Home » Kongkow » Catatan » Mengenal Brugada Syndrome yang Diduga Diidap Dokter Anestesi

Mengenal Brugada Syndrome yang Diduga Diidap Dokter Anestesi

- Rabu, 28 Februari 2018 | 18:00 WIB
Mengenal Brugada Syndrome yang Diduga Diidap Dokter Anestesi

Penyebab meninggalnya dokter anestesi, Stefanus Taofik, belum diketahui hingga saat ini. Meski demikian, masyarakat menilai Stefanus meninggal karena masalah kelainan sistem peredaran darah dan Brugada Syndrome dan Takutsubo Cardiomyopathy yang dideritanya.

Brugada Syndrome dan Takutsubo Cardiomypathy sendiri mungkin terdengar masih asing di telinga. Namun apa sebenarnya penyakit ini?

Brugada Syndrome dan Takutsubo Cardiomypathy biasa dikenal juga dengan sindrom patah hati (broken-heart syndrome). Dilansir dari berbagai sumber, sindrom ini dipicu karena meningkatnya kadar hormon adrenalin dan noradrenalin dalam tubuh.

Brugada syndrome sebagian besar diderita oleh pria. Meski demikian, penyakit tersebut biasanya dapat disembuhkan jika cepat ditangani. Hanya saja, penyakit ini juga bisa kambuh lagi. 

Peningkatan hormon adrenalin dan noradrenalin ini terjadi karena stres fisik dan psikis yang cukup berat. 

Saat penyakit tersebut menyerang, penderita sindrom tersebut akan mengalami nyeri dada atau serupa dengan serangan jantung secara tiba-tiba. 

Kadar noradrenalin yang berada dalam otak dan tubuh akan meningkat berlebihan dan memicu terjadinya kejang. Hal inilah yang menyebabkan gangguan pasokan aliran darah ke otot jantung.

Saat hal itu terjadi, seseorang akan mengalami kerusakan otot jantung. Selain itu, nordrenalin yang berlebihan secara langsung bersifat toksik (racun) terhadap otot jantung.

Serangan penyakit ini ditandai dengan gejala seperti nyeri dada, sesak napas, detak jantung yang tidak teratur dan tubuh yang lemas. Selain itu, jantung penderita brugada syndrome akan membesar dan tidak berfungsi dengan baik dalam waktu yang singkat.

Meski dapat disembuhkan, sindrom patah hati atau brugada syndrome ini bisa menimbulkan komplikasi yang mematikan  seperti bengkak pada paru, kelainan irama jantung, syok kardiogenik, disfungsi katup mitral, pembekuan darah, stroke hingga kematian.

Cari Artikel Lainnya