Belas (de Heeren XVII) : Parlemen yang memimpin VOC pertama kali, yang beranggotakan 17 orang dan berkedudukan di Amsterdam, Belanda.

Pelayaran hongi : Pelayaran dengan menggunakan kapal kora-kora yang dipersenjatai guna mengawasi pelaksanaan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku.

Devide at Impera : Suatu politik yang dilakukan VOC untuk mengadu domba kerajaan di Nusantara agar terpecah-belah sehingga mempermudah memonopoli perdagangan.

Gubernur Jenderal : Jabatan tertinggi yang mengurus dan mengendalikan kekuasaan jajahan VOC.

Dewan Hindia (Raad van Indie): Jabatan yang berperan sebagai penasehat Gubernur Jenderal dan mengawasi kepemimpinannya.

Dividen : Pembayaran keuntungan oleh pemilik saham.

Gulden : Mata uang Belanda saat itu.

Hak Octroi : Hak istimewa yang dimiliki VOC dan bersifat mutlak untuk diakui dan dilaksanakan layaknya bertindak sebagai suatu negara di dalam negara.

Tag

Artikel Terkait

Kuis Terkait

Video Terkait

Cari materi lainnya :