Home » Kongkow » kongkow » Ekosistem mangrove di Indonesia memang rusak, terus apa efeknya buat kita?

Ekosistem mangrove di Indonesia memang rusak, terus apa efeknya buat kita?

- Senin, 20 Mei 2019 | 14:11 WIB
Ekosistem mangrove di Indonesia memang rusak, terus apa efeknya buat kita?

 

SHARE

Sebanyak 52% hutan mangrove di Indonesia dalam kondisi rusak. Kalau diterus-teruskan, penduduk pesisir akan kehilangan tempat tinggal, dan biota di pesisir akan punah. Jangka panjangnya, ekosistem jadi tidak seimbang, dan kita (yang tinggal jauh dari pesisir) pun akan terkena dampaknya.

 

Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebut 1,81 juta hektar mangrove di Indonesia rusak. Nilai itu bahkan tiga kali lebih luas dibanding luas Pulau Bali.

Penyebab utama kerusakan ini adalah karena tindakan manusia, berupa alih fungsi lahan, pembangunan infrastruktur, pemukiman, dan penebangan liar.

Lalu kalau rusak, apa dampaknya? Sejauh ini ngga kerasa tuh dampaknya.

Kalau kamu tinggal jauh dari pesisir, kamu memang tidak merasakannya secara langsung.

Apalagi kalau kamu tinggal di kota, seakan-akan apa yang terjadi di sana tidak ada dampaknya bagi hidupmu.

Tapi benarkah demikian?

 

Prinsip keseimbangan ekosistem

Sebelum jauh membahas dampak spesifik kerusakan mangrove, mari kita memahami terlebih dahulu terkait prinsip keseimbangan ekosistem.

Kita hidup dalam ekosistem yang saling tumpeng tindih antara suatu makhluk, lingkungan, dan makhluk hidup lainnya.

Masing-masing makhluk hidup punya peran tersendiri dalam ekosistem, sehingga siklus kehidupan dapat berjalan dengan baik.

Jika ada spesies makhluk hidup yang hilang, maka akan terjadi efek domino di dalam ekosistem. Terjadi ketidakseimbangan, sehingga spesies lain ikut musnah atau bahkan rusaknya ekosistem secara keseluruhan.

Gambar terkait

Singa atau serigala, yang umumnya dianggap merusak, nyatanya punya peran penting dalam mengendalikan herbivor pemakan tumbuhan (seperti rusa).

Jika serigala habis dibunuh, maka akan terjadi kenaikan populasi herbivor dan rusaknya tumbuhan, lalu kerusakan ekosistem secara keseluruhan.

Hal inilah yang terjadi di Taman Nasional Yellowstone Amerika pada tahun 1800-an.

Hasil gambar untuk orangutan

Orangutan, yang sekilas hanya hobi makan dan bergelantungan, nyatanya memainkan peran yang sangat penting.

Dengan perilaku uniknya, orangutan menjadi agen penyebar biji tumbuhan yang sangat penting dalam hutan hujan tropis.

Gambar terkait

Lebah, serangga, dan hewan-hewan kecil lainnya seringkali disepelekan. Padahal ia adalah pemegang kunci dalam proses penyerbukan tanaman.

Tanpanya, pertumbuhan tanaman tidak mencukupi kebutuhan konsumen, yang mengakibatkan kerusakan pada tingkatan-tingkatan berikutnya.

Baca juga:  Tips Bugar dan Bertubuh Indah ala Model Victoria’s Secret

Intinya adalah bahwa setiap komponen dalam ekosistem memiliki perannya masing-masing, dan kerusakan satu komponen akan berdampak pada komponen-komponen lainnya.

Begitu pula pada kasus kerusakan hutan mangrove, yang dapat mengganggu ekosistem, dan berdampak pula pada manusia.

Gambar terkait

 

Mangrove bisa apa?

Mangrove bisa menyelamatkan hidup kita.

Ia berperan sebagai banteng pertahanan antara daratan dan lautan. Jika tidak ada mangrove, setidaknya tiga hal ini akan terjadi, yang kemudian diikuti berbagai dampak beruntun lainnya.

  1. Erosi dan abrasi pantai

Hempasan air laut mengikis daratan secara perlahan. Jika diterus-teruskan, daratan di daerah pesisir akan hilang.

