Home » Kongkow » Tutorial » Cara Mengolah Kulit Pisang Menjadi Pupuk Organik

Cara Mengolah Kulit Pisang Menjadi Pupuk Organik

- Jumat, 14 Agustus 2020 | 18:00 WIB
Cara Mengolah Kulit Pisang Menjadi Pupuk Organik

 

Cara Mengolah Kulit Pisang Menjadi Pupuk Organik

Pisang merupakan salah satu buah tropis yang sangat banyak ditemukan di Indonesia. Pisang sendiri tidak hanya dikonsumsi secara mentah saja. Banyak sekali berbagai kreasi makanan lain yang diolah dari pisang, mulai dari kulit pisang, sale pisang, dan lain-lain.

Dengan beragam manfaatnya, limbah kulit pisang menjadi permasalahan tersendiri. Selain dapat menganggu pemandangan, kulit pisang yang tidak segera ditimbun atau dibuang akan memunculkan bau yang tidak sedap yang tentunya sangat menggangu.

Oleh karena itu, saat ini, mulai banyak dilakukan penelitian dan juga pengembangan mengenai pengolahan kulit pisang. Yang paling terkenal adalah penemuan terbaru yang menunjukkan potensi kebermanfaatan kulit pisang sebagai pupuk organik.

Pupuk Organik Kulit Pisang

Apa itu pupuk organik? Pupuk organik merupakan suatu pupuk yang diolah dengan menggunakan bahan-bahan organik alais tanpa menggunakan bahan kimia sama sekali. Hadirnya pupuk organik tentunya dapat menjadi solusi bagi masyarakat, mengingat harga pupuk kimia yang cenderung lebih mahal.

Baru-baru ini, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kulit pisang memiliki potensi yang besar untuk digunakan sebagai pupuk organik. Kandungan fosfor, kalium, dan magnesium yang sangat tinggi menjadikan kulit pisang mampu memberikan asupan nutrisi yang cukup bagi tanaman. Hal ini tentunya sangat menggembirakan, mengingat produksi limbah kulit pisang yang sangat melimpah di Indonesia.

Manfaat Pupuk Organik Kulit Pisang

Dengan memanfaatkan pupuk organik dari kulit pisang, para petani akan mendapatkan berbagai manfaat yang beragam. Selain dapat memanfaatkan limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan memiliki nilai jual yang tinggi, kulit pisang juga memiliki kandungan potasium yang sangat tinggi sehingga membantu dalam membentuk bunga yang lebih besar dan cerah.

Kandungan kalium pada kulit pisang kering yaitu sekitar 42%. Kalium merupakan salah satu unsur hara mikronutrient yang berfungsi untuk meningkatkan pembungaan dan juga menguatkan perakaran tanaman.  Selain itu, nutrisi kulit pisang yang lain seperti magnesium dan fosfor juga berperan penting dalam perkembangan tanaman.

Cara Mengolah Kulit Pisang Menjadi Pupuk Organik

Pupuk Organik

Foto: kabartani.com

Pengolahan kulit pisang menjadi pupuk cair organik juga cukup mudah. Anda hanya perlu menyiapkan limbah kulit pisang sebanyak 10 kg, air, bakteri perangsang seperti STARDEC atau EM4, dan larutan gula.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah memblender kulit pisang terlebih dahulu hingga halus lalu dilarutkan dengan air. Perbandingan air dan kulit pisang adalah 1 : 1. Setelah itu, campur larutan kulit pisang tadi dengan larutan gula dan bakteri untuk merangsang proses pemecahan senyawa pada kulit pisang.

Setelah itu, larutan didiamkan selama 3 hingga 4 hari sehingga terjadi proses fermentasi. Setelah hari ke -5, pupuk organik dari kulit pisang sudah siap untuk digunakan.

Cara Mengaplikasikan Pupuk Organik Kulit Pisang

Untuk pengaplikasiannya ke tanaman, pupuk cair ini harus dilarutkan dengan air terlebih dahulu. Perbandinganya adalah 1 : 10. Satu liter pupuk cair berarti harus dilarutkan dengan 10 liter air. Pengaplikasiannya sama seperti penggunaan pupuk pada umumnya. Namun, yang harus diketahui, pupuk kulit pisang ini sangat rendah nitrogen sehingga pengaplikasiannya perlu dikombinasikan dengan pupuk lain yang kaya nitrogen agar nutrisi tumbuhan dapat tercukupi.

Pengolahan menjadi kulit pisang menjadi pupuk merupakan pilihan yang sangat dianjurkan. Selain dapat membantu petani dalam mengurangi pupuk kimia pada tanaman, pupuk organik juga lebih efisien dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.

Demikianlah informasi terbaru menegnai pemanfaatan kulit pisang menjdi pupuk organik. Selain dapat mengurangi limbah, hadirnya pupuk organik cair dari kulit pisang ini juga diharapkan mampu mengurangi paparan bahan kimia ke produk pertanian sehingga tanaman menjadi lebih aman untuk dikonsumsi dan juga bebas pestisida.

Cari Artikel Lainnya