Home » Kongkow » Tahukah Kamu » 9 Cara Supaya Tidak Menganggur Setelah Lulus Kuliah

9 Cara Supaya Tidak Menganggur Setelah Lulus Kuliah

- Jumat, 17 Mei 2019 | 14:00 WIB
9 Cara Supaya Tidak Menganggur Setelah Lulus Kuliah

Seorang mahasiswa memang sudah harus membuat recana setelah lulus kuliah secepatnya. Karena memang pada dasarnya untuk bisa optimal dalam menjalani kehidupan ini adalah dengan merencanakan target-target yang akan dicapai. Bila target sudah jelas maka penyusunan rencana langkah-langkah yang perlu diambil dan dilakukan bisa lebih mudah disusun. 

Secara umum harapan setelah lulus kuliah seorang mahasiswa kebanyakan memang terbayangkan mendapatkan pekerjaan yang diidam-idamkan. Namun terkadang bayangan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Tulisan ini akan mencoba mengulas cara-cara dalam mensikronkan antara bayangan imajinasi dengan kenyataan. 

Oleh karena itulah rencana kedepan setelah lulus kuliah adalah sangat penting adanya dan sangat perlu disusun serta dilaksanakan bahkan sejak pertama kali masuk perkuliahan di perguruan tinggi sebagai mahasiswa baru. Berikut ini berbagai macam cara untuk menghindari jeratan menganggur setelah lulus kuliah, selamat menyimak.

1. Mulai mencari jawaban pertanyaan apa yang bisa dilakukan dengan topik yang dipelajari di jurusan perguruan tinggi tempat dia belajar

Kebiasaan terus menanamkan di pikiran untuk selalu bertanya tentang “apa yang bisa dilakukan dengan topik perkuliahan yang dipelajari pada hari itu” akan memberikan kebiasaan bagi seorang mahasiswa berpikir panjang mengenai apa yang dia pelajari setiap hari di kampus. Salah satu berpikir panjang dan mendalam yang bisa dilakukan adalah dengan memikirkan manfaat dan apa yang bisa dia perbuat dengan topik yang dia pelajari hari itu. Cara ini adalah juga sebagai upaya untuk menghindari mengambangnya ilmu yang dia pelajari dan kurang turun ke bumi. Selain itu cara berpikir seperti itu juga akan membangkitkan semangat seorang mahasiswa untuk lebih tekun dan tertarik untuk mempelajari secara mendalam setiap topik bahasan perkuliahan.

Selalu berpikir mempertanyakan dan mencari jawaban tentang apa yang bisa dilakukan dengan topik yang sedang dipelajari di perguruan tinggi juga akan mengasah pikiran seorang mahasiswa yang bisa dikembangkan menjadi topik karya tulis yang diikutkan pada kompetisi Program Kreativitas Mahasiswa. Sehingga tidak ada kata tidak memiliki ide topik untuk ditulis. Selanjutnya ide-ide tersebut juga bisa diteruskan dan dikembangkan lebih jauh lagi menjadi topik tugas akhir berupa skripsi, thesis atau disertasi.

Mengenai cara-cara untuk mendapatkan prestasi di perguruan tinggi bisa dibaca lebih lanjut di artikel yang berjudul 6 Cara Mendapatkan Prestasi di Kampus Saat Kuliah di Perguruan Tinggi.

Dengan kerangka berpikir seperti ini bisa disimpulkan jangan-jangan bila tidak memiliki ide untuk ditulis maka selama ini seorang mahasiswa tidak pernah berpikir dan merenungkan apa yang dia pelajari di bangku perkuliahan. Ketika seorang mahasiswa sudah terbiasa berpikir tentang apa yang bisa dilakukan dengan topik mata kuliah hari ini maka dia akan memiliki pemahaman yang luas dan menyeluruh serta bisa menjadikan ditemukannya terobosan-terobosan baru dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi umat manusia di dunia ini berdasarkan disiplin ilmu yang dia pelajari.

