Home » Kongkow » Kuliner » 5 Makanan Tradisional yang Cocok Dimodernisasi

5 Makanan Tradisional yang Cocok Dimodernisasi

- Jumat, 27 November 2020 | 18:00 WIB
5 Makanan Tradisional yang Cocok Dimodernisasi

Belakangan ini banyak kuliner-kuliner unik atau biasa disebut “kuliner kekinian” yang mendadak hits dan ramai dibicarakan. Saking ramainya banyak orang rela mengantri panjang untuk mencicipi kuliner kekinian ini. Sebut saja Thai tea dari Thailand yang stand-nya di pusat-pusat perbelanjaan selalu ramai dikunjungi pembeli. Selain itu ada juga jus mangga yang juga berasal dari thailand. Jus mangga ini menjadi fenomenal dan mendadak muncul dimana-mana, Walaupun harga segelasnya termasuk mahal Rp. 50 ribu namun penjualannya sangat luar biasa. Bayangkan saja, antrian untuk membeli jus mangga ini mengular panjang hingga memakan waktu 2 jam.

Apasih rahasianya hingga kedua kuliner Thailand itu digemari sekian banyak orang? Rahasianya adalah keunikan, mereka menjual keunikan kepada kita semua khususnya para anak muda. Para anak muda yang memang memiliki rasa ingin tahu besar menjadi pangsa pasar yang luar biasa besar. Oleh Karena itu tidak diragukan lagi pembeli dari kuliner-kuliner kekinian tersebut mayoritas berasal dari anak muda.

Sebenarnya dalam hal kuniler Indonesia tidak kalah dengan Thailand atau negara manapun. Bangsa Indonesia yang besar dengan beragam adat dan budaya tentunya juga memiliki ragam kuliner yang luar biasa banyaknya. Nah, sebagai entrepreneur tentunya hal ini menjadi salah satu peluang bisnis untuk menciptakan kuliner kekinian dengan dasar kuliner tradisional Indonesia. Berikut 5 kuliner tradisional yang cocok dimordernisasi dan dijadikan peluang bisnis.

  1. Kue Surabi

Jajanan tradisional khas Bandung ini dahulunya hanya memiliki 2 rasa yaitu gurih dan manis. Surabi dengan rasa gurih memiliki taburan kelapa serut diatasnya sedangkan yang manis disajikan dengan disiram kuah santan gula merah hangat. Surabi kuno ini ternyata jarang diminati oleh anak muda zaman sekarang, namun dengan adanya modifikasi-modifikasi tampilah serta rasa dari surabi menjadi lebih menarik dan beragam. Ya, surabi muncul dengan perubahan tampilan yang lebih segar dan memiliki puluhan rasa yang bisa dipilih. Ukurannya menjadi lebih kecil dan pembeli dapat memilih rasa untuk dasar adonannya seperti geentea, coklat, strawberry dan masih banyak lainnya. Selain itu pengunjung juga bebas memilh berbagai macam topping yang tersedia, seperti keju, sosis, susu, meises, dan bahkan telur. Cara memakannya pun kini berbeda, karena kini disediakan garpu dan pisau, layaknya menikmati steak.

  1. Es cendol

Es cendol merupakan salah satu minuman khas dari Indonesia, Es cendol amat nikmat jika dikonsumsi saat cuaca terik. Rasa manis dari santan, dipadu dengan kesegaran cendol seolah membuat energi kita pulih dengan cepat dan membuat siap kembali beraktivitas. Di ibu kota Jakarta, ada banyak sekali penjual es cendol yang tersebar di seluruh wilayah. Namun popularitasnya saat ini telah kalah dengan minuman-minuman dari negeri Thailand atau Taiwan. Padahal sebenarnya es cendol sendiri tidak kalah nikmat dengan minuman-minuman yang dijual di pusat perbelanjaan. Untuk itu sebagai entrepreneur tidak ada salahnya mencoba mengemas es cendol ini dengan lebih menarik sehingga cocok untuk dijual. Selain sebagai peluang bisnis juga sebagai upaya melestarikan kekayaan Indonesia.

  1. Kue cubit

Tidak ada yang tahu pasti siapa yang mengawali penjualan kue cubit. Namun yang jelas, jajanan satu ini sempat menjadi panganan paling trendi di era 90an. Sama seperti penemu resepnya, tidak ada pula yang bisa memastikan mengapa kue ini disebut kue cubit. Kemungkinan karena ukurannya yang mini, sama sepert ukuran cubitan tangan orang dewasa pada umumnya. Kue cubit belum lama ini kembali tenar di kalangan anak muda. Namun terjadi pergeseran tampilan, di mana kini kue cubit tampil lebih fresh dan menarik dengan tambahan topping modern seperti red velvet, blackforest, green tea, serta diberi aneka macam taburan seperti marshmallow, coklat batangan, wafer dan masih banyak lagi. Dengan tampilan yang unik dan berwarna kue cubit terlihat lebih modern dan disukai kalangan anak muda.

  1. Martabak manis / terang bulan

Sebenarnya tidak tepat jika martabak manis, atau di beberapa daerah disebut terang bulan, digolongkan sebagai makanan tempo dulu. Keberadaannya tak pernah tergerus oleh waktu dan terus diminati dari satu generasi ke generasi. Namun tentu saja, martabak manis sedikit demi sedikit juga mengalami perubahan. Jika umumnya kita hanya menjumpai martabak manis dengan topping keju, meses, atau kacang, kini sudah mulai menjamur martabak yang mengusung topping unik seperti teh hijau, red velvet, oreo, nutella dan masih banyak lagi. Bahkan sekarang terdapat martabak manis yang dijual dengan tampilan mirip Pizza asal Italia dimana setiap slice memiliki topping yang berbeda dan tentunya modern.

  1. Mie lidi

Mie lidi kerap menghiasi keramaian penjual jajanan dan mainan di hampir semua sekolah di Indonesia pada tahun 90-an. Hanya perlu mengeluarkan koin 100 Rupiah, kita sudah bisa menikmati mie lidi dengan rasa asin, pedas, atau campuran pedas-asin sesuai dengan selera. Namun, entah siapa yang memulainya, namun camilan satu ini belakangan kembali naik pamornya, terutama di kalangan anak muda. Tentunya dengan tampilan yang lebih menarik dan modern. Mie lidi tersebut ditawarkan dalam kemasan berbentuk menyerupai botol kaca yang menarik. Untuk masalah rasa, mie lidi sekarang dan dahulu tidak banyak berubah. Mie lidi tetap terdiri dari rasa asin atau pedas, namun sekarang kita dapat memilih berbagai tingkat kepedasan. Selain itu penjualan dari mie lidi ini juga berubah, mereka pada umumnya ditawarkan di media sosial dengan sistem order online.

Berikut 5 kuliner tradisional Indonesia yang cocok untuk dimodernisasi dan menarik untuk dijadikan peluang bisnis. Dengan memasarkan penganan tradisional Indonesia kita tidak hanya membuka peluang bisnis namun juga turut serta dalam menjaga keragaman kuliner Indonesia. Dengan kreatifitas, kuliner kuliner tradisional diperbagarui agar dapat terus digemari khusus nya oleh anak muda yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa. Karena apabila kuliner-kuliner tersebut tidak digemari maka lama kelamaan akan kehilangan pamor dan punah. Jadi jangan mau kalah dengan bangsa lain, sebagai generasi muda kita harus mencintai bangsa kita sendiri.

Cari Artikel Lainnya