Home » Kongkow » Tahukah Kamu » Yuk Kenali Jenis-Jenis Pupuk Organik Hasil Perkembangan Teknologi

Yuk Kenali Jenis-Jenis Pupuk Organik Hasil Perkembangan Teknologi

- Selasa, 16 Juli 2019 | 10:50 WIB
Yuk Kenali Jenis-Jenis Pupuk Organik Hasil Perkembangan Teknologi

Meski tidak berkecimpung di dunia pertanian, Anda pasti sering mendengan istilah pupuk organik dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi bagi para petani, pupuk organik bisa jadi adalah teman setia untuk mnecapai kesuksesan panen. Secara teoritis, pupuk organik bisa diartikan sebagai jenis pupuk yang mengandung sebagian atau keseluruhan terbuat dari hewan atau tanaman dengan prosedur tertentu. Oleh karena itu, pupuk organik punya banyak varian, sesuai dengan keberagaman bahan, metode, serta wujudnya. Lantas, anda masih bingung dengan dengan macam macam jenis pupuk organik? Silakan simak ulasan berikut agar anda lebih mudah dalam belajar bertani organik.

Jenis Pupuk Organik Apa Saja?

1. Pupuk organik hijau

Azola Tumbuhan Air Yang Bisa di Jadikan Pupuk Organik Hijau

Tanaman yang lapuk bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pupuk hijau. Sisa panen Anda, atau ambil bagian hijau dari tanaman Anda. Beberapa jenis tanamana hijau yang bisa dimanfaatkan seperti kacang-kacangan/ leguminosa serta tanaman azola/air. Keduanya dipilih berdasarkan kandungan hara yang dimilikinya. Kandungan hara ini baik karena punya nitrogen tinggi yang membuat proses peruaraian di tanah lebih cepat

Jenis azola seperti pakis air biasanya tumbuh dengan liar di sekitar sawah. Pakis air bisa bertahan hidup dalam lingkungan yang mengandung air. Maka manfaatkan kesempatan tersebut untuk menggunakan pakis air/azola sebagai bahan baku pembuatan pupuk hijau. Caranya, ketika mengolah sawah/lahan, benamkan pakis air/azola ke dalam tanah tempat menanam.

Sementara itu, jika menggunakan tanaman pagar sebagai bahan baku pupuk hijau, lebih dulu pangkas untuk mengambil bagian hijaunya. Hijau yang didapat dari kacang-kacangan/ leguminosa ini langsung dapat digunakan sebagai pupuk di atas tanah lahan pertanian.

2. Pupuk organik kandang

Kotoran Kambing Adalah Salah Satu dari Sekian Banyak Bahan Yang Bisa di Jadikan Pupuk organik kandang

Anda memelihara hewan ternak? Atau punya kenalan yang memelihara ternak? Manfaatkan kotoran yang dihasilkan oleh hewan ternak sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanaman, menghasilkan panen yang lebih sehat. Kambing, sapi, kerbau, hingga unggas, semua kotorannya bisa diolah sebagai pupuk kandang.

Sumber dayanya yang melimpah dan cara pembutannya yang mudah membuat pupuk kandang banyak diminati. Tak  seperti kompos yang butuh proses panjang, pupuk kandang hanya membutuhkan proses singkat. Diamkan hingga mengering serta mengering dengan sempurna sebelum akhirnya bisa dipakai sebagai pupuk untuk tanah.

3. Pupuk organik kompos

Limbah Rumah Tangga Juga Bisa di Jadikan Pupuk organik kompos

Jika dua jenis sebelumnya tidak membutuhkan prosedur yang rumit untuk pembuatannya, kompos punya tingkat yang lebih sulit. Beruntungnya, kini telah banyak beredar teknologi pembuatan kompos, bahkan metode pembuatan dari varian dekomposernya  mudah ditemukan. Oleh karena itu, berbagai varian pupuk kompos mudah ditemukan di pasaran. Misalnya saja pupuk organik tablet, pupuk organik cair, pupuk bokashi, serta vermikompos.

Pada dasarnya, organisme yang mengurai akibat proses biologis dari bahan organik yang mengalami pelapukan adalah wujud dari pupuk kompos. Baik mikrooganisme maupun makroorganisme bisa menjagi organisme pengurai/dekomposer pupuk kompos.  Jamur, kapang, dan bakteri adalah contoh dekomposer mikroorganisme. Sementara itu cacing tanah adalah yang terpopuler untuk contoh makroogranisme dekomposer makroorganisme.

4. Pupuk organik hayati

Salah Contoh Pupuk organik hayati Sudah di Kemas Dengan Baik

Terakhir adalah pupuk hayati yang terbuat dari organisme hidup dengan kemampuannya menghasilkan berbagai nutrisi penting untuk tanaman, serta menaikkan presentase kesuburan tanah. Meski sebenarnya tercantum di Peraturan Menteri Pertanian, bahwa pupuk hayati bukanlah pupuk organik, melainkan pembenah tanah, namun di lapangan fakta berbicara lain. Di pasar penjualnya menggolongkannya sebagai pupuk organik, pun demikian dengan petani yang beranggapan sama.

Secara alami, pupuk hayati ini memberikan persediaan nutrisi dari proses gradual. Tanaman membutuhkan proses gradual seperti pelarutan fosfor, sintesis zat, serta fikasi dari atmosfer untuk unsur N. Semuanya adalah kebutuhan tanah untuk meningkatkan kesubutan yang berkelanjutan.

Tentu saja empat jenis pupuk organik di atas punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu Anda juga butuh analisa kesesuaian sebelum memutuskan untuk menggunakannya pada tanah Anda. Ingat, pemilihan pupuk yang tepat memengaruhi kualitas tanaman yang Anda hasilkan. Jadi, bijaklah dalam memilih!

Cari Artikel Lainnya