Home » Kongkow » Kesehatan » Sering Mengetik? Waspada Terkena Penyakit Ini

Sering Mengetik? Waspada Terkena Penyakit Ini

- Senin, 13 Juli 2020 | 15:00 WIB
Sering Mengetik? Waspada Terkena Penyakit Ini

Apa kalian pernah mengetik? Pasti pernah dong. Apalagi mimin yang setiap hari harus begelut dengan keyboard. Nggak cuma kamu yang kerja di kantor saja yang selalu berkutad dengan keyboard. Kamu yang selalu menggunakan handphone juga nggak pernah absen dengan ketik mengetik.

Emang sih dengan semakin canggihnya teknologi membuat segala pekerjaan kita jadi semakin muda. Misalnya kita nggak perlu lagi berkirim surat hanya untuk mendapatkan kabar sanak saudara yang jauh disana dan kabar kekasih hati, eeeaakk. Kamu tinggal ketik pesan dari Handphone kamu.

Selain itu juga dengan adanya keyboard juga memudahkan segala pekerjaan kita di kantor. Seperti kita dapat membuat laporan, membuat surat-surat dan tugas kantor lainnya. Coba aja bayangin jika nggak ada keyboard, masa iya kita harus tulis tangan, duhh bisa patah tangan kita.

Namun yang namanya kecanggihan teknologi tetap saja memiliki efek yang kurang baik bagi kesehatan. Contohnya saja nih, semakin canggihnya Handphone yang kita miliki maka akan semakin tinggi pula dampak yang diberikan, seperti radiasi dan masih banyak lainnya. Nah, begitu pula dengan keyboard, ternyata terlalu sering mengetik dapat mengakibatkan gangguan saraf lho guys, nggak cuma mengetik di keyboard komputer atau laptop saja, ternyata ngetik di handphone juga bisa terkena gangguan saraf.

Mengapa Bisa Terkena Gangguan Saraf ?

Keseringan mengetik, baik di keyboard komputer, laptop ataupun keyboard handphone ternyata bisa mengakibatkan saraf terjepi karena melakukan gerakan berulang-ulang dalam waktu yang sama. Sebab pada saat mengetik, penggunaan jari, pergelangan tangan, siku dan lengan yang terlalu lama saat mengetik dapat memicu syaraf terjepit dan luka. Jari dan lengan bisa tegang dan kurang rileks.

Hal ini juga diperjelas oleh dr. Yuddy Goysal, selaku Koordinator Kelompok Neurofisiologidan Syaraf Tepi Perdossi Makassar. Beliau mengatakan bahwa saat mengetik ujung jari yang digunakan untuk mengetik memiliki selubung yang akan mengalami peradangan jika dipakai untuk menekan tombol terlalu lama dan berulang kali. Setidaknya ada tiga simpul syaraf besar yang berada di ujung jari dan simpul syaraf inilah yang banyak terpakai jika gerakan mengetik dengan ujung jari dilakukan.

Peradangan sraf yang disebabkan karwena terlalu sering mengetik ini disebut dengan neuropati. Hal ini bisa dialami oleh orang-orang yang terbiasa bekerja dengan komputer mesin ketik maupun smartphone. Gejala yang timbul diantaranya kebas, keram, kaku, kesemutan hingga kulit yang hipersensitif.

Apa Itu Neuropati ?

Neuropati adalah sebuah istilah yang dapat menggambarkan suatu kondisi yang terkait dengan kelainan pada fungsi saraf. Kata neuropati itu sendiri berarti gangguan saraf. Saraf-saraf yang ada di seluruh tubuh dapat mengalami gangguan akibat penyakit tertentu maupun cedera. Berikut ini adalah beberapa jenis-jenis dari Neuropati.

Kondisi ini terjadi ketika gangguan atau kelainan saraf memengaruhi saraf di luar otak dan saraf tulang belakang. Dengan kata lain, neuropati perifer memengaruhi saraf-saraf pada anggota gerak, seperti lengan, tungkai, tangan, kaki dan jari. Saraf-saraf ini adalah bagian dari sistem saraf perifer yang berfungsi menghantarkan sinyal dari dan ke otak. Jika saraf di bagian bahu, pinggul, paha atau bokong yang mengalami gangguan, maka kondisi tersebut dikenal dengan istilah neuropati proksimal. Nah, tipe yang inilah yang terjadi jika kita terlalu sering mengetik.

Neuropati otonom

Kondisi yang muncul akibat kerusakan pada sistem saraf involunter. Sistem saraf ini mengendalikan detak jantung, sirkulasi darah, sistem pencernaan, respons seksual, keringat dan fungsi kandung kemih.

Neuropati kranial

Kondisi di mana terjadi kerusakan pada salah satu dari 12 saraf kranial (saraf di bagian kepala).

Neuropati fokal atau mononeuropati

Kondisi yang hanya memengaruhi satu saraf, satu kelompok saraf atau saraf pada salah satu bagian tubuh seperti paha, kaki, lengan, otot mata atau dada.

Neuropati sendiri terjadi karena trauma akibat penjepitan saraf terutama karena aktivitas mengetik yang terlalu sering. Penjepitan saraf yang paling sering terjadi adalah di pergelangan tangan karena aktivitas mengetik berulang-ulang di komputer, laptop atau gawai. Itu bisa memicu Neuropati.

Dalam workshop Bergerak Bersama #LawanNeuropati yang diadakan Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) dan MERCK, Manfaluthy menjelaskan salah satu gejala awal neuropati adalah kesemutan. Rasa nyeri akibat kesemutan merupakan alarm dari dalam tubuh.

Gejala awalnya dari kesemutan, bisa berubah menjadi kram, selanjutnya mati rasa, kaku, kulit menjadi kering mengkilap karena saraf otonom yang mengatur pengeluaran kelenjar keringat dan minyak tidak berfungsi.

Jika sudah terjadi seperti ini maka butuh waktu yang cukup lama untuk meningkatkannya, sebab kemampuan regenerasi saraf sangat lambat. Hanya 1 milimeter per hari. Artinya, pengobatan untuk kerusakan sistem saraf tepi tidak bisa seminggu dua minggu.

Namun penyebab dari neuropati tidak hanya disebabkan oleh terlalu sering mengetik saja. Ternyata ini juga bisa menyebabkan neuopati. Misalnya seperti, penuaan. Seiring bertambahnya usia, kulit manusia menjadi keriput, rambut beruban. Kekencangan otot mulai kendur. Begitu pula sistem saraf yang juga bisa disebabkan oleh diabetes, sebab dampak dari komplikasi diabetes yang paling besar adalah terganggunya sistem saraf tepi. Bahkan jika kekurangan vitamin B juga bisa terkena neuropati lho.

Buat kalian yang bekerja dengan komputer dan memang diwajibkan untuk mengetik setiap hari, maka harus waspadai ya guys.

Cari Artikel Lainnya