Home » Kongkow » Tips & Trik » 7 Cara Mengatur Keuangan yang Tidak Diketahui Banyak Orang

7 Cara Mengatur Keuangan yang Tidak Diketahui Banyak Orang

- Jumat, 01 Februari 2019 | 10:00 WIB
7 Cara Mengatur Keuangan yang Tidak Diketahui Banyak Orang

Mengatur keuangan bulanan sebenarnya susah-susah gampang. Banyak orang berguru atau sekadar membaca artikel tips mengelola keuangan yang baik dan benar dari para pakarnya secara langsung maupun via online. Itu sah-sah saja mengingat mengatur keuangan sangat bermanfaat bagi masa depan finansial Anda.

Mengatur keuangan bukan saja memperhitungkan setiap pemasukan dan pengeluaran, tapi juga belajar bagaimana cara keduanya berjalan seimbang, tidak besar pasak daripada tiang sehingga menimbulkan defisit keuangan. Oleh karenanya, perlu mengetahui betul detail pengeluaran jangka pendek dan jangka panjang, serta melakukan upaya penghematan.

Jika masih bingung, ini nih ada beberapa cara mengatur keuangan yang dijamin ampuh untuk membangun masa depan keuangan lebih stabil.

Bingung cari Kartu Kredit Terbaik? Cermati punya solusinya!

1. Mengatur Gaji dengan Prinsip 50-20-30

Mengatur Gaji

Cara mengatur keuangan yang satu ini sangat sederhana, tapi tak banyak orang tahu. Jadi mengatur anggaran dengan sistem 50-20-30. Apa itu? Setiap gaji atau penghasilan yang Anda terima setiap bulan, alokasikan 50% dari uang tersebut untuk biaya hidup sehari-hari, seperti makan, biaya transportasi, membayar sewa rumah, tagihan listrik dan air, termasuk tagihan kartu kredit.

Selanjutnya, sisihkan 20% dari gaji untuk tabungan dan investasi. Anda harus mengalokasikan uang untuk dana darurat, misalnya saat Anda jatuh sakit, motor rusak, atau kejadian tak terduga lainnya. Jangan lupa gunakan juga untuk investasi di dana pensiun atau instrumen investasi lain. Dana ini jangan sampai diganggu gugat.

Sedangkan sisa anggaran 30% dari gaji Anda untuk hiburan, liburan, belanja baju atau membeli barang yang diinginkan. Jika alokasi anggaran ini dianggap terlalu besar, Anda bisa memperkecilnya. Sebetulnya Anda dapat menyesuaikan sendiri dengan tetap berpegang pada prinsip 50-20-30.

2. Gambarkan Diri Anda saat Usia 80 Tahun

Saat ini Anda memang masih masuk dalam rentang usia generasi milenial 20-30 tahunan. Tapi coba Anda bayangkan diri Anda di usia 80 tahun. Apakah Anda masih ingin bekerja mencari uang atau mau menikmati hidup bersama anak cucu? Jika tidak ingin masa pensiun Anda nelangsa tanpa bekal keuangan yang cukup, tentu saja Anda harus mulai berpikir soal tabungan pensiun sejak masih muda.

Bayangkan pula di umur 80 tahun, Anda sudah mempunyai rumah dan kendaraan, menyekolahkan anak-anak sampai sarjana, seluruh keluarga sudah terlindungi asuransi, ada usaha yang menopang hari tua. Betapa indahnya kan? Untuk mencapai semua itu, Anda perlu mengatur keuangan dengan tepat selagi muda. Tentunya bisa loh tanpa harus mengorbankan gaya hidup Anda.   

3. Siapkan Dana Pensiun

Tidak banyak orang yang memikirkan dana pensiun selagi mereka di usia produktif. Rata-rata mereka berpikir bahwa uang yang diperoleh hanya untuk memenuhi kebutuhan sekarang. Padahal mereka harus mempersiapkan dana atau tabungan pensiun. Di mana Anda akan menjadi tua dan sudah tidak produktif lagi bekerja. Anda dapat menyisihkan 10% dari gaji bulanan untuk setoran dana pensiun.

4. Manfaatkan Asuransi Sebaik Mungkin

Jangan salah kaprah, beberapa polis asuransi jiwa saat ini menawarkan opsi percepatan manfaat. Di mana manfaat atau jaminan kematian dapat dibayarkan saat tertanggung masih hidup. Misalnya ketika Anda membeli asuransi untuk ibu Anda yang berusia 75 tahun, maka Anda dapat mengajukan klaim asuransi untuk biaya perawatan ibu ketika sakit. Nantinya pihak asuransi akan mengurangi manfaat kematian dengan jumlah uang yang sudah cair untuk biaya pengobatan.

Saldo sisanya akan dibayarkan ke Anda apabila ibu Anda meninggal dunia. Asuransi jiwa dapat digunakan untuk mengganti aliran pendapatan bagi pasangan yang masih hidup, memberi jaminan untuk ahli waris, mengganti nilai aset, memaksimalkan pensiun, dana kuliah untuk anak dan cucu, dan manfaat lainnya.

5. Bijak Menggunakan Kartu Kredit

Meski sedang mengelola keuangan, Anda tidak perlu menutup kartu kredit. Anda bisa menyiasati pinjaman dengan bijak menggunakan kartu kredit. Semakin lama usia kartu kredit dan ketepatan waktu membayar cicilan akan terekam pada skor kredit Anda. Menutup kartu kredit tentu saja merusak skor kredit Anda. Jika Anda punya kartu kredit lama dengan limit yang layak, biarkan saja karena Anda dapat memakainya untuk keperluan mendadak.

6. Negosiasikan Bunga saat Mengajukan Pinjaman

Negosiasi Bunga saat Ajukan Pinjaman

Siapa bilang bunga pinjaman tidak bisa dinegosiasikan? Caranya mudah, datang saja ke pihak bank untuk membicarakan hal tersebut. Anda bisa membicarakan terkait bunga dan tenor pinjaman. Tujuannya agar tidak mengganggu kondisi keuangan Anda secara menyeluruh. Jadi, tidak semua pendapatan dibayarkan hanya untuk cicilan.

7. Simpan Uang Receh

Jangan sepelekan uang receh. Simpanlah hasil kembalian dari warung, minimarket, dan lain sebagainya. Siapkan wadah untuk menyimpan uang receh tersebut agar tidak berceceran. Nantinya uang receh ini akan terus bertambah dan bisa digunakan saat-saat darurat, terutama di tanggal tua saat dompet mulai cekak.

Cerdas Mengatur Keuangan, Hidup Jadi Lebih Tenang

Menjaga keuangan agar tetap stabil memang terdengar mudah, tetapi realitanya tidak begitu. Butuh komitmen kuat untuk menjalankannya. Sebab tanpa komitmen, Anda akan mudah tergoda dengan berbagai halangan yang ada di depan mata sehingga dapat merusak rencana keuangan yang sudah disusun sedemikian rupa. Apalagi ini sudah memasuki tahun baru. Cerdas dalam mengatur setiap pemasukan dan pengeluaran adalah kuncinya. Tujuannya untuk mencapai masa depan keuangan yang lebih baik.

Cari Artikel Lainnya