Home » Kongkow » Lucu » 9 Istilah Baru Soal Corona yang Diciptakan Warga +62. Pembuat Google Translate Pasti Nangis Baca ini

9 Istilah Baru Soal Corona yang Diciptakan Warga +62. Pembuat Google Translate Pasti Nangis Baca ini

- Sabtu, 11 April 2020 | 20:51 WIB
9 Istilah Baru Soal Corona yang Diciptakan Warga +62. Pembuat Google Translate Pasti Nangis Baca ini

Semenjak virus corona jadi pandemi global, kita jadi akrab dengan istilah-istilah baru. Sebut saja social distancingphysical distancing, lockdown, dan lain-lain. Istilah yang sebelumnya nggak pernah kita gunakan ini, kini hampir tiap hari nyelip di obrolan sehari-hari.

Bahkan penjual cilok atau bapak-bapak ronda juga udah banyak pakai istilah ini. Meskipun beberapa di antaranya masih suka belibet ngomongnya. Memang cukup mengherankan sih, kenapa istilah yang dipakai berbahasa asing, sementara banyak masyarakat yang belum melek bahasa Inggris? Maka nggak heran kalau istilah-istilah baru di bawah ini muncul.

1. Nggak terbiasa mendengar istilah lockdown, warga desa ini kesulitan menuliskannya pada sebuah portal masuk kampung mereka

2. Entah disengaja atau nggak, yang jelas maksud dari imbauan ini jelas melarang orang keluar masuk desa mereka secara sembarangan

3. Selama ini kita hanya mengenal sabun buat cuci tangan, maka jangan heran kalau warga +62 masih ada yang bingung nulis hand sanitizer

4. Baru tahu kalau mantan gelandang andalan timnas Jerman bikin produk cuci tangan -_-

5. Dapat sopir ojol begini rasanya pengin ngakak. Sejak kapan di desa-desa ada gulat di depan gang? Smackdown -_-

6. Dikira gambar di Google, bisa di-download? Formatnya apa kalau gitu? .JPEG, .PNG, atau .Zip?

7. Menanggapi corona memang harus slowdown. Asal menjauh dari kerumunan dan jaga kebersihan, insya Allah semua aman!

8. Penggagas Google Translate bakalan strok lihat ini. Udah capek-capek bikin aplikasi, tapi masih ada aja yang nggak mau pakai -_-

9. Ada apa dengan warga RT 05 sampai-sampai butuh hand stabilizer? Pada tremor apa gimana?

Kocak dan kreatif sekali, ya, warga negara +62 ini? Mereka bisa menciptakan istilah-istilah baru seputar virus corona.

Daripada kesalahan penulisan istilah seperti di atas makin jamak, agaknya pemerintah perlu memikirkan penggunaan dan sosialisasi dalam bahasa Indonesia. Nggak semua warga paham bahasa Inggris. Takutnya malah pada nggak paham sama imbauan tersebut karena nggak ngerti bahasanya. Dan juga kasihan kreator Google Translate kalau baca istilah-istilah mereka. 

Cari Artikel Lainnya