Home » Kongkow » Catatan » Tularkan 'Virus' Membaca Bersama Komunitas Pecandu Buku

Tularkan 'Virus' Membaca Bersama Komunitas Pecandu Buku

- Minggu, 24 November 2019 | 18:00 WIB
Tularkan 'Virus' Membaca Bersama Komunitas Pecandu Buku

Kamu yang gemar membaca buku wajib tahu nih kalau ternyata ada lho Komunitas Pecandu Buku (KPB).

Buku adalah jendela dunia. Begitulah pepatah populer yang sering kita dengar untuk membangkitkan minat baca sejak kecil.

Ya, melalui buku, pikiran akan lebih terbuka dalam memperoleh ilmu pengetahuan dan membuka wawasan secara lebih luas.

Tak heran jika di dunia ini, begitu banyak orang yang sangat mencintai buku. Membacanya seakan menjadi candu yang sulit untuk dihilangkan.

Aktivitas membaca yang dilakukan Komunitas Pecandu <a href=Buku sering juga dilakukan di ruangan terbuka. (Foto: Dok. KPB)" src="https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/01/12/54446-komunitas-pecandu-buku.jpg" />

Aktivitas membaca yang dilakukan Komunitas Pecandu Buku sering juga dilakukan di ruangan terbuka. (Foto: Dok. KPB)

Salah satunya adalah mereka yang tergabung dalam KPB yang dibentuk dua perempuan asal Bandung, Jawa Barat, Fiersa Besari dan Aulia Angesti.

Keduanya resmi mendirikan KPB pada 18 Juli 2015 dengan tujuan dapat menularkan 'virus' membaca kepada siapapun, khususnya generasi muda.

Annisa Fitrianda Putri, salah satu anggota dan kurator ulasan di KPB menyebut, awalnya Fiersa dan Aulia merasa prihatin dengan rendahnya minat baca masyarakat Indonesia, terutama pada generasi muda.

Ya, jika merujuk pada data hasil penelitian Perpustakaan Nasional 2017, rata-rata orang Indonesia hanya membaca buku 3-4 kali per minggu, dengan durasi waktu membaca per hari sekitar 30-59 menit.

Komunitas Pecandu <a href=Buku (KPB). (Foto: Dok. KPB)" src="https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/01/12/58201-komunitas-pecandu-buku.jpg" />

Komunitas Pecandu Buku (KPB). (Foto: Dok. KPB)

Berbanding lurus dengan survei yang dilakukan UNESCO pada 2012 terhadap minat baca di 61 negara, Indonesia hanya 0,001 persen dan menempati peringkat kedua terendah dari negara yang disurvei.

"Hal inilah yang mendorong kedua warga Bandung ini membuat gerakan, dan berjalan menjadi sebuah komunitas," ujar dia pada Suara.com belum lama ini.

Tak sia-sia, seiring berjalannya waktu, KPB semakin meluas menjangkau para anggotanya di berbagai kota dengan menggunakan media sosial Instagram @pecandubuku, yang kala itu dianggap efektif, karena ramai digandrungi anak muda di Indonesia.

Terbukti dari jumlah followers akun Instagram KPB yang tiap hari kian bertambah dan hingga Januari 2019, followers KPB telah mencapai 147.000.

Tak sekadar di dunia maya, secara offline, KPB juga memiliki anggota aktif sekitar 500 orang. "Anggota Komunitas Pecandu Buku sudah mencapai sekitar 500 orang yang tersebar di berbagai kota di Indonesia dan bahkan luar Indonesia," beber Annisa.

Komunitas Pecandu <a href=Buku (KPB). (Foto: Dok. KPB)" src="https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/01/12/58201-komunitas-pecandu-buku.jpg" />

Komunitas Pecandu Buku (KPB). (Foto: Dok. KPB)

Untuk terus menularkan virus membaca, lanjut dia, KPB pun kerap melakukan berbagai kegiatan positif yang berkaitan dengan literasi yang dinamakan Pencandu Buku Bersila. Isi kegiatan tersebut terdiri dari bedah dan mengulas buku, melakukan sayembara menulis dan diskusi.

KPB juga kerap mengadakan kegiatan lain yang tak kalah bermanfaat, yakni membuka lapakan buku secara gratis bagi siapa saja yang ingin membaca dengan kegiatan yang dinamakan Buka Lapak.

"Sedangkan kegiatan setiap tahun yang diadakan yakni Surat untuk Februari (SuF), kegiatan ini sudah rutin kami jalankan sejak 2016 hingga 2018, yaitu mengajak teman-teman untuk menulis surat, dengan tema-tema tertentu," terang Annisa panjang lebar.

Buku-buku yang digunakan dalam bedah buku dan kegiatan literasi, lanjut dia, biasanya berasal dari donatur yang terdiri dari semua jenis buku, kecuali buku pelajaran dan resep. Namun, yang paling sering diulas adalah buku-buku fiksi bergenre roman.

Nah, jika kamu ingin bergabung dengan Komunitas Pecandu Buku, Annisa mengatakan persyaratannya adalah setiap calon anggota harus menyerahkan tulisan berupa ulasan buku. Nantinya, ulasan buku tersebut akan diunggah di akun Instagram KPB.

Namun, saat ini, Komunitas Pecandu Buku tengah menutup penerimaan anggota dengan alasan ingin memperbaiki regulasi keanggotaan hingga waktu yang belum ditentukan.

Cari Artikel Lainnya