Home » Kongkow » kongkow » Bagaimana Teknologi 5G Akan Mengubah Ranah Pertanian?

Bagaimana Teknologi 5G Akan Mengubah Ranah Pertanian?

- Selasa, 09 Juli 2019 | 10:24 WIB
Bagaimana Teknologi 5G Akan Mengubah Ranah Pertanian?

5G memiliki kemampuan untuk mendisrupsi industri-industri yang telah lama berdiri, termasuk industri yang paling tua, pertanian. Kemunculan generasi 5G berikutnya akan menambah kecepatan hingga 100 kali lebih cepat dibanding 4G. Tentu kecepatan seperti ini akan membuat komunikasi setiap perangkat dan server menjadi lebih cepat. 5G juga diklaim dapat menampung data yang lebih banyak dibanding model jaringan lainnya.

Itulah mengapa teknologi sangat ideal karena memiliki kemampuan untuk berkomunikasi antara remote, sensor, drone dan sebagainya didalam pertanian. 5G juga berperan sekali dalam proses pemeliharaan pertanian secara otomatis. Contohnya drone, penggunaan drone dengan jaringan 5G sangat membantu untuk mengembangkan produksi kentang di Belanda. Dan di Jepang, penggunaan sensor 5G sebagai alat monitorisasi temperatur air dan kadar garam untuk tambak tiram.

Kerah 5G, Aplikasi 5G Dalam Pertanian

Kerajaan Inggris menginisiasi penggunaan 5G pertama sekali di daerah pedesaan dengan menggunakan sebuah aplikasi di bulan Maret kemarin bernama Me+Moo. Aplikasi ini membantu peternak untuk melakukan pengecekan berkala terhadap sapi mereka yang terkontrol dengan teknologi tentang kesehatan dan tingkah laku ternak. Sistem yang dikembangkan di Somerset, Inggris oleh Agri-Epi Center telah mendapat dukungan hibah dari pemerintah serta didukung oleh perusahaan teknologi Cisco. Sapi-sapi yang terkoneksi dengan kerah 5G tersebut akan mengirim data ke aplikasi tentang apa saja yang mereka konsumsi dan bagaimana kondisi saat tidur. Semua informasi penting seperti itu diakses secara instant oleh peternak. Tidak berhenti hanya sampai disitu, informasi penting tersebut juga akan diteruskan ke para ahli gizi untuk mendapat dukungan lebih lanjut.

Sapi-sapi ini yang diperlengkapi dengan perangkat <a href=5G untuk mempermudah peternak memonitoring (CNN Business)" src="http://paktanidigital.com/artikel/wp-content/uploads/2019/06/cnn.png" style="height:222px; width:400px" />

Foto : Sapi-sapi ini yang diperlengkapi dengan perangkat 5G untuk mempermudah peternak memonitoring (CNN Business)

“Menggunakan teknologi ini akan membuat peternak menjadi lebih nyaman, lega karena informasi penting seperti kesehatan, keadaan mental sapi hingga mendapat peringatan bahwa sapi sedang sakit atau sedang hamil sehingga perlu diperiksa atau tidaknya”, tutur manajer proyek Duncan Forbes. Para ahli mengungkapkan bahwa penggunaan areal lahan yang luas tentu akan sulit jika akan melakukan monitoring, namun semua menjadi lebih mudah jika diterapkan teknologi dalam pertanian. Hal ini tentu akan mempermudah dalam perihal data-collecting. Teknologi akan mempermudah dalam mengatur irigasi pertanian agar dioptimalisasi setiap hari, atau penggembalaan ternak untuk dibawa ke area terbaik. Dengan mengembangkan teknologi lebih efisien, sangat memungkinkan untuk memproduksi makanan lebih banyak. Namun untuk membuat dan menerapkan perubahan tersebut, pertama sekali 5G harus diterapkan di daerah pedesaan.

Perihal Otomatisasi Pertanian Oleh Teknologi 5G

Organisasi Pertanian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa memprediksi bahwa bumi akan mengalami gejolak pertumbuhan populasi. Tentunya bumi harus mampu memproduksi makanan 70% lebih banyak di tahun 2050 dibanding di tahun 2009. “Untuk memenuhi kebutuhan, petani jelas membutuhkan teknologi baru untuk memproduksi lebih banyak namun di lahan yang lebih sedikit, dengan tenaga yg lebih sedikit”, berikut laporan dari PBB. Dari sinilah, otomatisasi teknologi diperlukan.

Di tahun 2017, muncul sebuah proyek 5G di pedesaan pertama sekali di dunia yang mampu menanam, merawat hinga memanen tanaman tanpa campur tangan manusia di lahan. Dimulai dari traktor yang menyebar bibit, drone yang memonitorisasi lahan, beberapa perangkat kecil untuk mengambil sample lahan untuk mendeteksi pupuk atau pestisida apa yang harus diaplikasikan di lahan tersebut. Proyek ini bernama “Hands-Free Hectare”, dilaporkan telah sukses menjalankan proyek lagi di tahun 2018. Harapannya dengan menggunakan teknologi 5G kelak, tentu akan menambah jumlah dan lebih efisien dalam perawatan tanaman. “Tidak hanya menjaga stabilitas pertanian, namun akan mempermudah dalam produksi sementara akan mengurangi beban dalam produktivitass”, ujar Jonathan GIll, seorang ilmuan di Universitas Harper Adams mengenai inovasi 5G tersebut.

Cari Artikel Lainnya