Hal ini juga berhubungan dengan cara supaya tidak menganggur setelah lulus kuliah. Dengan selalu menerapkan cara berpikir seperti di atas itu tadi maka seorang mahasiswa akan memiliki persediaan ide-ide dan rencana-rencana apa saja yang kelak akan dilakukan setelah lulus dari perkuliahan di perguruan tinggi. Ketika seorang mahasiswa telah memiliki rencana-rencana tersebut maka dia memiliki banyak pilihan mana dari sekian rencan-rencana tersebut yang memungkinkan untuk dilaksanakan saat setelah lulus kuliah. Seorang mahasiswa yang memiliki segudang rencana-rencana tersebut setidaknya tidak akan mencari-cari lagi apa yang akan dilakukan dan terhindar dari jebakan menganggur setelah lulus kuliah.

2. Membuat “portofolio” atau karya-karya sejak masih menjadi mahasiswa

Secara luas “portofolio” ini bisa berupa apa saja yang nantinya bisa bermanfaat sebagai semacam bukti penguat nyata kemampuan seseorang dalam hal-hal tertentu. Dengan menggunakan pemahaman luas ini maka IPK yang bagus atau bahkan cum laude bisa menjadi salah satu bentuk “portofolio” di bidang akademik. Karya-karya tulis yang diikutkan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) juga “portofolio”. Prestasi di bidang kompetisi penjurusan semisal lomba rancang bangun untuk mahasiswa arsitektur, lomba kekuatan beton untuk mahasiswa teknik sipil, lomba robotika untuk mahasiswa teknik elektro, olimpiade sains untuk mahasiswa MIPA, dan kompetisi-kompetisi akademik lainnya, maka itu semua juga bisa dimasukkan sebagai “portofolio” yang kelak akan berguna saat mahasiswa tersebut lulus kuliah.

Selain prestasi-prestasi akademik tersebut di atas maka juga ada jenis-jenis “portofolio” pengalaman di kegiatan-kegiatan non akademik. Sebut saja misalnya berbagai macam jenis kegiatan unit aktivitas mahasiswa bidang keolahragaan, bidang kerohanian, bidang kesenian, bidang kesejahteraan (koperasi mahasiswa, bisnis, dll.), bidang bela negara, lembaga kedaulatan mahasiswa, serta organisasi mahasiswa profesi yang biasanya berupa organiasasi himpunan mahasiswa jurusan. Kesemuanya ini memberikan jenis portofolio jenis keterampilan di bidang kepemimpinan dan keterampilan ekstrapersonal.

Semua jenis portofolio ini baik yang akademik maupun non akademik ini akan menjadi pertimbangan stakeholder dalam merekrut personal yang akan bergabung pada tim profesional di perusahaan mereka. Mereka tidak akan mengambil resiko menerima pekerja yang kurang berprestasi di bidang tertentu. Mereka juga akan berpikir ulang untuk merekrut pegawai yang tidak memiliki portofolio pengalaman di bidang kepemimpinan atau pengalaman di bidang kerja secara tim.

Seandainya meskipun seorang mahasiswa tidak berniat bergabung mencari pekerjaan, maka keterampilan-keterampilan ekstrakulikuler itu tadi juga sangat bermanfaat dalam dunia entrepreneurship, usaha, bisnis, dan start up. Dengan demikian menganggur setelah lulus kuliah kemungkinan terjadinya kecil pada mahasiswa-mahasiswa yang telah menyiapkan portofolio dan prestasi mereka saat masih menjadi mahasiswa.

Yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai mengalami malas kuliah karena akan menghambat pencapaian-pencapaian akademik maupun non akademik. Mengenai cara mengatasi malas kuliah dibahas pada tulisan yang berjudul 15 Cara Ampuh Mengatasi Malas Kuliah.

3. Membangun jaringan sejak saat masih berstatus mahasiswa

Sejak masih menjadi mahasiswa maka sangat perlu membangun dan memperkuat jaringan keprofesionalitasan. Hal seperti ini berkaitan dengan proses membangun lobi-lobi dan koneksi yang nantinya akan berguna saat mahasiswa tersebut lulus dan mulai melebarkan sayapnya di dunia profesional. Bila tertarik, maka mahasiswa juga bisa mengikuti program-program tertentu yang setelah lulus kuliah langsung direkrut kerja perusahan-perusahaan tertentu.

