Home » Kongkow » Catatan » Ini Buku Tan Malaka yang Paling Monumental

Ini Buku Tan Malaka yang Paling Monumental

- Sabtu, 23 November 2019 | 16:00 WIB
Ini Buku Tan Malaka yang Paling Monumental

Tan Malaka merupakan aktivis nasional Indonesia yang gigih memperjuangkan kemerdekaan bangsanya dari cengkeraman pemerintah kolonial Hindia Belanda. Dirinya menghabiskan sebagian besar hidupnya di pengasingan, dan terus-menerus diancam akan ditangkap otoritas pemerintah Belanda dan sekutunya. Tan Malaka memainkan peran intelektual penting dalam menghubungkan gerakan komunis internasional dengan gerakan anti-kolonial di Asia Tenggara.

Dalam pengasingannya di penjara, Tan Malaka, yang diberi gelar Pahlawan Revolusi Nasional banyak menulis buku. Buku-bukunya sebagian besar menjelaskan tentang filsafat dan pemikiran kiri.

Madilog
Madilog yang merupakan akronim dari Materialisme, Dialektika, dan Logika merupakan buku non-fiksi karya Tan Malaka yang membicarakan tentang filsafat kiri. Dalam Madilog, pembaca akan menemukan pandangan Tan Malaka yang berbeda terhadap materialisme. Melalui cara berpikir yang kritis dan dinamis, pembaca diajak untuk tidak dogmatis dan bermental budak. Dalam bukunya tersebut, secara tidak langsung Tan Malaka menganggap manusia yang terbebas dari dogma, akan menjadi intelektual aktif yang kreatif dan menghargai kebebesan berpikir.

Dari penjara ke Penjara
Dari Penjara ke Penjara merupakan buku trilogi yang ditulis Tan Malaka sendiri saat dirinya berada dalam penjara. Hampir sebagian hidup Tan Malaka dihabiskan di penjara, akibat aktivitas politiknya yang keras menentang kolonialisme. Namun demikian, Tan Malaka tidak hanya dipenjarakan oleh pemerintahan kolonial, namun juga oleh pemerintahnya sendiri karena dianggap memiliki posisi politik yang berbeda.

Aksi Massa
Dalam bukunya ini, Tan Malaka memberi gambaran dan teknis strategi pergerakan masyarakat yang perlu dilakukan orang Indonesia dalam mencapai kemerdekaan nasional yang sejati. Menurut Tan Malaka dalam Aksi Masa, kolonialisme dapat dilawan jika ada aksi massa yang teratur. Dengan uraian dan analisis pemikirannya, Tan Malaka menegaskan secara radikal bahwa aksi massa sebagai senjata revolusi. Tak hanya membicarakan teori, dalam buku terbitan tahun 2000 tersebut, Tan Malaka juga menyinggung kaum borjuis yang dianggap hanya memperjuangkan kemerdekaan nasional untuk kepentingan golongannya sendiri.

Gerpolek: Gerilya, Politik, Ekonomi
Dalam Gerpolek, yang merupakan akronim dari Gerilya, Politik, Ekonomi, Tan Malaka membahas mengenai strategi militer yang seharusnya dan konsep pergerakan pada umumnya yang semestinya dilakukan oleh seorang gerilya. Buku ini mengingatkan para pembacanya akan jadi diri bangsanya sendiri, dan memahami tujuan sebenarnya negara Indonesia didirikan. Buku ini setidaknya menjelaskan bahwa perang bukan hanya milik para tentara, tetapi juga menjadi kewajiban bagi seluruh rakyat. Selain itu buku ini juga menghimbau agar seluruh rakyat Indonesia tidak bergantung pada bangsa lain.

Cari Artikel Lainnya