Home » Kongkow » Geografi » Tektonisme (Epirogenetik dan Orogenetik)

Tektonisme (Epirogenetik dan Orogenetik)

- Senin, 01 November 2021 | 13:00 WIB
Tektonisme (Epirogenetik dan Orogenetik)

Bumi yang kita tinggali saat ini memiliki permukaan yang tidak tetap dan bersifat dinamis karena  akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

Perubahan pada permukaan bumi dipengaruhi oleh dua tenaga alami, yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen. Tenaga endogen atau tenaga yang berasal dari dalam bumi meliputi tektonisme (aktivitas lapisan bumi), vulkanisme (aktivitas gunung berapi) dan seisme (gempa bumi).

Adapun dalam pembahasan kali ini kita akan membicarakan lebih lanjut mengenai tektonisme.

Pengertian Tektonisme

Tektonisme adalah tenaga yang berasal dari kulit bumi yang menyebabkan perubahan lapisan permukaan bumi, baik horizontal maupun vertikal.

Ada pula pengertian lain yang menyebutkan bahwa tektonisme merupakan suatu proses yang terjadi di dalam Bumi yang terjadi akibat adanya pergerakan, pengangkatan, lipatan dan pada lempengan tanah di dalam perut Bumi.

Baca juga: Lapisan bumi terdiri dari apa saja?

Jenis-jenis Tektonisme

Tahukah otakers bahwa tektonisme ini dapat dibagi menjadi beberapa jenis? Kita akan mengetahui apa saja jenis- jenis atau pembagian tektonisme ini. Berikut ini merupakan pembagian dari tektonisme.

1. Gerak Epirogentik

gerak epirogenesa (thohamustofageografi.wordpress.com)

Gerak epirogenetik atau epirogenesa adalah gerak lapisan kerak bumi yang relatif lambat dalam waktu yang lama, serta meliputi daerah yang luas. Misalnya, tenggelamnya benua Gondwana menjadi Sesar Hindia.

Gerak epriorgenetik dibedakan menjadi 2 yaitu:

a. Gerak Epirogenetik Positif

Epriogenetik positif yaitu gerak turunnya daratan sehingga kelihatannya permukaan air laut yang naik. Sebagai contoh adalah turunnya pulau- pulai di Indonesia bagian timur, yakni Kepulauan Maluku Barat Daya hingga ke Pulai Banda.

b. Epirogenetik Negatif

Epirogenetik negatif adalah gerak naiknya daratan sehingga kelihatannya permukaan air yang turun. Sebagai contoh terjadinya gerakan ini adalah naiknya Pulau Buton dan Pulau Timor.

2. Gerak Orogenetik

Jenis dari gerakan tektonisme yang kedua adalah gerak orogenetik. Gerakan orogenetik ini sangat berkaitan dengan pegunungan. Adapun yang dimaksud dengan gerak orogenetik ini adalah proses pembentukan pegunungan. Proses gerak orogenetik ini meliputi area yang relatif sempit dan terjadi dalam waktu yang singkat. Dari pengertian ini kita menyadari bahwasannya gerak orogenetik ini berlawanan dengan gerak yang sebelumnya, yakni gerak epirogenetik baik dalam luas area dan juga waktu berlangsungnya gerakan tersebut.

Contoh dari gerakan orogenetik ini misalnya adalah pembentukan pegunungan- pegunungan yang ada di Bumi, seperti Pegunungan Andes, Pegunungan Rocky, Pegunungan Sirkum Mediterania dan juga Pegunungan Alpen.

gerak oroganesa (rizkimufty.blogspot.com)

Gerak orogenetik ini juga bisa menyebabkan terjadinya dislokasi atau perpindahan letak lapisan kulit Bumi, seperti lipatan dan juga patahan.

a. Lipatan atau Folded Process

Lipatan yaitu suatu bentuk kulit bumi yang berbentuk lipatan (gelombang) yang terjadi karena adanya tenaga endogen yang arahnya mendatar dari dua arah yang berlawanan sehingga lapisan-lapisan batuan di sekitar daerah itu terlipat, dan membentuk puncak lipatan (antiklin) dan lembah lipatan (sinklin).

Jika terbentuk beberapa puncak lipatan disebut antiklinorium dan beberapa lembah lipatan disebut sinklinorium.

Contoh dari pegunungan lipatan adalah pegunungan tua, seperti Pegunungan Ural. Lipatan pada pegunungan ini terjadi pada zaman primer. Sedangkan pegunungan muda, seperti Pegunungan Mediteranian dan Sirkum Pasiļ¬k yang terjadi pada zaman tersier.

b. Patahan atau Fault Process

Bentuk dari gerak orogenetik yang selanjutnya adalah proses patahan atau Fault Process. Proses patahan atau Fault Process akan terjadi ketika lempang yang membentuk kerak Bumi bergerak dan juga saling berdekatan. Gerakan ini akan memberi tegangan yang sangat besar sampai akhirnya memecahkan batuan. Tempat batuan tersebut pecah dan disebut dengan patahan atau Fault, dan alur akibat pecahnya batuan tersebut disebut dengan alur patahan. Alur patahan yang besar ini dapat sampai ke bantuan di bawah tanha yang dalam dan juga merentang di sepanjang benua.

Baca juga: Mengenal jenis-jenis Batuan Lengkap Dengan Penjelasan

Patahan ini dapat terjadi karena beberapa sebab, selain gempa Bumi, patahan dapat terjadi karena adanya tenaga endogen yang mempunyai arah mendatar dan juga saling menjauh satu sama lain sehingga pada bongkahan batuan terjadi retakan- retakan dan pada akhirnya patah membentuk bagian yang merosot (graben atau slenk) dan juga bagian yang menonjol atau horst. Bentuk gerakan inilah yang menjadikan patahan ini terdiri atas berbagai macam. Adapun macam- macam patahan adalah sebagai berikut:

  • Sesar naik da sesar turun, yaitu patahan yang pada bagian atap sesarnya bergeser turun terhadap alas sesarnya disebut dengan sesar turun. Sementara patahan yang bagian atap sesarnya bergerak ke atas disebut dengan sesar naik.

  • Graben dan Horst, yaitu patahan yang berbentuk jalur batuan pada dua bidang sesar yang hampir sejajar, sempit, dan juga panjang. Sementara patahan yang bagiannya meninggi, sehingga muncul pada daerah di sekitarnya disebut dengan horst.

  • Sesar mendatar, yaitu patahan berbentuk tegak lurus yang bergeser secara horizontal, tetapi ada sedikit yang bergeser secara vertikal.

Itulah penjelasan masing- masing jenis patahan. Salah satu bentuk relief geologis yang terkenal di dunia adalah Patahan San Andreas yang membelah Pantai Pasifik di California, Amerika Serikat. Panjang patahan horizontal ini sejau kurang lebih 1.200 km.

Itulah penjelasan mengenai salah satu tenaga endogen yaitu tektonisme. Tektonisme sebagai salah satu tenaga yang berasal dari dalam Bumi. Semoga artikel ini bermanfaat.

Sumber :
Cari Artikel Lainnya