Selain itu apabila seorang mahasiswa ingin mengarah memasuki dunia entrepreneurship, bisnis, usahaha, start up dll., maka membangun dan memperluas jaringan dan koneksi adalah suatu keharusan. Berbagai macam ide bisnis akan bermunculan dan juga ide-ide kreatif inspiratif akan berseliweran dengan luasnya jaringan. Selain itu, langkah-langkah dan berbagai macam strategi bisnis akan lebih optimal dijalanakan apabila memiliki jaringan yang luas.

Itulah beberapa alasan membangun jaringan dan koneksi sejak masih berstatus mahasiswa akan mampu mengurangi kemungkinan menganggur setelah lulus kuliah. Sejak masih duduk di bangku kuliah sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan berbisnis yang mumpuni dan telah membentuk jaringan bisnis atau bila ingin bekerja sebagai tenaga profesional maka akan lebih mudah dalam memasuki dunia kerja.

4. Merintis usaha, bisnis, start up, sejak masih menjadi mahasiswa

Beberapa pengusaha sukses tingkat dunia telah memulai dan merintis usaha bisnis mereka sejak masih menjadi mahasiswa. Sebut saja misalnya Bill Gates pendiri Microsoft dan Mark Zuckerberg pendiri Facebook, mereka merintis perusahaan tersebut sejak masih berstatus mahasiswa di Harvard University, meskipun akhirnya mereka tidak menyelesaikan kuliah mereka (drop out). Menariknya meskipun begitu, Bill Gates dan Mark Zuckerberg akhirnya mendapatkan gelar Doktor kehormatan dari Harvard University setelah mereka drop out.

Ada juga yang sejak masih berstatus mahasiswa sudah “mengembangkan” dan “merintis” suatu produk dan akhirnya sukses berkembang dengan tanpa meninggalkan bangku kuliah. Sebut saja  Sergey Brin dan Larry Page yang merupakan dua orang pendiri Google yang masing-masing memegang gelar sarjana dan magister. Sergey Mikhaylovich Brin mendapatkan gelar Bachelor of Science in mathematics and computer science dari University of Maryland dan mendapatkan gelar Master of Science in computer science dari Stanford University. Lawrence “Larry” Edward Page mendapatkan gelar Bachelor of Science in computer engineering dari the University of Michigan dan mendapatkan gelar Master of Science in computer science dari Stanford University. Google pada awalnya merupakan proyek penelitian pada studi mereka. Konsep dasar Google sebagai mesin pencari pernah mereka publikasikan di jurnal Computer Networks and ISDN Systemsdengan judul paper The anatomy of a large-scale hypertextual Web search engine. Hal ini merupakan contoh jalur kesuksesan yang akademik dapat dan bisnis juga dapat.

Dua jalur ini (jalur droup out dan jalur tetap di akademik) masing-masing memiliki konsekuensi yang perlu dipertimbangkan secara bijaksana. Bill Gates dan Mark Zuckerberg tidak asal drop out dari kampus perguruan tinggi tempat mereka kuliah. Mereka menetapkan diri drop out dari kampus perguruan tinggi setelah memiliki arah yang jelas kemana mereka akan memfokuskan diri. Oleh karena itu tidak ada alasan bagi yang bermalas-malasan saat kuliah kemudian mendapatkan IPK jelek atau mendapat surat teguran dari kampus karena tidak pernah masuk kuliah dan kemudian di-DO (drop out) oleh perguruan tinggi, lalu beralasan bahwa Bill Gates dan Mark Zuckerberg juga drop out dari kampus.

5. Bergabung dan aktif di kegiatan organisasi mahasiswa

Bergabung dan aktif di kegiatan organisasi mahasiswa akan memberikan semacam shortcut untuk menuju kesuksesan. Dengan menjadi anggota organisasi kemahasiswaan akan mengasah keterampilan ekstra personal seorang mahasiswa, keterampilan manajerial, kemampuan negosiasi, kemampuan berkomunikasi, dan lain-lainnya. Selain itu juga menambah luasnya jaringan (network).

