Home » Kongkow » kongkow » Ulat Tentara Asal AS Dikabarkan Masuk Indonesia, Petani di Aceh dan Medan Keluhkan Tanaman Jagungnya

Ulat Tentara Asal AS Dikabarkan Masuk Indonesia, Petani di Aceh dan Medan Keluhkan Tanaman Jagungnya

- Kamis, 30 Mei 2019 | 04:55 WIB
Ulat Tentara Asal AS Dikabarkan Masuk Indonesia, Petani di Aceh dan Medan Keluhkan Tanaman Jagungnya

 

Ulat Tentara Asal AS Dikabarkan Masuk Indonesia, Petani di Aceh dan Medan Keluhkan Tanaman Jagungnya

foto: istimewa

Ulat tentara (foto kiri) dan tanaman jagung yang rusak akibat serangan hama ulat tentara. 

 Seorang peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Idham Sakti Harahap pernah mengingatkan potensi serangan hama ulat spodoptera frugiperda (fall armyworm) yang merusak tanaman jagung.

Pakar hama dan penyakit tumbuhan IPB ini menyatakan hama ulat spodoptera frugiperda ini berasal dari Amerika Serikat (AS). Kerusakan akibat hama ulat itu jauh lebih besar daripada hama ulat yang sudah ada di Indonesia.

"Hama ini sudah mewabah di Myanmar, India, Thailand, dan Filipina. Dan menurut informasi sudah mulai masuk ke Indonesia di beberapa daerah," kata Idham beberapa waktu lalu.

Infestasi ulat yang disebut juga ulat tentara ini dikabarkan sudah mulai masuk di lahan lumbung jagung di Dairi Medan dan Agara Aceh.

“Ulat ini cepat sekali menyerang tanaman kami,” jelas Daulat Tampubolon (66) petani asal Desa Lawe Beringin Sabas Kecamatan Semadam Kabupaten Aceh Tenggara (Agara).

“Dari lahan 0,5 hektar yang kami miliki, biasanya benih jagung P32 dari DuPont ini mampu hasilkan panen 4 ton pipilan kering. Tapi sekarang hanya mendapatkan 2,4 ton pipilan kering,” keluhnya.

Petani jagung di Desa Lawe Beringin ini rerata menggunakan benih jagung hibrida Pioneer P32 dan nyaris gagal panen semua dimakan ulat bintil-bintil hijau ini, sambung Daulat.

Kondisi di Agara, ternyata juga sama terjadi di Dairi Medan. Dilansir dari laman suaratani.com, sejumlah petani jagung di Kabupaten Dairi mensinyalir serangan hama ulat grayak jenis baru ini bersumber dari benih yang mereka gunakan yakni P32 Singa.

“Sebab dari pengamatan kami, hanya tanaman jagung yang menggunakan varietas P32 yang terserang ulat grayak di Dairi ini, sementara tanaman jagung varietas lain tidak terserang,” kata Dedi Kristian Sinaga petani jagung di Laenaboru 2, Desa Adian Nangka, Kecamatan Siempat Nempu Kota Sidikalang, Kabupaten Dairi Provinsi Sumatera Utara.

Menurut Dedi, para petani di daerahnya kecewa dengan bibit yang mereka gunakan sekarang yaitu bibit P32. Dimana, awal tanam bibitnya masih bagus dan pertumbuhannya luar biasa sesuai dengan harganya yang cukup mahal.

“Tanaman tumbuh bagus, namun langsung diserang ulat sampai daun mudanya terpotong dan lama kelamaan daun ada bercak-bercak putih. Bukan satu atau dua petani yang kena tapi seluruh petani jagung yang menggunakan P32 kena dampaknya. Sedangkan yang beda merek tidak ada serangan,” sebut Dedi.

Sementara itu, Linda Boru Tompul, petani jagung lainnya di Desa Tanjung Maraja, Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi, Kabupaten Simalungun, juga mengatakan, hama ulat grayak menyerang tanaman jagungnya yang masih muda. Dia sendiri menggunakan Bisi 18.

Linda mengaku tidak mengetahui sumber ulat grayak tersebut. Akan tetapi, ulat grayak telah membuat puso tanaman jagung tetangganya.

“Tanaman jagung sebelah ladang saya hancur total dan terpaksa dibabat karena ulat grayak. Tanaman saya, sebagian sudah berumur dua bulan dan sebagian lagi masih berumur di bawah dua bulan. Nah, yang tanaman muda inilah yang banyak diserang, kalau yang sudah dua bulan serangan sedikit saja,” akunya.

Armyworm bukanlah ulat biasa. Seperti namanya, bak tentara ia datang berkelompok, berwarna bintil-bintil hijau dan menghabisi tanaman apa pun yang dilewati.

Kini, hewan yang juga disebut ulat grayak tentara itu selain menyerbu Amerika, juga Afrika dan kini Asia. Menyerang ladang jagung. Panen pun terancam gagal total.

 

Cari Artikel Lainnya