Home » Kongkow » Tahukah Kamu » Kenal Lebih Jauh dengan Cucakrawa Asal Medan

Kenal Lebih Jauh dengan Cucakrawa Asal Medan

- Selasa, 24 November 2020 | 15:00 WIB
Kenal Lebih Jauh dengan Cucakrawa Asal Medan

Cucakrawa terkenal sebagai burung kicauan kelas atas karena kualitas kicauannya jarang ada yang bisa menandingi. Sayangnya, corak dan warna bulu burung cucakrawa tidak semenarik burung kicauan lainnya. Ada banyak jenis cucakrawa yang terdapat di Indonesia, salah satunya adalah cucakrawa medan.

cucakrawa Medan

foto: Pertanianku

Cucakrawa telah menyebar ke berbagai negara beriklim tropis. Di Indonesia terdapat 41 jenis yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Cucakrawa yang berasal dari Medan lebih populer dibandingkan cucakrawa yang berasal dari daerah lain. Hal ini karena dahulu cucakrawa asal Medan lebih sering dijual sehingga mudah dijumpai di pasaran.

Selain itu, cucakrawa ini memang memiliki beberapa nilai keunggulan seperti ukuran tubuhnya yang lebih besar dibandingkan cucakrawa lainnya. Ukuran tubuh cucakrawa asal Medan sekitar 23 cm dan ketika dipegang akan terasa padat serta agak keras.

Burung yang baru saja ditangkap dari alam sudah memiliki warna bulu seperti burung yang sudah lama dipelihara. Bulunya berwarna kecokelatan dan terlihat bersih. Penampilan bulu ini juga menjadi salah satu daya tarik cucakrawa ini.

Sayangnya, masih sedikit orang yang mengetahui kualitas kicauan cucakrawa asal Medan tidak sebagus cucakrawa yang berasal dari daerah lain, seperti dari Lampung dan Sumatera Selatan.

Kualitas suara kicauan cucakrawa ini terbilang cukup baik dengan volume suara yang besar. Hanya saja suara kicauannya tidak divariasi dengan lengkingan suara atau jeritan sehingga kicauannya tidak terasa tebal dan agak mengambang jika didengarkan dari jauh. Kekurangan lain dari cucakrawa asal Medan adalah tidak mampu mengeluarkan suara kicauan secara cepat.

Sebenarnya, cucakrawa medan berasal dari Aceh dan Kabupaten Langkat. Kedua daerah tersebut sudah menjadi pemasok utama cucakrawa sejak dahulu. Namun, karena kurangnya konservasi dan masifnya penangkapan burung liar, saat ini populasi cucakrawa di daerah tersebut semakin menipis.

Cucakrawa ini bisa ditemui di daerah hutan berawa-rawa yang sangat luas dan tidak begitu jauh dari pantai. Kondisi tersebut menyebabkan udara di hutan yang rimbun pepohonan terasa panas.

Cari Artikel Lainnya