Seorang mahasiswa yang terbiasa berorganisasi sejak saat dia masih menjadi mahasiswa maka setelah lulus dia akan berkecenderungan unutk mencari-cari kegiatan seperti halnya saat dia masih menjadi mahasiswa. Semangat dak kecenderungan inilah yang membuat dia tidak akan membiarkan dia menganggur setelah lulus kuliah. Hal ini karena dia akan dengan sendirinya semacam otomatis mencari kegiatan-kegiatan positif yang itu bisa mengarah pada pengembangan dirinya yang pada dasarnya nanti akan mengarah pada karir profesional.

Kemungkinan besar akan ada saja kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang dulunya aktif di kegiatan kemahasiswaan, dan dia tidak akan pernah menganggur setelah dia lulus kuliah. Orang-orang tipe seperti ini akan mencari dari terus mencari kegiatan supaya mereka tidak diam dan supaya dia terus bisa bergerak.

6. Aktif di organisasi masyarakat

Bila pada poin sebelumya telah dibahas mengenai aktif berkegiatan di organisasi mahasiswa, maka poin ini menekankan pada aktif di organisasi masyarakat. Aktif di organisasi masyarakat ini juga berhubungan dengan menambah pengalaman di bidang organisasi yang lingkup jangkauan anggotanya adalah masyarakat luas. Tidak seperti organisasi mahasiswa yang anggotanya hanya khusus yang berstatus mahasiswa. Bergabung aktif di organisasi kemasyarakatan akan memberikan pengalaman nyata terlibat langsung dalam pengabdian kepada masyarakat.

Dengan kata lain, bergabung dengan organisasi masyarakat ini merupakan langkah nyata dalam pengamalan salah satu dharma dari tri dharma perguruan tinggi. Seorang mahasiswa akan terhindar dari keterisolasian dengan nyata yang mengandung segudang permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Bila seperti ini maka menjadi semacam solusi nyata peran mahasiswa dalam dinamika kehidupan masyarakat.

Seorang mahasiswa yang aktif di organisasi masyarakat juga akan menambah semakin luasnya koneksi jaringan yang dia miliki. Semakin banyak koneksi jaringan yang dimiliki oleh mahasiswa maka semakin besar pula kesempatan baginya untuk terhindar dari bayang-bayang menganggur setelah lulus kuliah. Pekerjaan yang menghasilkan atau bisnis usaha akan tertunjang dengan keberadaan dan keaktivan seorang mahasiswa dalam membangun jejaring relasi yang terbentuk dari keaktivan mahasiswa tersebut di suatu organisasi masyarakat.

7. Menjadi Sukarelawan (Volunteer)

Mendaftarkan diri dan aktif menjadi sukarelawan (volunteer) pada suatu kegiatan atau program tertentu juga akan menghindarkan seorang mahasiswa mengalami menganggur setelah lulus kuliah. Ada beberapa program yang menerima seorang lulusan mahasiswa menjadi sukarelawan misalnya selama satu tahun atau dalam rentang waktu tertentu. Ikut dan aktif menjadi sukarelawan akan memberikan manfaat tertentu baik itu bagi karir ke depan maupun bagi pendewasaan dan perluasan pengalaman hidup seorang lulusan perguruan tinggi.

Seorang mahasiswa yang mengikuti program sukarelawan akan memberikan kelebihan tersendiri ketika lulusan perguruan tinggi tersebut melamar pada posisi tertentu pada suatu badan. Selain itu jika seorang lulusan perguruan tinggi menetapkan untuk mendirikan/merintis usaha bisnis sendiri maka pengalaman dia di dunia volunteer akan meningkatkan/menunjang pengembangan bisnis yang sedang dia dirikan atau yang sedang dia rintis. Minimal pengalaman dia di dunia kesukarelawanan akan memberikan pengalaman batin spiritual kemanusiaan bagi lulusan perguruan tinggi.

Oleh karena itu sebisa mungkin menyesuaikan jenis program volunteeryang akan diambil dengan disiplin ilmu yang dipelajari di jurusan perguruan tinggi tempat seorang mahasiswa tersebut belajar. Sehingga aktivitas volunteer yang dilakukannya tersebut akan menjadi semacam “pengalaman kerja” yang berguna saat menempuh karir profesional.