Mangrove punya akar yang efisien untuk melindungi daratan dari pengikisan oleh air laut.

  1. Intrusi air laut

Air laut merembes ke dalam tanah daratan, yang menyebabkan air tanah menjadi payau sehingga tidak baik untuk dikonsumsi.

Mangrove dapat mengendapkan lumpur di akarnya, yang mengambat perembesan air laut ke daratan.

  1. Rusaknya ekosistem

Hutan mangrove menjadi tempat tinggal untuk berbagai makhluk hidup. Kerusakan hutan mangrove berarti kerusakan untuk para makhluk penghuninya, merusak satu komponen ekosistem, yang pada waktunya kerusakan itu akan sampai pada diri kita.

 

Dampak langsung di pesisir

Dampak nyata ini terjadi di daerah Pantai Muara Gembong, Bekasi pada tahun 2013 lalu.

Kawasan hutan mangrove di sepanjang Pantai Muara Gembong rusak parah.

Akibatnya, abrasi pantai pun terjadi gila-gilaan, sampai menyebabkan tiga buah desa hilang. Desa tersebut adalah Desa Pantai Bahagia, Desa Pantai Mekar dan Desa Pantai Sederhana.

Hal serupa juga terjadi di wilayah sekitarnya.

Mulanya garis pantai terletak sejauh 5 kilometer, kemudian setelah hutan mangrove rusak, garis pantainya tinggal berjarak 1 kilometer saja. Hal ini juga diperparah dengan air laut yang sering naik dan mengakibatkan banjir di pemukiman penduduk.

 

Dampak untuk kamu yang hidup jauh dari pesisir

Walaupun tempat tinggalmu jauh dari pesisir, jangan kira kamu tidak akan terkena dampak dari kerusakan mangrove.

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, hutan mangrove menjadi habitat dari berbagai macam makhluk hidup.

Beberapa flora (tumbuhan) yang hidup di hutan mangrove di antaranya:

  • Ketapang
  • Nyamplung
  • Akasia
  • Nipah
  • Pohon Asem
  • Lamtoro

Adapun fauna (hewan) yang hidup di hutan mangrove di antaranya:

  • Kepiting laga, kepiting oranye, pemanjat, semapor
  • Kelomang mangrove, kelomang darat
  • Udang pistol
  • Ikan gelodok

Mangrove juga menjadi habitat pembibitan bagi banyak spesies satwa liar, termasuk ikan komersial dan krustasea, dan dengan demikian berkontribusi untuk mempertahankan kelimpahan populasi ikan dan kerang local.

Tujuh puluh lima persen ikan buruan dan sembilan puluh persen spesies komersial di Florida Selatan bergantung pada ekosistem mangrove.

Tujuh puluh persen dari udang dan ikan komersial di Queensland, Australia, bergantung pada mangrove untuk nutrisi dan bagian dari siklus hidup mereka.

Hal serupa juga terjadi di Indonesia.

Dan kamu tau apa itu artinya?

Kerusakan hutan mangrove sama artinya dengan kerusakan mereka. Lalu melalui mekanisme ketidakseimbangan ekosistem, kerusakan ini dapat berdampak secara beruntun.

Hutan mangrove rusak > Ekosistem tidak seimbang > bla-bla-bla > Jumlah ikan tangkap berkurang drastis

Ya, kerusakan hutan mangrove pun dapat berdampak pada menu hidangan makanan di kota. Kurang makan ikan dapat menyebabkan kurang nutrisi, dan bosen juga kan kalau kita makan makanan itu-itu saja?

Kekurangan nutrisi untuk tubuh bahkan menyebabkan lebih banyak lagi masalah untuk manusia.

***

Jadi, melihat seluruh dampak buruk kerusakan hutan mangrove tersebut, sudah sepatutnya kita ikut serta menjaga dan memperbaiki hutan mangrove.

Menjaga hutan mangrove itu untuk kebaikan manusia sendiri.

Kamu dapat bergabung dengan gerakan relawan menanam mangrove, membuat kampanye social untuk mengajak orang pedulu mangrove, berdonasi pada kegiatan rehabilitasi mangrove…

…atau sesederhana membagikan tulisan ini di kanal sosial media.

Cari Artikel Lainnya