8. Mengembangkan hobi secara lebih serius

Jangan pernah takut menganggur setelah lulus kuliah di perguruan tinggi, karena menganggur itu hanya dilakukan oleh orang-orang yang kurang pengetahuan. Seseorang yang lulus dari perguruan tinggi seharusnya memiliki pengetahuan luas mengenai apa yang bisa dia lakukan supaya dia tidak menganggur. Jangan sampai tidak ada dan tidak tahu apa yang akan dilakukan setelah lulus kuliah.  Tidak tahu apa yang akan dilakukan berarti tidak memiliki rencana-rencana. Tidak memiliki rencana-rencana berarti tidak memiliki tujuan dalam ini.

Oleh karena itu setidaknya seseorang memiliki kesukaan tertentu untuk dilakukan dalam hidup ini. Kesukaan dalam hidup ini atau apa yang juga disebut hobi akan memberikan jaminan seseorang tidak akan menganggur setelah lulus kuliah. Bahkan setelah lulus kuliah ini seorang lulusan perguruan tinggi bisa lebih meseriusi atau mengembangkan hobi yang dimiliki.

Lebih jauh lagi hobi-hobi tersebut bisa diarahkan menjadi kegiatan yang menghasilkan pemasukan keuangan. Oleh karena itu jangan pernah kehabisan daftar apa yang bisa atau akan dilakukan dan menganggur saat lulus dari bangku perkuliahan. Karena hobi bisa menjadikan lulusan perguruan tinggi terlepaskan dari menganggur setelah lulus kuliah.

9. Jalan-jalan (avonturir, traveling)

Banyak sekali dan bisa saja menjadi tren tersendiri mengenai travelingatau jalan-jalan setelah seorang mahasiswa lulus dari perguruan tinggi. Metode perjalanannya bisa bermacam-macam mulai dari mengikuti biro perjalanan sampai metode backpacking. Bahkan ada yang melakukan backpacking ini hingga dalam waktu yang cukup lama enam bulan dan bahkan sampai satu tahun dihabiskan untuk kegiatan backpacking.

Kegiatan jalan-jalan sepuasnya ini bisa menjadi cara untuk menghindarkan diri dari jeratan menganggur setelah lulus kuliah. Memang tentunya kegiatan traveling ini tidak semua orang menyukainya dan berani melakukannya. Hanya orang-orang yang memiliki jiwa petualang penyuka kebebasan sajalah yang berani melakukannya. Mereka-mereka itu berani mengambil resiko dari kegiatan yang mereka lakukan. Kekurangan dana bagi mereka bukan menjadi alasan untuk tidak melakukan traveling. Biaya yang besar bisa disiasati dengan menerapkan metode backpacking yang terbukti bisa menekan dana yang harus dikeluarkan untuk kegiatan traveling.

Dengan menerapkan teknik-teknik tertentu biaya-biaya yang harus dikeluarkan selama melakukan backpacking bisa detekan sedemikian rupa sehingga tidak membutuhkan biaya besar. Selain itu pengeluaran-pengeluaran selama perjalanan benar-benar sangat perlu diperhitungkan seteliti dan secermat mungkin demi mencapai efisiensi optimal namun tanpa mengurangi kenikmatan, kesyahduan, dalam arti sebuah perjalanan.

Backpacking benar-benar berbeda dengan traveling menggunakan biro jasa agen travel. Seorang backpacker benar-benar sangat perlu menyusun jadwal sendiri keberangkatan kendaraan, mencari informasi-informasi sendiri mengenai data-data tempat-tempat yang akan dia kunjungi selama perjalanan, menyusun rencana anggaran keuangan secara mandiri, pokoknya serba mandiri apa-apa dilakukan diurus sendiri. Oleh karena itulah traveling dengan menggunakan metode backpacking bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi menganggur setelah lulus kuliah.

Sehingga kemudian nantinya berlanjut ke kegiatan lain setelah melakukan backpacking semisal berkarir, mencari kerja, atau mendirikan dan merintis bisnis. Dalam kerangka berpikir seperti ini maka bisa dapahami bahwa traveling dijadikan media untuk mencari inspirasi pencarian jati diri saat kelak bekerja merintis karir atau berbisnis sendiri.

Cari Artikel Lainnya